MENIKAHI Mr. Arrogan

Ditemani Marvin dan beberapa orangnya, Kenaan mencari Hana keliling Jakarta. Namun, sudah hampir larut ia tak menemukan apapun. Terpaksa, Kenaan pulang dalam keadaan semakin kusut dan menyedihkan.

"Apa kita perlu lapor polisi?" tanya Marvin memancing Kenaan.

"Tidak perlu, aku tidak ingin membuat mertuaku kaget karena hilangnya Hana."

Marvin mengangguk, ia berfikir sebentar lalu teringat sesuatu.

"Model rancangan terbaru perusahaan kita adalah Velys. Dan pemotretannya itu besok, mungkin aku gak bisa menemanimu mencari Hana."

"Tidak apa, kau cukup urus perusahaan dengan baik. Sekarang kita pulang!" ajak Kenaan tak berdaya.

Marvin menatap iba boss-nya. Seorang Kenaan Atharis yang tak pernah kekurangan wanita, dibuat kalang kabut oleh istrinya yang kabur.

***

Pagi hari di perusahaan.

Velys dengan langkah anggun bak model profesional memasuki lobi.

"Mba, saya Velys model yang akan pemotretan hari ini. Apakah saya bisa bertemu Tuan Kenaan?" tanyanya dengan senyum.

"Velys, model terkenal baru-baru ini karena menggantikan Mbak Hana ya?"

"Tidak, saya mana bisa dibandingkan dengan Mba Hana." Velys sebenarnya kesal mendengar penuturan wanita itu, terlepas menggantikan Hana atau tidak, ia tetap tak terima jikalau nama Hana dikaitkan dengan ketenarannya.

"Maaf aku telat." Marisa menghampiri Velys. Setelah berhasil membuat karir Hana berakhir, ia sekarang memilih menjadi manager sekaligus assisten Velys.

Velys mengangguk, ia lantas bersama Marisa berjalan arah lift yang akan membawanya ke lantai dimana ruangan Kenaan berada.

"Ku dengar istri Pak Kenaan kabur," ujar salah satu karyawan wanita.

Clarine tersenyum pada rekannya, "bukan kabur, mungkin memang sudah waktunya Pak Kenaan membuangnya." Jawaban Clarine tak luput dari pendengaran Velys.

"Kau dengar itu, Marisa? Bahkan dia dibuang oleh suaminya sendiri. Aku yakin, Kak Hana pasti sangat menderita menikah dengan kakak iparku." Velys tersenyum lebar.

"Hm, apa kau yakin?" tanya Marisa ragu, jikalau Tuan muda Kenaan mencampakkan Hana begitu saja. Bukankah di acara pernikahan mereka tampak seperti sepasang yang sempurna. Yang satu, tampan dan kaya raya dan yang satu cantik jelita.

"Kemarin kakak ipar datang ke rumah." Velys menyeringai. Mereka masuk ke dalam lift.

"Dia datang sendiri, dia bilang Kak Hana hamil jadi tidak ikut."

Marisa masih diam mendengarkan ucapan Velys dengan seksama.

"Aku yakin mereka sedang tidak baik-baik saja. Biarin, orang seperti Kak Hana gak pantas dapatin siapapun. Aku Velys, bukan cuma akan mengejar Arka tapi juga merebut satu persatu apa yang Kakakku punya."

Lift berhenti mengantarkan mereka pada seseorang yang ternyata menunggu mereka untuk masuk ke ruang pemotretan. Sungguh Velys tak pernah menyangka jika suami kakak tirinya mempunyai perusahaan sebesar ini. Namun, hingga sesi pemotretan selesai, ia sama sekali tak melihat batang hidung kakak iparnya.

"Terima kasih Nona Velys atas kerja samanya, saya yakin rancangan terbaru perusahaan ini akan menjadi rancangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan Atharis." Marvin menjabat tangan Velys dengan senyum, meski agaknya ia sedikit tak puas karena jika dibandingkan dengan Hana, Velys sama sekali tak ada apa-apanya dari segi pesona tubuh dan gaya.

"Sama-sama, saya jadi tak sabar menantikan hasilnya. Saya harap, kakak ipar tidak akan kapok menjadikan saya salah satu model pilihannya."

Dalam hati Marvin berdecih, ia tahu betul seperti apa adiknya Hana. Selain licik, ternyata Velys adalah wanita bermuka dua.

