NovelToon NovelToon
Legenda Hua Mulan

Legenda Hua Mulan

Status: tamat
Genre:Mengubah sejarah / Romansa / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Cerita ini tidak melibatkan sejarah manapun karena ini hanya cerita fiktif belaka.

Di sebuah kerajaan Tiongkok kuno yang megah namun diliputi tirani, hidup seorang gadis berusia enam belas tahun bernama Hua Mulan, putri dari Jenderal Besar Hua Ren, pangeran ketiga yang memilih pedang daripada mahkota. Mulan tumbuh dengan darah campuran bangsawan dan suku nomaden, membuatnya cerdas, kuat, sekaligus liar.

Saat sang kaisar pamannya sendiri menindas rakyat dan berusaha menghancurkan pengaruh ayahnya, Mulan tak lagi bisa diam. Ia memutuskan melawan kekuasaan kejam itu dengan membentuk pasukan rahasia peninggalan ayahnya. Bersama para sahabat barunya — Zhuge sang ahli strategi, Zhao sang pendekar pedang, Luan sang tabib, dan Ling sang pencuri licik — Mulan menyalakan api pemberontakan.

Namun takdir membawanya bertemu Kaisar Han Xin dari negeri tetangga, yang awalnya adalah musuhnya. Bersama, mereka melawan tirani dan menemukan cinta di tengah peperangan.
Dari seorang gadis terbuang menja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Salju yang turun malam itu tidak lagi putih.

Tetesannya bercampur dengan darah, menodai lembah Niu Ling yang kini menjadi kuburan beku bagi ribuan prajurit. Di antara kepulan asap dan reruntuhan tenda perang, dua sosok berdiri dalam diam Han Xin dan Hua Mulan, keduanya masih bernafas di antara kabut yang menyimpan bau besi dan abu.

“Pasukan utama terpencar,” ujar Han Xin lirih. “Kita kehilangan hampir separuh Bayangan Timur.”

Mulan menunduk, menatap salju merah di ujung jarinya. “Mereka tahu kita akan datang. Semua ini jebakan, seperti yang kurasakan.”

Han Xin menatap jauh ke utara, di mana siluet benteng Batu Putih menjulang seperti monster yang tertidur. “Pamammu… dia bukan hanya menyiapkan pasukan. Dia menyiapkan legenda untuk bangkit.”

Mulan mendongak, mata hitamnya berkilat. “Legenda yang akan kuhancurkan.”

Ia menarik napas dalam, menahan rasa sakit di bahunya yang belum sembuh total. “Kita tidak bisa kembali ke selatan sekarang. Jalur timur tertutup salju, dan barat sudah dijaga pasukan Serigala Salju. Kita harus bertahan di sini.”

Han Xin mengangguk. “Aku sudah kirimkan sinyal elang pada Zhuge Wei. Kalau dia masih hidup, dia akan memimpin pasukan cadangan ke arah kita dalam dua hari.”

Mulan menatapnya lama. “Dua hari di lembah terbuka seperti ini? Kita bisa jadi arwah sebelum itu.”

Han Xin tersenyum tipis, meski wajahnya letih. “Kau tidak percaya pada keberuntungan naga?”

Mulan tertawa pendek, sinis tapi hangat. “Naga tidak percaya pada keberuntungan. Mereka menciptakan keberuntungan mereka sendiri.”

Han Xin menatapnya lembut. “Itulah kenapa aku mempercayaimu.”

Malam semakin dalam.

Mulan duduk di depan api kecil di dalam gua batu yang mereka temukan di lereng barat lembah. Hanya ada belasan prajurit yang tersisa bersamanya wajah-wajah yang letih tapi masih memiliki cahaya di mata mereka.

Luan, sang tabib wanita, sedang membalut luka di tangan Mulan. “Kau kehilangan terlalu banyak darah,” katanya pelan. “Jika kau terus memaksakan diri, lukanya bisa membusuk.”

Mulan menatap api. “Lebih baik membusuk di medan perang daripada membusuk di istana tanpa arti.”

Luan mendesah. “Kau dan Han Xin sama keras kepala.”

“Kau salah,” sahut Mulan tanpa menatap. “Han Xin jauh lebih keras kepala. Tapi… dia juga lebih manusia.”

Luan berhenti sejenak. “Kau mencintainya?”

Pertanyaan itu membuat Mulan terdiam. Api di depan mereka bergetar, nyalanya menari di matanya yang hitam.

“Aku tidak tahu,” jawabnya akhirnya. “Yang kutahu, setiap kali aku terluka, wajahnya yang muncul di pikiranku. Setiap kali aku berjuang, suaranya yang kudengar.”

