Kehancuran bagi seorang perempuan yang selalu menjaga kesuciannya, apabila mereka dinodai oleh seorang laki laki secara paksa.
Seorang gadis yang hidup sebatang kara adalah gadis malang yang berusaha untuk hidup hanya demi membuktikan kepada almarhum kedua orangtuanya jika dia bisa sukses.
Tapi suatu ketika, saat dia pergi untuk melamar pekerjaan tapi sayang sekali, hanya karyawan OB yang masih kurang dan Gadis tersebutpun tidak menolaknya.
Soreh hari dimana karyawan sudah pulang, Gadis tersebut masih setia disana, membersihkan satu per satu ruangan, tapi dia memasuki ruangan yang tidak ia ketahui bahwa itu adalah kamar CIO.
Gadis malang tersebut membaringkan badannya di kasur empuk tersebut hingga dia tak sengaja tertidur.
Seseorang masuk dengan keadaan mabuk berat, dia dengan nafsunya melihat wanita yang sedang tidur di tempat tidurnya, dengan mata yang sudah dipenuhi nafsu dan amarah dia memperkosa gadis tersebut dalam keadaan tidak stabil.
"Dasar pria brengsek,!" teriak gadis malang tersebut.
"Aku minta maaf, aku sungguh tidak sengaja," jawab laki-laki tersebut.
"Aku dalam keadaan mabuk berat tadi malam," lanjut pria tersebut.
apakah kisah mereka seperti apa, jika anda penasaran langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thalib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berangkat
Mereka semua sudah berangkat ke sana, Naya saat ini hanya ingin cepat sampai untuk memeluk sahabatnya dan memarahinya jika dia bisa marah kepada sahabatnya sendiri.
Butuh beberapa lama perjalanan hingga mereka sampai di tempat yang di tunjukkan oleh Gavin.
“Apa kita akan langsung bertemu, ini sudah malam,” ucap papi nya tapi Naya dengan cepat turun dan melangkah ke rumah kontrakan sederhana tersebut dengan air mata yang sudah menetes, mau tidak mau kedua pasangan suami istri itu pun ikut turun melihat Naya yang sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan sahabat nya.
Tok
Tok
Tok
Ketokan pintu beberapa kali yang di lakukan oleh Naya dan tak lama pintu terbuka oleh perempuan yang masih menggunakan daster tersebut, tanpa berkata apapun Naya langsung memeluk sahabatnya tersebut dengan isakan tangis yang semakin menjadi-jadi.
Aila terdiam, sangat kaget dengan kehadiran sahabat nya, dia juga meneteskan air matanya dan membalas pelukan Naya.
“Kenapa kamu pergi tidak memberitahu ku Aila, aku sangat merindukanmu hiks..hiks., aku minta maaf tidak pernah mengatakan asal usul ku yang sebenarnya hiks..hiks,” ucap Naya membuat Aila hanya terdiam dengan air mata yang juga sudah mengalir deras.
“Aku minta maaf Aila” ucap Naya lirih.
“Aku yang harusnya minta maaf, aku membuat mu sangat khawatir,” ucap Aila melepaskan pelukannya dan berusaha tersenyum ke arah sahabat nya tersebut.
Aila menatap kedua orang tersebut tapi ia enggan untuk menanyakan nya, dia menyuruh mereka untuk masuk terlebih dahulu.
“Silahkan masuk Nay, Om dan Tante, tapi maaf rumah saya kecil, dan kurang nyaman,” ucap Aila sopan.
“Terimakasih,” ucap pak Andhra mulai gugup.
Mereka semua duduk di atas tikar di lantai, tidak ada sofa didalam kontrakan tersebut.
“Maaf, hanya ini yang saya punya,” ucap lagi Aila sopan dan hanya di angguki oleh mereka dengan senyuman ramah.
Seseorang bocah datang dengan dot menempel di mulutnya.
“Mommy,”ucap Zean meminta untuk di gendong.
Aila segera menggendong putranya tersebut, mata Zean terus menatap ketiga orang yang sangat asing baginya.
“Mommy, Tante cama Om ini ciapa,? Tanya Zean dengan wajah imut nya sambil menunjuk ke arah ketiga orang tersebut.
