"Sejak kapan kamu selingkuh sama adikku mas? JAWAB!!!" Bentaknya pada sang suami
"Dua bulan ini." Jawab nya lirih.
Kayla baru saja mengetahui fakta mengejutkan, suaminya selingkuh dengan adiknya sendiri. Orang yang dia tampung di rumahnya, menjadi benalu bagi rumah tangganya.
Anaknya yang baru berumur 4 tahun harus tiada akibat keracunan dan membuat Kayla sangat depresi hingga berakhir dirinya meninggal akibat tertabrak mobil.
Namun siapa sangka, Kayla kembali terbangun 6 bulan sebelum dirinya mengetahui sang suami selingkuh.
"Aku akan mengubah semuanya, masih ada waktu 4 bulan sebelum hal itu terjadi," (- Kayla Meishana Dominique)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimas mengetahui Fakta yang sebenarnya
Aksa berdiri di depan ruang UGD dengan perasaan cemas, berkali-kali dirinya mondar mandir karena mengkhawatirkan sang istri.
"Tolong bertahan, bertahan sebentar lagi. Aku mohon ... aku akan menyelesaikan dengan cepat," ujar Aksa dengan suara bergetar menahan tangis.
Cklek!
Aksa segera berbalik dan mendapati dokter ke luar sambil membuka maskernya.
"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" Panik Aksa.
"Anda suaminya?" Tanya Dokter tersebut.
Ingin rasanya Aksa mengumpat karena pertanyaan dokter tersebut yang tidak ada faedahnya.
"Begini, istri anda mengalami kelelahan dan stres yang berlebih yang mengakibatkan tubuhnya lemah. Untung saja kandungannya kuat sehingga ...,"
Aksa memegang lengan sang dokter dengan refkeks, dia tak menyangka jika dokter menyebut kata kandungan.
"Tunggu, kandungan? maksudnya istri saya jamil?" Tanya Aksa memastikan.
Dengan senyum mengembang, dokter itu oun mengangguk sambil tersenyum dan memaklumi sikap Aksa yang merasa kaget.
"Tapi dok, dia sedang datang bulan," ujar Aksa dengan heran.
"Sepertinya bukan darah mentruasi melainkan flek, hal itu biasa terjadi bagi seorang ibu yang sedang hamil muda." Terang sang dokter.
Tangan Aksa terjatuh di sisi tubuhnya, dia merasa panik sekaligus lega. panik karena tak mengetahui kehamilan sang istri sedari awal, dan lega karena calon anaknya baik-baik saja.
"Mohon untuk tidak membebaninya dengan banyak pikiran. Kami akan memindahkan. istri anda ke ruang rawat " Terang sang dokter.
"Hm, tempatkan istri saya di kamar VIP. Berikan layanan yang terbaik." Pinta Aksa.
"Baik," ujar sang dokter.
Dokter itu pun pamit pergi, dan tak lama setelahnya brankar Kayla keluar dari ruangan tersebut.
"Sayang!" Seru Aksa.
"Maaf pak, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat," ujar salah satu Suster yang mendorong brankar.
Aksa pun menyingkir dan memberi para suster ruang untuk membawa sang istri ke ruang rawat.
"AKSA!"
Saat Aksa akan mengikuti brankar istrinya, dia terkejut mendengar panggilan dari sang mamah. Dia pun menoleh dan mendapati sang mamah dan sang ayah yang berlari menghampiri nya.
"Mana Kayla?" To the point sang mamah.
"Baru aja keluar dari UGD, sekarang lagi di bawa ke ruang rawat." Jawab Aksa.
Dara melirik ke arah samping putranya, dia melihat para suster yang mendorong brankar Kayla. Dengan gerakan cepat, Dara berlari menghampiri brankar itu.
Saat Aksa ingin mengikuti Dara, dia terlebih dahulu di tarik oleh Dimas. Wajah Dimas terlihat serius, sementara wajah Aksa tampan khawatir dengan keadaan istrinya.
"Apa sih yah? aku mau lihat istriku loh," ujar Aksa dengan kesal.