Luan tersenyum kecil. “Kalau itu bukan cinta, aku tak tahu apa lagi namanya.”

Mulan tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah pintu gua, di mana Han Xin berdiri sendirian di bawah langit beku, memandangi cahaya merah samar di kejauhan menara penjaga Xianbei yang bersinar seperti bintang neraka.

Sementara itu, di benteng Batu Putih.

Raja Batu berdiri di ruang tahtanya yang terbuat dari batu es dan baja. Di hadapannya, wanita berpakaian hitam berlutut, wajahnya tersembunyi di balik tudung.

“Putri Naga masih hidup,” lapornya. “Dan Han Xin bersamanya.”

Raja Batu menghela napas panjang. “Seperti yang kuduga. Dua naga dalam satu tubuh dunia. Jika mereka bersatu, keseimbangan akan berubah.”

Ia berbalik, berjalan pelan ke arah singgasana. Di dinding, ukiran kuno menampilkan sosok naga bercabang dua satu berwarna merah, satu perak, saling melilit tapi tidak saling membunuh.

“Dua naga tidak bisa berbagi langit,” bisiknya.

Wanita itu mengangkat wajah. “Apakah kita akan menyerang sekarang?”

Raja Batu menatap ke luar, ke badai yang mengamuk. “Belum. Biarkan mereka merasakan dingin sejati. Jika mereka bertahan… maka dia memang pewaris darah naga.”

Kembali ke lembah.

Pagi datang membawa kesunyian yang aneh. Kabut sudah menipis, dan di kejauhan terlihat bayangan pasukan Xianbei yang diam seperti patung. Mereka tidak menyerang, hanya mengelilingi lembah dari jauh.

Han Xin berdiri di atas batu, menatap ke segala arah. “Mereka menunggu.”

Mulan naik ke sampingnya. “Menunggu apa?”

Han Xin mengerutkan kening. “Perintah.”

Mulan memicingkan mata, lalu melihat sesuatu di antara pasukan musuh, berdiri seorang anak muda membawa bendera naga perak.

“Itu…” Mulan menatap tajam. “Itu lambang keluarga ibuku.”

Anak muda itu maju beberapa langkah, lalu berteriak lantang dalam bahasa Xianbei, “Putri Hua Mulan! Raja Batu memanggilmu untuk kembali ke darahmu! Jika kau menolak, kami akan membakar lembah ini bersama semua prajurit Han!”

Han Xin menghunus pedangnya. “Beraninya mereka—”

Namun Mulan mengangkat tangan, menghentikannya. “Tidak. Aku yang harus menjawab panggilan itu.”

Han Xin menatapnya, matanya penuh kekhawatiran. “Kau tidak serius akan—”

“Aku akan pergi sendiri,” potong Mulan. “Kalau aku tidak pergi, mereka akan menyerang seluruh lembah. Kita tidak cukup kuat untuk menahan itu.”

Han Xin menggenggam lengannya. “Mulan, ini bunuh diri.”

Ia menatap balik, tenang. “Mungkin. Tapi kalau aku tidak pergi, mereka akan menganggapku pengecut. Dan kau tahu… naga tidak pernah bersembunyi.”

Han Xin ingin membantah, tapi mata Mulan sudah berkata banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Akhirnya, ia melepaskan genggamannya perlahan. “Kalau begitu, aku ikut.”

Mulan menatapnya lama. “Han Xin—”

“Aku bilang kita satu nasib, bukan?” potong Han Xin. “Dan aku tidak akan mengubah kata-kataku sekarang.”

Mulan menunduk, bibirnya membentuk senyum kecil. “Baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau kita mati berdampingan.”

Han Xin tersenyum miring. “Setidaknya kita mati di bawah langit yang sama.”

Sore itu, Mulan dan Han Xin menunggang kuda menuju perbatasan pasukan Xianbei dengan hanya lima pengawal. Angin utara mengamuk, membawa butiran salju yang tajam seperti pisau. Di tengah padang beku, benteng Batu Putih menjulang, dikelilingi ratusan bendera naga.

Mereka turun dari kuda di depan gerbang utama.

Dua prajurit Xianbei membuka jalan. Raja Batu turun dari singgasananya di tangga batu, menatap keduanya dengan tatapan tajam penuh teka-teki.

“Hua Mulan,” katanya pelan. “Kau datang.”

Mulan menunduk sedikit. “Aku datang bukan untuk tunduk. Aku datang untuk bicara.”

“Bicara?” Raja Batu tersenyum dingin. “Kau pikir dunia ini masih bisa diselesaikan dengan kata-kata?”

