Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.
Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?
Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..
Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh tiga
Sosok itu tersenyum menyeringai, dan menelan batu delima hitam tersebut dengan cepat.
Adhisti tercengang melihatnya. Ia sangat kesal dan itu merupakan batu delima hitam yang diinginkannya, dan menjadi tahap awal untuk ia kembali seperti sedia kala, setidaknya memulihkan kulitnya yang memenuhi seluruh tubuhnya.
Adhisti menghunuskan ujung tombaknya, dan ia menyerang sosok tersebut, dan akan merebut kembali batu delima itu dari Siluman Elang yang sudah membuatnya sangat marah.
Namun disisi lain, ia ingin menghabisi sosok itu dengan tujuan untuk menyelamatkan puterinya Dewi Pandita yang saat ini sedang berada dalam penyekapannya.
Wuuuush
Ujung senjata berupa tombak itu melesat kewajah sang Elang, namun ia berhasil menghindarinya.
Melihat hal tersebut, Adhisti tak ingin menyerah, ia kembali mengayunkan ujung tombaknya, lalu memutar tubuhnya dan menghujamkannya ke arah sang Elang.
Namun, sosok itu berkelit ke udara, lalu memberikan satu cakaran dan mengenai lengan Adhisti yang membuat luka cukup parah.
"Aaaaargh,"Adhisti mengerang kesakitan. Ia melihat darah merembes keluar dari luka cakaran tersebut. Saat bersamaan, sosok itu melesat terbang, dan Adhisti berusaha mengejarnya.
Saat ia akan melesat, terdengar dalam samar suara Dewi Asri yang merintih dalam pesakitan, ia seolah sedang sekarat.
Adhisti kembali dilema. Ia menatap langit malam yang menyembulkan supermoon cukup besar namu ia kembali melirik ke arah rumahnya, dan ia memutuskan untuk melihat sejenak kondisi sang ibunda.
Ia melesat masuk ke dalam rumah panggung, lalu memeriksa kondisi Dewi Asri yang terlihat cukup kritis. Cairan pekat berwarna hijau masih keluar dari luka yang berada diperutnya.
"Ibu, aku kan menyelamatkanmu," ucapnya dengan rasa khawatir.
"Pergilah, selamatkan Dewi Pandita. ia lebih membutuhkanmu, aku bisa mengatasi diriku." Dewi Asri menepis tangan Adhisti dan memintanya untuk pergi.
"Tapi---,"
"Pergilah!" usir Dewi Asri dengan wajahnya yang pucat.
Ditengah kebimbangannya, Adhisti harus memilih antara baktinya pada sang ibunda atau cintanya pada puteri kecilnya.
"Baktiku padamu tak kan pernah habis, dan begitu juga cintaku pada puteriku juga abadi, tapi aku juga tidak tega melihatmu dalam kondisi seperti ini, aku akan memberikan energiku padamu untuk membuat ibu bertahan." Adhisti menggerakkan kedua tangannya, lalu mengatup didepan dada sembari memejamkan matanya.
Tak berselang lama, menempelkan telapak tangannya pada punggung san ibunda, lalu menyalurkan sebuah energi yang dilingkupi oleh cahaya kuning keemasan dan membalut tubuh Dewi Asri.
Braaak
Adhisti tersentak kaget. Ia melepaskan tangannya, ia tidak bisa memberikan semua energinya yang tersisa, sebab ia harus menyelamatkan Dewi Pandita.
Terlihat Dewi Asri mulai membaik, namun Adhisti merasa sedikit lemah karena sudah memberikan sebagian energinya pada sang ibunda.
Melihat kondisi ibundanya yang tampak membaik, ia keluar dari ruang kamar dan melirik luka dilengannya. Ia merobek sedikit ujung jubahnya, lau mengikat luka tersebut.
Nafasnya tersengal, dan ibarat sebuah batrei ponsel, maka ia hanya memiliki daya tujuh belas persen saja.
Akan tetapi, ia tak akan membiarkan puterinya harus mati begitu saja ditangan Siluman Elang Putih yang saat inj pasti sedang melakukan ritual persembahan.
Adhisti melesat mengendus aroma tubuh puterinya, lalu menuju tempat persembunyian sang Siluman Elang Putih.
Dengan tombak ditangannya, ia bersiap menghabisi lawannya, tidak perduli jika ia yang harus menjadi korbannya.
Sesaat ia merasakan jika aroma tubuh puterinya sudah semakin dekat, itu sangat dapat ia rasakan.
Ia mempercepat pencariannya, dan saat ini ia melihat jika Dewi Pandita sedang dibaringkan diatas sebuah meja datar yang terbuat dari batuan cadas.
Kedua tangan dan kakinya diikat pada setiap sudut meja menggunakan sebuah besi yang dibentuk sedemikian rupa.
Sosok itu menghunuskan sebilah pedang menunjuk kearah langit, tepatnya pada Supermoon yang saat ini sedang bersinar sangat terang.
Ujung pedangnya berkilau saat tertimpa cahaya rembulan, dan ia menarik pedangnya, lalu menghujamkannya pada Dewi Pandita yang sedari tadi bergerak memberontak.
