NovelToon NovelToon
Dia Bukan Gadis Biasa

Dia Bukan Gadis Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Cintamanis / Contest / Balas Dendam / Chicklit / Tamat
Popularitas:605.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.


Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.


Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.



***

Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.


Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Milan

🌟 Jangan lupa LIKE, FAVORIT, dan RATE 🌟

Mendung menggantung di hamparan langit siang. Seorang gadis yang menahan kesedihannya, sedang duduk menatap ke arah luar jendela kaca mobil. Sementara itu, kaca bagian yang pecah mengundang perhatian para pengguna jalan raya.

Sesekali mata gadis itu mengekor melirik pria yang tampannya melebihi artis sedang sibuk mengamati jalan. Sebelah tangan kanannya menahan setir, sementara tangan kirinya memegangi bagian perutnya yang dirasa nyeri.

keduanya kini memasuki sebuah rumah mewah, tapi tak semegah istana. Hanya di huni oleh tiga orang penjaga dan dua orang maid saja yang bekerja di sana.

"Rumah siapa ini?" Tania mengedarkan pandangannya. Ia takjub melihat dekorasi ruangan rumah yang begitu indah, tetapi ada juga sisi yang menyeramkan.

Milan tidak menjawab, ia hanya terus berjalan. Menyadari Tania tidak mengikuti langkahnya, ia berhenti sejenak. Dengan langkah yang berderap ia kembali menghampiri Tania. Tania tersadar, dan memasang kuda-kuda.

Kali ini Milan mengabaikan keahlian Tania, ia menarik lengan Tania lalu menyeretnya agar mengikuti langkahnya. Ia menapaki anak tangga setengah berlari demi bisa mengimbangi langkah Milan.

"Milan, jangan bersikap kasar. Dan maaf ... saya harus pergi," ucap Tania, berusaha melepaskan cengkraman erat di lengannya.

Milan tersenyum masam, ia tahu betul apa yang diperbuat oleh dirinya akan menyakiti Tania. Akan tetapi, Milan juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Penolakan Tania sebelumnya, kembali berdengung di telinganya.

Milan mengedikkan bahunya, dengan kedua tangannya terbuka. Mempertanyakan sikap Tania.

"Permisi, butuh apa Pak?" Seorang maid, menghampiri sambil tergopoh-gopoh.

"Kompres," balas Milan cepat.

Sementara maid pergi berlalu, Tania masih saja berdiri diambang pintu. Ia meniup napas berat, sekarang ia benar-benar terpojok karena harus bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Kemari," panggil Milan, ia tidak menoleh kearah Tania.

Tania berjalan mendekat meski ragu. Milan menghela napas, lalu menatap gadis cantik yang sebelumnya ia impikan dengan tatapan mata teduh.

"Bantu buka kemejaku," ujar Milan. Membuat Tania menutup bibirnya dengan kedua telapak tangannya.

Dahi Milan mengerut, melihat ekspresi Tania. Tak sabar, buku jemarinya membuka sendiri kancing kemejanya setelah sebelumnya melemparkan jas kotornya ke lantai.

Jantung Tania semakin tak karuan, pikirannya melayang. Bagaimana tidak, kesalahan yang diperbuatnya memang sudah keterlaluan. Tetapi, itu ia lakukan karena sikap Milan yang menyulut emosi.

Suara pintu diketuk diiringi pintu berderit membuat Tania bernapas lega. Namun, salah besar jika ia berpikir akan selamat dari hukuman Milan.

Seorang maid memasuki kamar, dengan bongkahan es batu an juga sedikit air. Ia juga bergegas menyerahkan handuk kecil kemudian berpamitan pergi. Milan berjalan melintasi Tania yang masih tetap memaku di ambang pintu. Ia menatap sinis Tania sesaat, kemudian membanting daun pintu dengan keras.

Tania semakin tersentak melihat perlakuan Milan. Nampaknya, Milan benar-benar marah. Sesekali ia meringis menahan sakit di bagian perutnya. Tania hanya meliriknya dari ekor matanya.

"Kamu mau tanggung jawab apa tidak?" tanya Milan.

"Katakan saja aku harus apa," jawab Tania.

"Bagus, karena jika tidak aku terpaksa melaporkan kamu ke polisi. Karena selain merusak mobil milikku, kamu juga menghadiahkan sebuah pukulan di perutku," ujar Milan menjelaskan, kali ini ia menekankan nada suaranya, sementara itu tangannya menunjuk bagian perutnya yang rata saat menjelaskan.

Netra Tania refleks melihat ke arah yang ditunjuk. Bukannya marah, tetapi ia justru berjalan mendekat. Ia tidak menyangka, jika praktek beladiri yang ia lakukan justru membuat bagian perut Milan lebam.

Tania melepaskan backpack yang semula bertengger di punggung, juga jaket yang ia kenakan. Dengan seragam yang masih terlihat banyak noda lumpur, ia menggulung lengan panjang miliknya hingga sesiku. Milan hanya diam tak bergeming, memperhatikan sikap Tania.

Jemari lentiknya merendam handuk dalam bongkahan es batu, lalu diperasnya. Menit kemudian, Milan berteriak karena menahan sakit akibat Tania menekan bagian yang lebam dengan kompres.

Aw ....

Suara Milan ditekan, keadaan tersebut mengikis jarak, keduanya saling bertukar pandang.

