Steffani, Harus menelan hal pahit saat dia di jebak oleh Kakak tirinya sendiri, Dengan memberikan nya kepada Tiga pria teman Kakak tirinya ini...
"Doni, Rian, Yuda.. Cepat kalian nikmati wanita ini, sampai tak tersisa!" perintah Sean Kepada Tiga Pria, teman nya itu, Sean tersenyum miring pada Fani
Mata Steffani membulat sempurna, Fani cepat menggeleng "Tidak Kak, jangan Ku-mohon , Kak Ja-jangan!" memohon pada Sean.
"Kak, Sean, Apa salahku?" lirih Steffani dengan menangis terisak
"Kau tanya apa salahmu? Salah mu itu karena kau, menolak ku!" jawab tegas Sean Kakak tiri Steffani, Yang telah menjadi kakaknya Satu Tahun ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaswidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu seseorang
Steffani bangun dari tidurnya di pagi buta, tentu ia harus ikut membereskan rumahnya yang masih ada beberapa yang berantakan, Fani pun sudah selesai menuntaskan kewajibannya.
Lalu Steffani melangkah keluar, dan sebelum memulai membersihkan rumah. Fani lebih dulu mencari Mama nya.
Rupanya Mama nya juga sedang di dapur, dan sedang membereskan yang perlu di bereskan.
''Ma!'' Fani memanggil
sang Mama menoleh ''Eh Fan, sudah bangun ''
Fani mengangguk, ''Pak Yoga nya belum bangun Ma?'' tanya Fani
''Belum Nak,'' jawab Mama
Fani menghampiri lebih mendekati Mama nya itu,
''Tumben Nak, kamu jam segini sudah keluar kamar?'' heran sang Mama, karena biasanya setelah melakukan kewajiban, Fani tak langsung Keluar kamar, bahkan kadang tidur lagi, jadi Mamanya sedikit heran.
Tapi jangan salah, karena sesekali juga sudah pasti Fani pun suka mengerjakan pekerjaan rumah, karena dia ini adalah seorang perempuan, yang nantinya juga suatu hari pasti tugasnya ini di dapur dan menjadi ibu rumah tangga..
''Fani kan mau bantu beres-beres rumah Ma!'' jawab Fani sambil tersenyum.
''Oh iya bagus kalau begitu'' ujar si Mama manggut-manggut
''Iya, yaudah Fani bereskan yang di dalamnya ya Ma!'' ujar Fani.
''Iya sayang'' Mama menjawab sambil mengangguk.
Fani pun melengos pergi sambil tangannya sudah membawa sapu.
Fani sedang menyapu lantai dekat kursi ruang keluarga, memang rumah mereka ini, tidak terlalu besar juga tak kecil, Tapi bisa di bilang semua ruangan ukurannya cukup besar.
Bertepatan dengan aktivitas Fani. Pak Yoga baru keluar dari kamar, kamar yang dulu hanya ditinggali Mama nya, kini di tempati oleh Pak Yoga juga.
Fani belum sadar kalau ada seseorang sedang menatapnya, menatap kagum padanya.
Pak Yoga melihat Fani sedang membereskan rumah, Pak Yoga tersenyum melihat Fani yang rajin juga, mau membantu pekerjaan rumah.
Saat Fani berbalik dia cukup kaget karena rupanya di belakang tubuhnya sedang ada Pak Yoga masih menatap padanya.
Fani mengangguk tersenyum pada Pak Yoga. ''Pak!'' sapanya.
''Lagi beres-beres Fan?'' tanya Pak Yoga akhirnya bersuara.
''Iya Pak, hanya bantu Mama kok.'' jawabnya
''Itu bagus loh Fan, Saya senang melihat anak yang masih mau membantu orang tuanya, di jaman sekarang.'' kata Pak Yoga.
''Benar Pak '' Fani paham
''Dimana Mama mu?'' Pak Yoga bertanya lebih tepatnya menanyakan istri barunya itu.
''Oh Mama, ada di dapur pak '' jawab Fani pun memberitahu.
''Oh yasudah, saya ke dapur ya, kamu lanjutkan pekerjaan mu.''
'''Iya Pak.'' sambil tersenyum
Dan Pak Yoga pun berjalan ke dapur menemui Mama Rina.
*
"Mau ke kampus Nak?" tanya sang Mama, datang ke kamar putrinya.
"iya Ma." Fani menatap sebentar pada Mama Rina, lalu melanjutkan lagi memasukkan keperluan kampus.
"Memang gak capek?" tanya Mama lagi , pasalnya tadi pagi kan Fani ikut membantu membereskan rumah. Takutnya Mama Fani masih lelah.
"Gak Kok Ma! cuma itu saja yang Fani kerjakan, jadi gak capek" jawabnya dengan tertawa.
"Kamu ini, yasudah kalau memang tidak capek, Mama takut saja gitu Fan, kamu lelah.!"
"Gak Ma!"
Dan setelah itu Fani pun pamit untuk pergi ke kampusnya.
Sekarang motor nya Fani sudah tidak mogok lagi, jadi Fani sudah bisa pergi dengan motornya lagi. Namun saat akan siap berangkat, ada seseorang yang menepuk pundaknya Fani.
Fani pun tak jadi memakai helm nya, ia memilih melihat dulu pada orang itu. siapakah yang tadi menepuk pundaknya.
Saat dilihatnya, mata Fani langsung melebar. Tapi kemudian seulas senyum lebar terbit di bibirnya..
"Hai, Fan!" sapa orang itu.
"Kamu!" ucap Fani.
Seseorang itu mengangguk tersenyum tentu senyum bahagia.
Jadilah kini, Fani di antarkan oleh orang tadi itu, ke kampusnya. Fani mengobrol banyak dengan nya, di perjalanan. Dan tentunya Fani tak menyangka bisa bertemu lagi dengan orang ini!.
kasiian ade kamu thu