Traaaang
Sebuah tombak melesat dan mengenai ujung mata pedang yang hampir saja menyentuh kulit dada yang tepatnya pada area jantung.
Pedang itu bergeser dari posisinya, namun masih pada genggaman sang Siluman Elang.
"Hah!" ia tersentak kaget, dan menatap penuh amarah pada sosok wanita yang telah berdiri tak jauh dari sisi meja.
Wanita itu adalah Adhisti. Ia datang untuk menyelamatkan puterinya, meskipun energinya saat ini sudah sangat lemah.
Dewi Pandita yang mengetahui kedatangan sang ibu tersenyum, meskipun ia merasa jika ibundanya sedang tidak baik-baik saja.
Adhisti menatap sosok Elang Putih itu dengan tatapan tajam. Nafasnya tersengal, ia seolah sedang mengumpulkan semua tenaganya yang tersisa.
Sosok Elang Putih itu kembali melayangkan pedangnya, lalu menyerang Adhisti dengan mengayunkan pedangnya.
Wuuuuussh
Traaaang
Suara benda tajam itu saling beradu dan sang Elang tak ingin kehilangan kesempatan ini. Ia harus menyelesaikan malam ini juga.
Wuuuussh
Suara hunusan pedang dari sang Siluman Elang Putih yang menuju ke arah wajah Adhisti, namun wanita itu berhasil menghindarinya.
Sang Elang kembali menyerang, ia melompat terbang keudara, dan mengayunkan pedangnya dengan gerakan menebas kearah tubuh Adhisti.
Dengan sigap wanita itu menangkis dengan batang tombaknya, dan mata pedang tertahan dibatang tombak.
Sosok itu terus menekan pedangnya dan membuat Adhisti harus menahannya dengan sekuat tenaga.
Sosok Elang itu terus saja menekannya hingga membuat Adhisti bergerak mundur dengan posisi tubuh Elang yang menukik diudara dan terus mendorong lawannya dengan sangat kuat.
Braaaaak
Tubuh Adhisti menghempas sebatang pohon, dan itu membuatnya berhenti, sehingga Sang Elang Siluman semakin menekan pedangnya dan membuat Adhisti kehabisan tenaga dan tangannya bergerak mundur hingga pedang hampir menyentuh ujung hidungnya.
Tap
Adhisti berhasil menekan pedang itu hingga menjauh darinya, dan ia bergerak menghindar hingga membuat mata pedang menyentuh batang pohon.
Adhisti meraskan kepalanya sangat pusing, dan pandangannya mengabur.
Sang Siluman Elang kembali menyerang, lalu menebaskan kembali pedangnya.
Craaaaaas
Kali ini mengenai pundak Adhisti dan membuat luka yang cukup parah dan darah mengalir dari lukanya.
Adhisti terhuyung sembari memegangi luka tersebut, pandangannya semakin mengabur, namun ia terus berusaha untuk tetap.sadar dan memberikan perlawanan pada sosok Siluman Elang.
Adhisti menopang tubuhnya yang hampir rubuh dengan batang tombak. Ia berjongkok dengan lutut kanannya menyentuh tanah, nafasnya tersengal dengan deru nafas yang tidak beraturan.
Buuuuuugh
Sang Siluman Elang Putih menendang Adhisti hingga terjungkal, dan tombaknya terpental dari genggamannya. Ia tergeletak dengan tak berdaya, pandangannya hampir menggelap.
"Ibu," panggil Dewi Pandita dengan suara yang lirih, dan itu masih terdengar ditelinga Adhisti.
Ia mencoba menggerakkan jemarinya, mengumpulkan segala kekuatannya, namun ia seperti kehabisan energinya.
"Dita," gumamnya dengan lirih ditengah keterpurukannya.
Saat bersamaan, Siluman Elang melesat cepat dan mendarat tepat dihadapannya.
Ben ora mumet trs sirahe 🤣🤣
tgu aja kk siti bikin kek mana terhadpa merka berdua jd tgl tgu Ja ya kannn
kalian diciptakan di dunia yang berbeda...
berdoa saja semoga cinta memihak kalian berdua...
di buat gregetan terus huhuuu..
ingin segera rasanya kenzo sadar klo yg di rumahmu itu istrimu..
pindimint dingin2 empoek.. wkwkwkwkkk...
nahhh yoooo piye kiiiieeee🤣🤣🤣🤣🤣
kamu gak mo jujur sama laki mu , tp kamu gak mo cemburu Krn laki mu terangsang dg mu ,,, aneh kaaan ❓🤔
gmn Kenzo tahu klu yg pakai jubah itu kamu , Adisty 🤦🤦🤣🤣
Adisty yaaa lgian lucu ,,, knp pula hrs cemburu pd diri sendiri ,,, gmn si Kenzo tahu klu kamu itu istrinya yg sdh pergi ,,, mmg dg semuanya tertutup bgtu , laki mu tahu ,, aneh kn kamu itu 🤦🤦🤦🤦
mknya gsah egois trs ,, tggl ngomong ja apa sich susah nya ,,, dari pd nyeseeeeek ja tu hari ,, ribet di buat sendri sich ,,,, bgtu ja Kok repot ... bgtu ja kok di buat ribeeeet 😡🤬