NovelToon NovelToon
ASCENDENSI NAGA DARI KATULISTIWA

ASCENDENSI NAGA DARI KATULISTIWA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Fantasi / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sourcesrc

Arief adalah seorang mahasiswa jenius teknik informatika dari Indonesia yang hidupnya berubah total ketika sebuah artefak misterius dari sebuah pameran purbakala melebur ke dalam tubuhnya. Ia terlempar ke Benua Azure Timur, sebuah dunia fantasi xianxia (kultivasi) yang dipenuhi sihir, Binatang Spiritual, dan kultivator perkasa.

Di dunia barunya, Arief menemukan bahwa artefak itu telah memberinya warisan terlarang: Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi, bakat kultivasi tertinggi yang dapat menarik perhatian dan keserakahan sekte-sekte raksasa. Demi keselamatannya, ia diselamatkan dan dibawa oleh kultivator wanita dingin, Lin Xiu, ke Sekte Awan Bening.

Master Sekte Tian, yang menyadari potensi luar biasa Arief, segera mengangkatnya sebagai murid langsung dan memberinya misi genting: menyembunyikan bakatnya. Arief, si "naga yang menyamar sebagai ular," harus menggunakan kecerdasan dan logika programmer-nya untuk menguasai teknik kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Ujian Logika, Badai Logam Dingin, dan Strategi

Penatua Wu berdiri tegak, jubahnya robek dan bagian dadanya menghitam, mengeluarkan asap tipis akibat hantaman Tinju Guntur Api. Ia memuntahkan sisa darah kotor, sementara matanya yang merah menyala menatap Arief dengan kebencian dan rasa tidak percaya. Pukulan pertama itu, meskipun dilepaskan oleh seorang kultivator Pondasi Dasar Tingkat 2, telah merusak Fondasi Dao-nya yang kaku.

"Kau tidak akan lari dari Takdirmu!" raung Penatua Wu, suaranya dipenuhi amarah yang membakar. Ia mengumpulkan sisa Qi Kegelapan yang sangat pekat di sekitar tinjunya, menciptakan sarung tangan hitam bergelombang yang memancarkan aura kehancuran.

Arief merasakan ledakan energi besar yang akan datang. Ia tahu, ia tidak bisa mengulangi Tinju Guntur Api dalam waktu dekat. Meridian lengannya terasa panas dan berdenyut, nyaris robek karena energi yang berlawanan.

[Peringatan Nexus Surgawi]: Penggunaan Tinju Guntur Api berlebihan akan menyebabkan Kerusakan Meridian Permanen. Tingkat Kerusakan Saat Ini: 15%. Prioritas: Bertahan dan Analisis. Waktu Penguluran Target Minimum: 5 menit.

"Aku harus mengulur waktu," Arief bergumam pelan. Ia mengaktifkan Gerak Bayangan Awan ke tingkat maksimal. Ia tidak bertarung secara frontal, melainkan hanya mengelak dan berlari, menggunakan pohon-pohon besar, batu, dan kontur tanah yang kasar di Hutan Bayangan Hitam sebagai penghalang.

Telapak Qi Hitam Penatua Wu menghantam pohon-pohon itu dengan kekuatan luar biasa, mengubahnya menjadi serpihan kayu dan debu Qi. Setiap serangan Penatua Wu meninggalkan kawah kecil sedalam satu kaki di tanah, menunjukkan kekuatan destruktif yang mampu menghancurkan kultivator Pondasi Dasar Tingkat Menengah manapun.

"Berhentilah berlari, pengecut! Jika kau murid Sekte Awan Bening, hadapi kehancuranmu!" Penatua Wu semakin geram karena dipermainkan oleh kecepatan Arief yang licin dan Gerak Bayangan Awan yang sempurna.

Arief terus mempertahankan jarak yang aman, sambil secara konstan mengaktifkan Log Progres & Analisis di Nexus Surgawi.

