NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Malam sudah beranjak larut, Fabian kembali melihat ponselnya, membuka laman percakapannya di aplikasi hijau dengan istri mudanya, ternyata pesan yang dia kirim sudah dibaca oleh Febi, tapi tetap tidak dibalas.

Fabian kembali menekan ikon telepon, di layar atas sebelah kanan ponselnya, Fabian mencoba menelepon kembali istrinya.

Dering pertama tetap belum di angkat, Fabian mulai resah, dering keduapun sama, baru pada dering ketiga, panggilan teleponnya dijawab oleh Febi.

"Halo, sayang..." Fabian tak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, Febi dapat mendengar jelas dari suara Fabian yang ceria.

Febi belum mengeluarkan sepatah kata pun, belum sanggup untuk bersuara, takut air matanya keluar.

"Sayang, kenapa diam saja? Kenapa tadi di tutup video call nya? Kamu tahu aku kepikiran terus, tadinya kalau telepon ini tetap nggak di angkat, Aku bakal langsung ke rumah kamu malam ini."

Fabian mengganti panggilan dirinya, dari saya ke aku.

Febi merasa terenyuh mendengar penuturan Fabian, 'Benarkah, Fabian memikirkannya?'

Tak sadar air matanya luruh, terdengar isakan lirih oleh Fabian.

"Kenapa nangis sayang? Maaf jika aku salah. Teleponnya tutup aja, ya. Aku sekarang langsung ke rumah kamu."

Febi yang mendengar Fabian mau ke rumahnya, panik. Waktu sudah hampir tengah malam, sangat beresiko berkendara di malam hari.

"Jangan Om!" Tak sadar Febi berteriak. Takut terlambat mengurungkan niat Fabian.

Beruntung, Fabian belum menutup teleponnya.

"Ganti video call aja ya sayang!"

Fabian pun mengganti panggilannya menjadi panggilan video. Hatinya merasa lega bisa kembali melihat wajah istrinya, terlihat wajah istri sedikit sembab.

"Kenapa?" Fabian bertanya dengan nada sangat lembut.

"Apa disana Om sudah punya istri?"

Fabian merasa aneh dengan pertanyaan Febi, tapi teringat kejadian sore tadi. Fabian lalu menjelaskan tentang kejadian tadi sore, juga siapa Mayang sebenarnya. Fabian menambahkan, jika Febi kurang yakin, boleh tanya pada ayah dan ibu Fabian.

Febi merasa malu, dengan prasangkanya, menutup wajahnya dengan sebelah tangan yang tak memegang ponsel.

Fabian terkekeh melihat tingkah Febi.

"Kayanya ada yang mulai sayang neh!"

Fabian semakin menggoda Febi yang wajahnya semakin memerah.

Jika tadi saat pertama video call posisi keduanya duduk serius menghadap ponsel, kini keduanya berbaring, sedang ponsel disandarkan pada bandal agar tetap tegak berdiri.

Rasa kantuk sudah menyerang keduanya, namun tak ada yang berniat mengakhiri, hingga akhirnya keduanya tertidur dengan panggilan yang masih menyala.

¤¤FH¤¤

Pagi ini, Febi bangun dengan ceria, senyum tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Teringat tingkah konyol dirinya dan Fabian yang sama-sama ketiduran saat panggilan video. Mereka bangun hampir bersamaan dan sama-sama menertawakan diri mereka masing-masing.

Setelah saling mengucapkan selamat pagi, keduanya baru benar-benar mengakhiri sambungan panggilan videonya.

Mamah Ria yang melihat Febi sudah kembali ceria menggoda Febi, dan menasehati, kedepannya apapun harus dikomunikasikam baik-baik, agar tidak ada kesalahfahaman lagi.

Ketika Febi sedang mencuci piring bekas sarapan, terdengar ada tamu yang datang. Febi tetap melanjutkan pekerjaannya, karena sudah ada mamahnya yang menyambut.

Mamah Ria memanggil Febi, ternyata tamu yang datanga adalah mertua Febi. Febi segera menghampiri mereka dan bersalaman.

"Ayah sama ibu, mau mengontrol toko yang dikelola Fabian. Kami mau mengajak kamu ikut, biar kamu tahu tokonya Fabian." Ibu Asti mengutarakan maksud kedatangan mereka.

Febi melihat ke arah kedua orang tuanya.

"Jika pak Sofyan dan bu Ria mau ikut, juga boleh. Biar tahu tempat tinggal Febi nantinya."

"Bagaimana mah?" Pak sofyan bertanya pada istrinya.

"Kalau mamah, ayo aja. Kita kan belum pernah ke Garut."

Akhirnya pak Sofyan juga setuju dengan ajakan pak Rasyid dan bu Asti. Febi dan orang tuanya segera bersiap.

