Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan
"Mami ada ide, bagaimana kalau Kinanti kita jebak dengan seorang pria di kamar hotel? Kalau perlu buat dia sampai hamil. Bagaimana menurut kamu?"
"Mami yakin, ayahnya pasti sangat marah kalau tahu Kinanti hamil. Hal itu dapat mencemarkan nama baiknya. Setelah Kinanti diusir, kita bebas menguasai harta kekayaan ayahnya," jelas Mami Cindy.
"Lantas bagaimana caranya Mi? Kinanti itu sulit dibodohi. Aku yakin pasti dia menolak, saat aku ajak dia pergi," sahut Emeli.
"Urusan Kinanti, biar Mami saja yang urus. Tugas kamu mencari laki-laki yang mau meniduri dirinya, dan berpura-pura kalau kamu mengajak dirinya ke pesta ke klub malam. Kamu atur di sana, buat dia mabuk dan masukan obat perangsang ke minumannya," ucap Mami Cindy dan Emeli tampak menganggukkan kepalanya.
Cindy adalah ibu tiri dari Kinanti. Ibu kandung Kinanti telah meninggal saat Kinanti duduk di bangku kuliah semester awal, karena sakit. Karena sang bunda terus memikirkan suaminya yang selingkuh dan bahkan telah menikah secara siri. Cindy adalah seorang janda beranak satu, dia memiliki anak yang bernama Emeli. Kehadiran Cindy dan Emeli membuat, Ayah Johan menjadi berubah.
Terlebih saat sang ayah membawa ibu tirinya ke rumah, rumah yang awalnya terasa tenang dan penuh kasih sayang berubah menjadi sebuah neraka bagi Kinanti. Namun, Kinanti berusaha untuk bertahan untuk tetap tinggal di sana. Dia tak ingin ibu tirinya merebut semua yang ayahnya miliki.
"Kinanti," panggil Cindy ketus. Seperti biasanya, Cindy tak pernah bersikap ramah kepada Kinanti.
"Ya, Mi. Ada apa?" jawab Kinanti lembut. Kinanti memang sosok wanita yang lemah lembut.
"Jadi begini, besok malam Emeli akan menghadiri acara ulang tahun temannya di sebuah Klub malam. Mami ingin kamu menemaninya," jelas Mami Cindy.
"Ta-tapi, Mi. Aku tak biasa mengunjungi tempat seperti itu. Maaf, aku tak bisa menemani Emeli," jawab Kinanti membuat Mami Cindy merasa geram.
Dia langsung menarik rambut panjang Kinanti dengan kasar, membuat Kinanti menjerit kesakitan dan bahkan sampai meneteskan air matanya dan meminta ampun. Hal ini bukan pertama kali ibu tirinya melakukan hal itu.
Namun, setiap kali dia mengadu kepada sang ayah. Sang ayah justru memarahi dirinya. Menuduh dirinya telah mengadu domba. Rasanya tak ada artinya, Kinanti mengadu tentang kejahatan yang dilakukan ibu tirinya kepadanya.
"Ampun, Mi. Iya, Kinan akan menuruti permintaan Mami," ucap Kinanti yang kini sudah terisak tangis. Air matanya mengalir deras, dan bahkan dia menangis hingga sesenggukan.
"Nah, gitu dong! Coba dari tadi, Mami 'kan tak perlu bersikap kasar kepada kamu. Untuk urusan baju, nanti mami yang akan belikan. Kamu hanya tinggal memakainya," ucap Mami Cindy dan Kinanti hanya menganggukkan kepalanya patuh.
"Ya sudah sana, persiapkan diri kamu untuk besok malam," usir Mami Cindy sambil tersenyum sinis.
Dia yakin rencananya akan berhasil, suaminya akan mengusir anak kandungnya. Itu pertanda, kesempatan untuknya menguasai harta kekayaan Johan semakin besar. Dia berniat akan membunuh Johan secara perlahan. Jika Kinanti pergi, tak akan ada lagi yang akan menghalangi rencananya.
"Mi, pakaian ini seksi sekali. Aku tak nyaman menggunakannya. Makeup ini juga terlalu tebal," protes Kinanti. Karena Kinanti tak pernah sekalipun berpakaian seksi, dia juga tak pernah memakai riasan di wajahnya. Kinanti selalu berpakaian sederhana, dan kecantikannya alami.
"Sudah jangan protes! Mami paling tidak suka anak membangkang! Sekali-kali tak apa, agar kamu tak terlihat kampungan," ucap Mami Cindy. Hingga akhirnya mau tak mau Kinanti harus berpakaian kekurangan bahan.