[Analisis Nexus Surgawi (Kueri Biaya 2% Qi Giok Murni)]

Target: Penatua Wu (Pondasi Dasar Tingkat Puncak, Spesialisasi Qi Kegelapan).

Status: Marah besar (Mengurangi efisiensi serangan sebesar 10%), Qi bergejolak, Kerusakan Internal Tingkat Menengah (35% Kesehatan).

Kelemahan Terdeteksi: Pertahanan pasif terhadap serangan dingin sangat rendah (Kurang dari 5% - Titik Buta Elemen). Qi Kegelapan memiliki polaritas Yang yang ekstrem.

Rekomendasi Strategi: Memanfaatkan serangan Yin murni, menggunakan Sarung Tangan Naga Giok Dingin dan Qi Logam/Air murni untuk menanamkan energi dingin secara bertahap, menargetkan area luka bakar di dada dan bahu.

Analisis yang sempurna. Api dari serangan pertamaku telah membakar pertahanan luarnya, sekarang aku harus menyerang dengan es murni untuk memicu reaksi berantai yang merusak.

Arief berputar tajam di balik sebongkah batu besar yang nyaris sebesar rumah. Ia menunggu. Begitu Penatua Wu melompatinya, Telapak Qi Hitamnya siap menghancurkan batu itu.

"Di sini kau bersembunyi!" raung Penatua Wu.

Alih-alih berlari, Arief menggunakan kecepatan Tinju Meteor yang sederhana. Ia menyalurkan semua Qi Logam dan sebagian Qi Air dingin dari Inti Giok Murni-nya langsung ke Sarung Tangan Naga Giok Dingin. Sarung tangan itu bersinar perak cemerlang, memancarkan Qi Dingin yang ekstrem.

Arief melancarkan serangkaian pukulan cepat tanpa tenaga ke bahu kiri Penatua Wu—bukan untuk menembus, tetapi untuk menanamkan energi dingin murni.

SHING! SHING! SHING!

Tiga pukulan cepat berhasil menyentuh jubah Penatua Wu. Sarung Tangan Naga Giok Dingin bekerja sempurna. Qi Dingin tingkat menengah menembus pertahanan luar Penatua Wu dan segera menjalar ke jaringan otot yang sudah tegang.

Penatua Wu berteriak kaget. Ia merasakan sensasi beku yang tiba-tiba melumpuhkan otot di bahunya. Ia segera menarik Telapak Qi Hitamnya dan melompat mundur, menatap tangan Arief yang bersinar.

"Qi Dingin! Kau punya artefak apa lagi?!" desis Penatua Wu, sambil berusaha keras menghalau Qi Dingin dengan Qi Kegelapan-nya yang panas.

Arief tidak menjawab, tetapi meluncurkan Gerak Bayangan Awan lagi, menuju utara, semakin jauh dari Gerbang Makam.

Taktik Pengalihan yang Brutal

Arief melanjutkan taktik lari-sembunyi-serang-dingin. Ia hanya menargetkan bahu, lengan, dan dada Penatua Wu dengan serangan Yin Murni yang dingin. Setiap serangan membuat Penatua Wu semakin frustrasi dan terluka.

Aku sudah bertahan dua menit. Aku harus menghukumnya lebih keras agar ia tidak bisa fokus pada Makam, pikir Arief.

Penatua Wu, yang marah dan kini terhalang oleh rasa dingin di bahu dan luka bakar di dada, meluncurkan serangan yang ceroboh. Ia melesat ke udara dan mencoba menghujani Arief dengan Telapak Qi Hitam dari atas.

Arief, yang memprediksi titik pendaratan Penatua Wu berkat Nexus Surgawi, menunggu di balik batu besar. Begitu Penatua Wu mendarat, Arief melancarkan pukulan terkuatnya, kali ini menargetkan lutut Penatua Wu.

Pukulan ini adalah gabungan antara Qi Logam (daya tembus) dan Qi Kayu (eksplosifitas). Arief mengandalkan fakta bahwa tulang sendi kurang dilindungi oleh Qi pasif.

KRAKK!