Setelah mengunci pintu, mereka berangkat menggunakan mobil pak Rasyid. Pak Sofyan duduk di depan menemani pak Rasyid yang menyetir, pak Sofyan sudah menawarkan diri, agar dirinya yang membawa kendaraan, tapi pak Rasyid menolak, biar nanti saja gantian.

Di bangku tengah, duduk mamah Ria, Febi dan ibu Asti.

" Feb, jangan kabari Fabian, kamu ikut ibu, ya! Biar surprise."

"Baik, bu."

Sepanjang perjalanan, bu Asti menceritakan tentang masa kecilnya Fabian , Apa yang di suka dan yang tak Fabian suka. Ternyata Fabian tak berbohong, saat mengatakan jika dirinya tak menyukai putih telur, sama seperti Febi.

Bu Asti juga mengajak Febi datang di acara arisan bulanan keluarga, agar bisa diperkenalkan pada keluarga besar Fabian

¤¤FH¤¤

Saat bangun, Fabian merasakan ngilu pada sendi-sendi tubuhnya, badannya pun terasa hangat. Tadi saat bangun dirinya baru menyadari, jika panggilan videonya pada Febi belum ditutup.

Ingin Fabian mengatakan pada Febi, jika dirinya sakit, berharap Febi akan menyusulnya, tapi dia sudah berjanji akan memberi Febi waktu, sampai Febi benar-benar siap.

Di depan kamera, Fabian tetap tersenyum dan menggoda Febi, memyembunyikan kesakitan yang dia rasa.

Baru setelah panggilan ditutup, Fabian kembali merebahkan dirinya, menutup seluruh bagian tubuhnya yang kedinginan. Fabian menelepon Rifki, memintanya dibelikan bubur dan obat.

Rifki masuk ke kamar Fabian, membawakan bubur yang dia pesan dan obat. Rifki sudah terbiasa keluar masuk rumah Fabian. Rifki adalah adiknya Mayang, yang ikut membantunya mengelola toko emas milik ayah Fabian.

"Aa, demam Ki. Nanti siang kayanya nggak pergi ke toko."

"Aa mah ngabohong meureunnya tos nikah teh! gening sakit angger ka Iki deui hyong nanaon teh."

(Aa berbohong ya bilang sudah nikah! Sakit tetap aja butuh apa-apa ke Iki)

Fabian tak menjawab ocehan adik sepupunya, memilih memejamkan kembali matanya setelah makan dan minum obat. Berharap nanti saat bangun, badannya terasa lebih enakan.

¤¤FH¤¤

Toko Fabian yang berada di pusat perbelanjaan, dengan posisi toko yang strategis, membuat toko selalu ramai pengunjung. Saat orangtua Fabian, orang tua Febi dan Febi sampai, toko dalam keadaan ramai.

Dalam hatinya, pak Sofyan merasa senang dan tenang, melihat toko yang dikelola Fabian yang ramai, sebagai orang tua, pak Sofyan tak perlu mencemaskan kehidupan anak gadisnya nanti.

Yang masuk ke dalam toko, hanya pak Rasyid, sedang yang lainnya tetap menunggu di dalam mobil.

Hanya sebentar, pak Rasyid sudah kembali masuk ke mobilnya. Menurut pak Rasyid, Fabian tak ke toko, karena sakit. Mendengar Fabian sakit, Febi sedikit cemas, pasalnya tadi pagi saat mereka bangun, wajah Fabian memang terlihat pucat, tapi Fabian keukeuh mengatakan dia baik-baik saja.

Beberapa saat sebelum sampai, Febi sempat mengecek ponselnya yang sejak tadi sengaja di atur silent, memang tak ada pesan atau panggilan dari Fabian. Febi mengira itu karena Fabian sibuk di toko, ternyata karena Fabian sakit.

Bergegas pak Rasyid, melajukan kendaraannya ke rumah Fabian, yang hanya berjarak sekitar dua ratus meter dari pusat perbelanjaan.

Rumah dua lantai yang terlihat homy, Febi langsung melihat balkon yang kemungkinan besar menjadi bagian dari kamar yang, Fabian perlihatkan kemarin. Febi langsung menyukai rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya nanti.

Pintu di buka oleh wanita paruh baya yang ternyata masih saudara dari ibu mertua Febi. Setelah memperkenalkan Febi dan orang tuanya, Febi diminta langsung ke kamar Fabian untuk mengecek langsung keadaan Fabian.

Mulanya Febi ragu, tapi setelah melihat papah dan mamahnya menganggukan kepala, Febi bergegas naik menuju kamar yang sudah ditunjukan oleh mak Ipah. Bagaimanapun Febi memang sangat mengkhawatirkan keadaan suaminya.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!