Kinanti dan Emeli sudah dalam perjalanan menuju klub malam tempat Emeli akan menjebaknya. Emeli sudah menyewa seorang laki-laki untuk memper*kosanya. Emeli juga sudah menyewa sebuah kamar hotel untuk Kinanti melewati malam ini bersama laki-laki yang sudah dia sewa.
Kinanti tampak tak merasa nyaman saat berada di sana. Terlebih banyak mata pria yang memandang lapar ke arahnya.
"Em, jam berapa acara ulang tahun teman kamu?" tanya Kinanti. Dirinya sudah tampak gelisah.
"Mungkin sebentar lagi. Kamu tunggu dulu ya di sini. Aku mau pesan minuman dulu," ujar Emeli dan Kinanti mengiyakan.
Emeli memesan dua gelas wine untuk dirinya dan juga Kinanti. Tak lupa dia juga memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Kinanti.
"Selamat datang kehancuran untuk kamu," ucap Emeli yang tersenyum penuh kepuasan.
"Ini untuk kamu, dan ini untuk aku," ucap Emeli.
"Ini minuman apa, Em? Mengapa rasanya tak enak?" tanya Kinanti saat meminum minuman yang diberikan Emeli.
"Sudah minum saja! Disini hanya minuman itu saja yang ada. Coba saja sekali-kali tak apa. Nanti lama-lama kamu juga suka," ujar Emeli.
Emeli tersenyum licik, saat Kinanti sudah menenggak habis minuman yang diberikan olehnya. Perlahan tingkat kesadaran Kinanti semakin menurun, karena Emeli bukan hanya memberikan satu gelas saja. Emeli memberikan kembali, hingga Kinanti menenggak tiga gelas wine. Membuat Kinanti meracau tak jelas, dia juga sudah merasakan tubuhnya yang terasa panas.
Di tempat lain, Gio seorang CEO di perusahaan Karya Semesta sudah terlihat mabuk parah dan dalam pengaruh obat perangsang. Semua ini karena ulah temannya. Dia menjebak Gio, karena selama ini Gio tak pernah menyentuh wanita. Dia sangat anti melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.
Emeli sudah membuat tubuh Kinanti dalam keadaan polos. Setelah tugasnya selesai, dia langsung pergi meninggalkan Kinanti seorang diri. Emeli hanya tinggal menunggu laki-laki suruhannya datang.
Bertepatan itu, Gio pun sudah berada di hotel. Temannya sudah menyiapkan seorang wanita untuk dirinya. Namun, Gio justru memasuki kamar yang sudah ada Kinanti di dalamnya.
Gio tampak menelan salivanya, saat melihat tubuh Kinanti terlihat sangat indah. Jiwa kelelakian muncul. Padahal selama ini, Gio sangat anti dengan wanita. Namun, malam ini dia merasakan yang berbeda. Terlebih dirinya kini sedang dalam pengaruh obat perangsang dan dalam keadaan mabuk.
Gio sempat menatap sejenak wajah wanita cantik di hadapannya. Libidonya memuncak, dan dia butuh pelepasan. Kinanti pun terus menggodanya. Hingga malam panas pun terjadi. Gio mulai mencumbu Kinanti dengan mesra, keduanya tampak bergairah.
Gio sempat memberikan stempel di sekujur tubuh Kinanti. Tak butuh waktu lama, milik Gio kini sudah menegang. Gio mulai mengarahkan miliknya ke milik Kinanti.
"Aaahh, sakit," teriak Kinanti. Bahkan dirinya sampai meneteskan air matanya. Kinanti tampak meremas sprei. Di hentakan ketiga, Gio berhasil merenggut kehormatan Kinanti.
Darah segar mengalir dari area sensitifnya. Gio langsung mencium bibir Kinanti kembali, dan dirasa Kinanti sudah terlihat tenang, Gio mulai memompanya. Hingga akhirnya dia berhasil meninggalkan benih di rahim Kinanti. Ternyata bukan hanya sekali saja Gio melakukannya. Tak lama kemudian, dia melakukannya lagi. Membuat Kinanti tak berdaya.
Gio terbangun lebih dulu, dirinya terkejut saat melihat seorang wanita yang sedang tertidur nyenyak tanpa sehelai benang pun. Wanita itu menutupi tubuhnya hanya dengan selimut. Keterkejutan Gio semakin bertambah, saat melihat bercak darah di sprei tempat mereka tidur.
"Wanita itu masih perawan?" Gio bermonolog.
Gio tampak memegangi kepalanya yang terasa sakit, dia mencoba mengingat kejadian malam tadi dengan wanita yang berada bersamanya. Dia tak ingin memiliki masalah, hingga akhirnya Gio memutuskan untuk pergi meninggalkan Kinanti tanpa jejak, sebelum Kinanti terbangun dari tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌
2024-10-26
0
ANNTIE
/Smile/
2024-10-19
0
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-07-18
0