Bukan ledakan Qi, melainkan suara retakan tulang. Meskipun tidak menghancurkan tulang kaki Penatua Wu, pukulan itu berhasil memecahkan lapisan Qi pertahanan di lututnya dan membuatnya berlutut kesakitan.

Penatua Wu menjerit, bukan karena kerusakan fatal, tetapi karena penghinaan dan rasa sakit yang menyebar dari lututnya. Kakinya, yang merupakan fondasi kekuatannya, kini terasa lumpuh.

"Kau... kau berani menyentuh Fondasiku!" raung Penatua Wu. Ia menatap Arief dengan kebencian yang mendalam.

Tiba-tiba, tiga siluet melesat dari hutan. Itu adalah bala bantuan Pemburu Naga Hitam: tiga kultivator Pondasi Dasar Tingkat 6, 7, dan 8.

"Penatua Wu! Kami datang! Kami mendengar suara pertempuran!" teriak salah satu kultivator.

Penatua Wu, yang kini terluka parah, melihat bala bantuannya. Matanya beralih antara Arief yang licik dan Gerbang Makam yang terbuka lebar di kejauhan.

"Bunuh anak itu! Hancurkan dia! Lalu segera amankan Makamnya!" perintah Penatua Wu, suaranya serak. Ia tidak bisa bergerak cepat lagi, dan harga dirinya menuntut Arief dihancurkan.

Eksplosi Makam dan Keputusan Krusial

Tepat saat tiga murid Pemburu Naga Hitam melesat ke arah Arief, dari dalam Makam Abadi Guntur terdengar suara gemuruh yang dahsyat. Sinar energi yang sangat terang, berwarna emas kehijauan, melesat ke langit, menembus kabut malam, menandakan ditemukannya harta karun tingkat tinggi, mungkin bahkan Artefak Spiritual yang sangat berharga.

Han Xue dan timnya telah berhasil.

Penatua Wu, yang semula fokus pada Arief, kini membalikkan badannya. Harta karun itu jauh lebih penting daripada dendam pribadinya.

"Lupakan bocah itu! Harta karun! Amankan Makam sekarang! Jangan biarkan tikus-tikus Sekte Awan Bening mencurinya!" raung Penatua Wu kepada murid-muridnya.

Tiga kultivator Pemburu Naga Hitam terbagi. Dua dari mereka melesat menuju Gerbang Makam untuk membantu Penatua Wu, sementara satu kultivator Pondasi Dasar Tingkat 7 tetap melesat ke arah Arief, mengikuti perintah awal.

Arief tersenyum tipis. Sempurna. Strategi pengalihan berhasil. Ia berhasil membuat Penatua Wu terluka, membuat musuhnya terbagi, dan memberikan Han Xue waktu yang cukup.

Arief kini berhadapan satu lawan satu dengan kultivator Tingkat 7 Pemburu Naga Hitam. Lawannya memiliki keunggulan tingkat kultivasi, tetapi Arief memiliki Nexus Surgawi, Sarung Tangan Naga Giok Dingin, dan Tinju Guntur Api yang ia simpan.

"Kau tidak akan ke mana-mana, bocah sekte!" teriak kultivator Tingkat 7 itu, melancarkan tinju yang dikuatkan oleh Qi Angin yang cepat.

Arief segera meluncurkan dirinya menuruni bukit, menuju Makam. Ia tidak punya waktu untuk bertarung lagi di sini.

"Makam itu bukan milikmu!" balas Arief, menghindari pukulan Angin itu. Ia harus mengalahkan musuh di hadapannya secepat mungkin dan bergabung dengan Han Xue di dalam.

Arief, dengan lengan yang sakit, tetapi Inti Giok Murni-nya utuh, memanggil Qi Guntur dan Api lagi. Kali ini, ia akan menggunakan Versi Stabilitas yang ia kembangkan sendiri, memastikan Jembatan Kayu cukup kuat.

1
Hesperia
kasih rating 🗿
Yohana
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
SugaredLamp 007
Jatuh hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!