"Jawab jujur! kami punya hubungan apa sama Vania?!" Sentak Dimas dengan menatap tajam putranya.
Aksa tampak membulatkan matanya, tubuhnya tiba-tiba terasa kaku dan sulit bergerak. Ketakutan dalam dirinya menyeruak ke dalam relung hatinya.
"Ayah tahu dari mana?" Tanya Aksa dengan takut.
"Tahu dari mana? berarti benar jika kamu dan Vania memiliki hubungan? bahkan sebentar lagi kalian akan memiliki anak?!" Bentak Dimas.
Aksa tertunduk, dia tak berani menatap sang ayah yang kini sangat marah.
"Kalau begitu, ceraikan Kayla!"
JDERR!!
Jantung Aksa berdetak hebat, bukan karena jatuh cinta melainkan karena rasa takut. Dia tak bisa jauh dari sang istri, dia tak bisa terpisah dari sang istri.
"Eng-enggak yah enggak! aku gak mau!" Tolak Aksa dengan tegas.
Dimas tersenyum miring, dengan tatapan datarnya dia mengejek sang putra.
"Gak mau? jangan rakus Aksa, setidaknya kamu pilih salah satu dari keduanya," ujar Dimas.
"Aku enggak akan mau bercerai dari Kayla yah!" Tegas Aksa.
"Oh, itu artinya kau akan melepaskan Vania beserta bayinya?" Tanya Dimas.
Aksa terdiam, melihat putranya terdiam Dimas sudah tahu jawabannya. Dia oun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo, ya Tio."
Aksa yang mendengar nama Tio pun seketika melebarkan matanya. Nama itu adalah nama pengacara sang ayah, itu artinya sang ayah serius dengan ucapannya yang ingin memisahkannya dari sang istri.
"Yah, setidaknya dengarkan dulu penjelasan ku," ujar Aksa dengan memelas
Dimas hanya melirik sekilas, setelah itu dia melanjutkan acara menelfonnya.
"Yah!"
Lagi-lagi Dimas tak mendengarkan, Aksa pun menjadi sangat geram. Sejenak dia menutup matanya dan kembali membukanya.
"Vania hamil anaknya Arsya!" Lantang Aksa.
Dimas yang sedang mengobrol pun mendadak terdiam, netranya membulat sempurna menatap putranya. Tangannya melemas hingga dia menyingkirkan ponselnya dari telinganya.
"Apa katamu?" Tanya DImas untuk memastikan perkataan sang putra.
"Ya ... Vania hamil anak Arsya, dia mengancam akan melenyapkan bayinya jika aku tidak mau bertunangan dengannya." Lirih Aksa.
Waktu terasa terhenti, Dimas sungguh merasa terkejut jika Vania mempermainkan kedua putranya.
"Se-sekarang ... mana Arsya? dimana dia!" Bentak Dimas.
Aksa memilih untuk menceritakan apa yang terjadi pada sang kembaran. Dia menarik nafas dan membuangnya untuk menetralkan degup jantungnya.
"Saat itu ...,"
Flashback On.
PLAK!
"Gara-gara kamu, aku tidak bisa mendapatkan kak Aksa! gara-gara janin ini, aku kehilangan semuanya!" Bentak Vania pada seorang laki-laki yang tak lain adalah Arsya.
Wajah Arsya tertoleh ke samping, pipinya terasa sangat perih. Namun, dirinya terasa di rendahkan oleh wanita di depannya.
"Kenapa aku yang kamu salahkan? seharusnya kamu salahin diri kamu sendiri! kamu menjebak kakakku dan si4l nya aku yang kena! DASAR WANITA RUBAH!" Marah Arsya.
"KAU!!"
Keduanya saling menatap tajam, Arsya maupun Vania sama-sama berdiri di atas ego mereka.
"Oke, kita lupakan apa.yang terjadi. Aku akan melenyapkan janin ini, dengan begitu kita sama-sama aman!" Usul Vania.
Arsya tentu saja merasa tak menyangka dengan ide g1la wanita di depannya. Bagaimana oun juga itu adalah anaknya, Arsya juga masih memiliki hati.