“ehh, Ndak boleh seperti itu,” ucap Aila membuat Zean kembali diam dan menikmati susunya.
“Mommy, Adek takut,” teriak Dean berlari ke arah mereka dan langsung memeluk Naya yang dia kira adalah Mommy nya.
Naya dengan senang langsung menggendong nya, mata Dean menatap mommy nya yang sedang menggendong kakaknya, membuat nya berteriak.
“Ahhggg, antuuu” teriak Dean membuat Aila dan ketiganya tertawa.
Dean menoleh ke arah yang menggendong nya dan ternyata adalah orang yang tidak ia kenali nya.
“Tante ciapa,?” tanya Dean dengan polosnya.
“Hahahaha anak mu sangat menggemaskan,” ucap Naya mencium beberapa kali pipi gembul Dean.
Mami Karla sangat gatal ingin menggendong dan mencium mereka tapi dia masih kurang enak kepada Aila.
“Naya,” bisik mami Karla mengedipkan matanya tanda dia ingin meminta anak tersebut untuk digendong nya.
Naya yang mengerti langsung memberikan nya kepada mami Karla membuat Dean kesal.
“Kenapa cih, udah calah mommy, cekarang di kacih ke Tante ini lagi, kaya main bola,” ucap Dean kesal membuat mereka tertawa mendengar ocehan Dean.
“Mommy, kakak juga mau di gendong cama Tante itu,” ucap Zean menunjuk ke arah Naya.
“Nih Nay, ambil semuanya hahaha,” ucap Aila.
“Tante, kenapa Kakak balu liat Tante,?” tanya Zean.
“Hummn kerena baru datang,” ucap Naya mencium pipinya sangat gemes dengannya.
“Memang Tante dali mana,?” tanya lagi Zean.
“Dari jauh,” jawab Naya.
Mami Karla juga tak henti hentinya mencium pipi Dean, membuat Dean merengek minta tolong.
“Mommy, Om tolong, pipi Adek nanti abic,” ucap Dean membuat pak Andhra segera merebutnya dengan paksa.
“Ahhahaha geli om, kumic om nucuk,” ucap Dean berusaha menjauhkan wajah pak Andhra dari pipinya.
Istrinya kembali merebut Dean membuat suaminya sangat kesal padanya, tapi ia hanya diam menatap kesal ke arah nya.
“Mommy, tolongg,” ucap Dean dengan suara pasrahnya.
“Siapa suruh salah Mommy,” ucap Aila.
“Astaga, maaf, saya lupa buat minum,” ucap Aila dan langsung melangkah pergi tanpa mendengar penolakan mereka.
“Mommy, tolong dulu,” ucap Dean tapi tidak didengarkan.
Saat Aila sudah pergi kedua orang tua tersebut merebut kan anak kembar untuk di gendong nya, membuat Dean dan Zean hanya bisa pasrah, Naya juga tidak ingin jika dia tidak menggendong.
“Naya, berikan padaku, kamu tidak malu malu lagi, sedangkan kami mungkin hanya sementara menggendong mereka,” ucap Mami Karla dan dengan terpaksa memberikan Zean kepada mami Karla.
“Aduh, om cama Tante ciapa cih, kakak bukan bola,” ucap Zean.
“Papi tukaran,” ucap mami Karla dan di angguki oleh suaminya, mereka berdua pun seperti tukar tambah barang disana.
Naya hanya bisa menonton mereka berdua, melihat wajah pasrah kedua bocah tersebut membuat nya tertawa.
“Hahaha kasihan sekali kalian nak,” ucap Naya.
Dengan cepat Mami Karla mangambil ponselnya dan Selfi bersama kedua anak kembar tersebut, suaminya pun tak mau kalah.
“Ya ampun, mami, papi.” Ucap Naya sangat pusing melihat mereka.
“Naya bisakah kamu berbohong saja dulu jika Aila bertanya tentang kami, kamu jawab saja jika kami orang tuamu, biar kami bisa sering datang kesini,” ucap Mami Karla membuat Naya hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran mami Karla.
“Benar Nay, kata mami,” ucap suaminya membenarkan.