"Aku kekasih adikmu," celetuk Tania.

Milan mengesah, "Harusnya tidak perlu membahas Edo sekarang. Kamu semakin membuatku kesal."

Entah kenapa, suara lembut Milan kini mengusik nurani. Mana bisa menolak atau menghindari pria yang tampan melebihi artis.

"Akibat ulah kamu mobil mahal milikku rusak, dan aku mungkin tidak akan bisa beraktivitas seperti biasa untuk beberapa hari," tukas Milan, menjelaskan pada Tania.

"Lantas, apa mau kamu?" Tania sudah mengira jika Milan akan menggunakan akal liciknya.

"Tidak perlu membayar, tetapi aku yang akan membayar!" Milan menghempaskan tangan Tania agar menjauh dari tubuhnya.

"Aku yang bersalah, kenapa harus kamu yang membayar?" tanya Tania, ia penasaran apa yang akan direncanakan Milan setelah ini.

"Putuskan Edo, menikahlah denganku," ucap Milan, tatapan matanya begitu tajam mengiris. Sangat jelas, guratan wajah itu sedang serius saat ini.

Tania terdiam. Jadi Milan ternyata memanfaatkan kejadian yang terjadi siang itu untuk penebusan kesalahan Tania, agar mau menuruti kemauan Milan.

Pria itu sungguh perayu ulung, dan rencana liciknya mampu membuat Tania tercengang memikirkan banyak hal tentang tujuannya. Milan begitu pandai memanfaatkan keadaan seseorang.

"Hem?" Lelaki yang tampannya melebihi artis itu menelengkan kepalanya, meminta Tania menyanggupi keinginannya.

"Tapi, Milan."

"Sudah Tania. Ayo putuskan. Oya, kamu gak mau kebersamaan kita ini sampai menyebar 'kan?" Milan melingkarkan tangannya di perut Tania. Tania semakin gelagapan dan gugup dibuatnya.

"Ja-jangan, Milan." Tania membalas cepat. Bahaya jika Raffa mengetahui rencananya gagal, belum lagi ia akan meluluh lantakkan hati Edo hingga remuk redam nantinya..

"Duh, aku mau ke toilet sebentar. sekalian ganti baju, aku pinjam kamar mandi di bawah aja ya sebentar saja. Aku akan segera kembali. Maaf, aku tidak nyaman dengan pakaian yang kotor seperti ini." Tania bangkit, berjalan meninggalkan kamar Milan.

Milan mendesah, "Jangan lama-lama."

Sudah lima belas menit, Tania tak juga kunjung kembali. Milan bersabar sejenak, hingga menit ke dua puluh Tania tak juga menampakkan batang hidungnya. Menunggu membuatnya kehabisan kesabaran, Milan bangkit bergegas mengganti pakaiannya lalu keluar menuju ke lantai dasar rumahnya. Ia melihat kamar utama di lantai utama kosong.

"Kosong?"

Pria itu celingukan mencari keberadaan Tania dari dapur hingga ke halaman depan. Tidak ketemu. Sampai ia mengumpulkan maid dan penjaga rumah yang melihat Tania keluar meninggalkan rumah.

"Argh! Aku sial!"

Milan memukulkan tangannya yang mengepal ke tembok depan rumahnya yang menjadi saksi kaburnya Tania.

Emosi pria itu menggelegar diiringi hujan deras yang kembali mengguyur kota Bogor disertai petir kala itu. "Awas kamu, Tania!"

***

— To Be Continued

🌠 Hollaaa kesayangan semua, sampai jumpa di novel kedua author di platform ini. Jika kalian menyukai novelnya, jangan lupa LIKE, LOVE, FAVORIT juga ya, salam hangat author untuk kalian semua.

Salam cintaku.

Lintang (Lia Taufik)

Found me on IG: @lia_lintang08

1
Nina_Melo
Semangat Kak, jangan berhenti menulis. Tulisanmu bagus
ros
X nk lanjutkan k thor
mahdalena pulungan
ya habis akhirnya/Silent//Silent//Silent/
mahdalena pulungan
terbawa emosi lanjuuuut/Facepalm//Facepalm/
mahdalena pulungan
keren😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
Mhercye DG
thor mana lanjutanx
Mhercye DG
Raffa jangan mati dulu dong thor😢
Rina Yulianti
sayang banget....cerita sebagus ini minim like
Wida Yanti
ceritanya menarik,penuh teka-teki
Lintang Lia Taufik: Terimakasih Kak, silahkan mampir juga di "Bunga Desa Terdampar di Kota & Cinta Tabu" jika berkenan.
total 1 replies
Samantha
Selalu suka karyanya
Teddy
Genre yang beda, tapi tetep seru
Magic Lightning
crazy up
Black Blink
amazing
Eli Supriatna
mau di bawa kemana ini,,,
Yu Fi
rafa ini kyknya kakak kandung edo deh lah tania alat buat ngehancurin milan
Rusie Abdullah Ibu Kidorin
mampir ah ada beladirinya..
Erlinda
Tania kamu kok ceroboh sekali seharus nya dlm kondisi mu yg seperti ini kamu harus bersikap tenang ga perlu sesumbar kamu kan ga tau siapa kawan dan siapa lawan jgn gegabah dong
Ami
up pokoknya up, ga bisa tidur nanti
Ami
up thor
Ami
cemunguth
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!