"Sungguh aku tak habis fikir kenapa Kenaan kekeh memilih wanita itu sebagai model. Ck! Aku harap, dia segera menyadari kesalahan fatalnya pada Hana. Dan saat itu tiba, barulah aku akan memberitahu semuanya!" batin Marvin setelah melihat punggung Velys dan managernya menghilang.

Selain bisa diandalkan, ia juga menyimpan rahasia banyak orang. Marvin kerap kali menukarnya dengan uang sekalipun itu dengan Kenaan. Baginya, uang adalah apresiasi terbaik dari otak pintarnya. Sekalipun saat ini seseorang tengah menutup informasi tentang Hana, sangat mudah baginya untuk mengetahui dimana keberadaan istri bossnya itu berada.

"Hallo, sementara awasi terus dan dalam keadaan aman." Marvin menghubungi orang kepercayaannya.

"Baik-baik, tapi ingat jangan sampai dia curiga. Sampai waktunya tiba, aku sendiri yang akan membuat boss bertemu dengannya."

Marvin mematikan ponsel lalu memasukkannya ke dalam saku jass.

"Lebih baik aku cek kondisi Kenaan. Sudah waktunya makan siang, barangkali ia butuh sesuatu!" batin Marvin lalu masuk ke dalam lift untuk turun ke lobi perusahaan.

***

"Mama kecewa sama kamu! Dari awal, Mama sudah bilang bukan? Jaga Hana, jangan sampai kamu membuat Mama kecewa dengan bersikap buruk padanya." Marry tak kuasa menahan kecewa pada Kenaan saat tahu Hana kabur karena sikap kasar putranya.

Bukan hanya kasar suara, bahkan Kenaan mengakui semua kesalahannya.

"Aku begini karena Hana, Ma!" elak Kenaan membela diri.

"Aku tahu aku salah. Tapi Hana juga salah, dia mengajakku menikah karena uang."

"Semua orang punya pilihan Kenaan. Tapi, selain ada alasan utama tentu ada alasan lain yang membuat Hana melakukan tindakan impulsif menyetujui pernikahan kalian." Marry menghela napas, ia menatap Kenaan.

"Apapun itu, tetap saja. Seharusnya kita semua cukup menikah dengan orang yang kita cintai atau sebaliknya," protes Kenaan. Dimarahi sang Mama membuat tubuhnya semakin lemah dan ia malah bersikap childish.

"Ya, iya. Tapi Mama yakin Hana menyukaimu! Itulah sebabnya..."

"Tidak mungkin, Hana punya kekasih! Mama jangan lupa dengan foto-foto mesranya bersama Arka di berbagai tempat!" ketus Kenaan.

"Kenaan, kamu tahu beberapa bulan yang lalu kamu pernah melakukan kesalahan secara tidak sadar. Mungkin, menurutmu kesalahan seperti itu sudah terlalu biasa dan sudah sering kamu lakukan. Tapi bagaimana jika kamu di posisi wanita?"

"Langsung saja, Ma. Perutku mual mendengar Mama marah dari tadi," gerutu Kenaan.

"Kamu..." Marry menatap tajam sang putra.

Marvin masuk saat mendengar perdebatan Kenaan dan Mamanya.

"Maaf, Tante. Kenaan terkena Sindrom couvade, dimana Hana saat ini sedang hamil dan Kenaan yang mual-mual. Bahkan dari kemarin Kenaan hanya makan beberapa suap karena tidak berselera dan selalu mual."

"Oke, oke. Langsung saja, Mama akan mengatakan langsung supaya kamu sadar sekarang juga. Beberapa bulan yang lalu saat kamu mabuk di club malam kamu tanpa sadar sudah mengambil kesucian seseorang! Dan kamu tahu? Wanita itu adalah Hana. Mama tahu persis wanita itu Hana karena Mama yang menyuruh Aiden mengurus semuanya," terang Marry.

"Apa?"

"Apalagi? Mama sudah lihat semua perlakuan kamu ke Hana. Jadi, sampai kamu tidak bisa menemukan menantu Mama! Jangan harap kamu kembali lagi ke perusahaan." Marry keluar kamar Kenaan dengan perasaan dongkol tapi juga lega karena sudah memberitahu Kenaan perihal masalalu Hana.

Kenaan terdiam, tatapan matanya kosong mendengar kenyataan menghantamnya bertubi-tubi. Tentang Hana yang hamil, Arka yang asetnya tak berfungsi dan sekarang kejadian beberapa bulan lalu yang sering menjadi mimpi buruknya terungkap.

Sialnya, wanita malang itu adalah Hana. Membuat daftar rentetan kesalahannya pada sang istri semakin memanjang.

"Hana!" pekik Kenaan.