"Kamu gak waras? dia bayi kamu! anak kita! dia gak salah!" Sentak Arsya.
"Dia gak salah, tapi dia hadir di waktu yang salah Arsya!" Seru Vania.
Arsya menyisir rambutnya kasar, wanita di depannya benar-benar menguji emosinya.
"Kita akhiri semua! lupakan apa yang terjadi dan jangan pernah kembali mengungkitnya!" Ujar Vania dan berlari ke luar dari kafe yang saat ini mereka tempati.
Karena takut Vania nekat melenyapkan janinnya, Arsya segera lari menyusul. Sesampainya di pinggir jalan raya, Arsya membulatkan matanya saat melihat Vania yang berdiri di tengah jalan sambil merentangkan tangannya.
"VANIAA!!"
Arsya berteriak, tetapi Vania tak menggubrisnya. Hingga netranya melihat mobik truk mengarah pada Vania, seketika Arsya berlari ke arah Vania.
Arsya mendorong Vania, sehingga dirinya lah yang tertabrak dan terpental hingga tubuhnya jatuh di atas mobil yang terparkir karena sangking kencangnya mobik tersebut.
SOpir truk tersebut tak melihat keberadaan Arsya sebab dirinya tengah memainkan ponsel dan tak fokus menyetir.
Sedangkan Vania, dia tampak pingsan dengan kepala yang terbentur pembatas jalan.
Aksa yang baru saja akan menyusul sang kembaran seketika di buat tercengang dengan keadaan mengenaskan sang kembaran.
"ARSYAAA!!"
"ARSYAAA!!"
Aksa berlari, dia melihat Arsya yang masih membuka matanya sambil menatap ke arah langit. Kepala Arsya sudah berlumuran darah, tubuhnya luka-luka terkena serpihan kaca mobil.
"Ar ... Arsya ...." Lirih Aksa.
Dengan tangannya yang gemetar, Aksa menyentuh pipi sang adik.
"Ka-kak ... Van ... Va-nia ha-hamil anakku. To-tolong selamatkan anakku. Ja-jangan sampai dia me-melenyapkannya."
Setelah mengatakan itu, Arsya langsung tak sadarkan diri. Sehingga Aksa menjadi panik bukan main, dia menatap sekitar sekiranya ada orang uang bisa membantunya.
"MENGAPA KALIAN DIAM SAJA! TELPON AMBULAN!!" Teriak Aksa memarahi orang sekitar yang hanya menonton saja.
Aksa menangis di samping tubuh sang adik hingga ambulan.
Flashback Off.
"Arsya di nyatakan koma, aku sengaja menyembunyikannya dari kalian karena aku pikir dia akan sadar tak akan kama lagi. Sejak itu, aku berusaha bernegoisasi dengan Vania untuk menjalankan keinginan Arsya. BAgaimana oun juga anak itu keturunan Damian," Ujar Aksa.
Mendadak oksigen terasa menipis mengetahui fakta tentang sang anak yang mengalami koma.
"Aku mohon yah, sabarlah sebentar lagi. Sebentar lagi Arsya akan sadar dan aku akan menyerahkan urusan tentang Vania padanya. Tolong bantu aku, jangan pisahkan aku dengan anak istriku. Aku hanya menjalankan perintah dari kembaranku." Lirihnya.
HEEE ... ada yang tau cara ngembaliin file yang hilang gak dia microsoft word? Tadi sore sehabis selesai kerja niat hati mau buat up, sengaja nulis di sana supaya sekali up 5 bab eh pas tulis bab yang ke 3 aku ninggalin ponsel sebentar buat ke warung. Balik-balik ternyata udah di mainin sepupu bocil, dengan panik aku ambil dan ternyata beneran hilang gak ke save gimana dong😭😭
aku udah cari cari di daftar gak ada, langsung lemes aku buat tiga jam hilang dalam menit😭😭. Dadakan aku buat lagi, dan hanya ini yang ku ingat.
Sabar yah kawan, besok deh sebagai gantinya aku up 5 bab. Bener deh🥲
🙏👍❤