Han Xin maju selangkah. “Dunia ini bukan milik naga atau darah tertentu. Dunia ini milik mereka yang berani memperjuangkannya.”

Raja Batu menatap Han Xin, lalu tertawa kecil. “Ah… Kaisar muda Han Xin. Aku dengar kau jatuh cinta pada Putri Naga.”

Han Xin tidak menanggapi, hanya menatap lurus ke matanya. “Cinta bukan kelemahan.”

Raja Batu mengangkat alis. “Benar. Tapi cinta bisa menghancurkan kerajaan.”

Ia menjentikkan jarinya. Dari belakangnya, puluhan prajurit menarik tuas baja besar. Tanah di depan mereka bergetar, dan dari bawah salju, muncul sesuatu sebuah altar batu hitam dengan ukiran naga kuno.

“Ini,” kata Raja Batu, “adalah batu darah. Tempat di mana darah naga pertama mengikat langit. Jika Hua Mulan bersumpah di sini menjadi pewaris Xianbei, Han akan selamat. Tapi jika ia menolak…”

Ia menatap Han Xin.

“…maka Kaisar Han akan menjadi korban pertama kebangkitan naga.”

Mulan menatap altar itu lama, lalu menatap Han Xin. “Kalau aku bersumpah, artinya aku mengkhianati semua yang kita bangun.”

Han Xin menatapnya tenang. “Dan kalau kau menolak, aku mati.”

Keduanya terdiam, hanya angin yang bersuara.

Akhirnya Mulan melangkah ke depan, berdiri di antara keduanya. “Kalau begitu, dengarkan sumpahku, Paman.”

Raja Batu menatapnya tajam. “Kau sudah memilih?”

Mulan mengangguk perlahan. “Aku memilih tidak menjadi naga… dan tidak menjadi manusia.”

Ia menghunus pedang Tianlong, menggoreskan darahnya ke altar batu. Cahaya merah menyala terang.

“Aku memilih menjadi jembatan antara keduanya!”

Tanah bergetar keras. Langit berwarna merah darah. Dari dalam altar, muncul semburan cahaya berbentuk naga ganda, merah dan perak yang melesat ke langit dan meledak di antara awan.

Raja Batu terbelalak. “Kau gila! Kau membangunkan naga tanpa penebusannya!”

Han Xin berlari, menarik Mulan sebelum ledakan menghantam tanah. “Mulan!”

Naga cahaya berputar di langit, mengeluarkan raungan yang mengguncang seluruh daratan. Badai salju berubah menjadi pusaran api merah. Pasukan Xianbei berjatuhan, sementara Mulan pingsan di pelukan Han Xin.

Raja Batu berteriak dari jauh, “Kau telah membuka segel darah! Sekarang dunia akan menagih harganya!”

Han Xin menggenggam Mulan erat, melindunginya dari hujan api. “Kalau dunia ingin menagih, maka biar aku yang membayarnya.”

Langit meledak dengan cahaya merah menyala dan dari jauh, naga merah dan perak melilit di udara, menandai awal dari perang para naga.

Malam itu, lembah Niu Ling terbakar.

Dan di tengah kobaran api, legenda baru lahir

Naga Ganda dari Han dan xianbei

Bersambung…

1
Ilfa Yarni
huhuhuhu aku nangis lo bacanya cinta mereka abadi sampe seribu tahun
Ilfa Yarni
wah ternyata han Xin hidup lg mereka skrudah bersama lg trus han Xian jg ada ya
Wulan Sari
ceritanya sangat menarik trimakasih Thor semangat 💪👍 salam sukses selalu ya ❤️🙂🙏
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
yah han Xin ga hidup lg kyk mulan
Ilfa Yarni
apakah mereka akan ketemu lg kok aku deg degan ya
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
trus apakah han Xin msh ada jadian dong mulan sendiri hidup didunia
inda Permatasari: tentu saja masih karena Han Xin juga bukan manusia biasa tapi tidak seperti Hua Mulan yang spesial
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aaaa sedih mulan pergi apakah mulan bisa kembali
Ilfa Yarni
ceritanya seru walupun aku kurang memgerti
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aku ga ngerti tentang naga yg aku ngerti cinta mereka ditengah peperangan hehe
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
si mulan ini manusia apa naga sih thor? sy kurang paham dg istilah keturunan naga🤔🤔
Ilfa Yarni
berarti han naga jg ya
Ilfa Yarni
apakah mereka mati bersama asuh penasaran banget
Ilfa Yarni
ceritanya menegangkan
Ilfa Yarni
ternyata pamannya msh hidup kurang ajar skali tp aku salut sama mulan dia hebat dan berani
Ilfa Yarni
seru thor lamjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!