Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui Musuh Yang Selanjutnya
"Siapa kalian berdua?"
Suara Ronald menggema penuh curiga di dalam ruang tamu yang terlihat mewah namun terasa begitu dingin dan juga tegang.
Sedangkan kedua mata Ronald dia layangkan untuk menatap lekat wajah Saga dan Joe yang tampak duduk tenang sambil membalas tatapan yang diberikan oleh pria paruh baya itu.
Entah mengapa sejak putranya Vero mendapat pukulan dari orang yang tidak dikenal, membuat Ronald tak bisa percaya lagi kepada siapapun orang yang masuk ke dalam rumah kekasihnya itu.
Lalu tanpa meminta izin terlebih dahulu, Ronald langsung menarik rambut yang melekat di kepala Saga dan juga Joe. Mereka berdua yang merasakan rambutnya di tarik langsung menjerit kesakitan membuat Ronald segera menurunkan tangannya dari kepala kedua pemuda itu.
Krekkkk.....
"Aarrgghh..! Sakit tuan. Apa yang tuan lakukan dengan rambut kami? Kenapa tuan malah menjambak nya?" tanya Saga dengan suara yang sudah dia ubah.
Sebelumnya Saga sempat mengkonsumsi permen yang bisa membuat suara seseorang menjadi berubah serak. Dan itu semua dia lakukan untuk mengantisipasi kecurigaan yang dilayangkan oleh Marisa kepadanya.
Dan ternyata benar apa yang dia tebak, kalau Marisa bersama kekasihnya itu ternyata memang mencurigai kedatangannya sebagai tukang servis AC di rumah tersebut.
"Apa rambutmu ini adalah rambut asli?" tanya Ronald sambil mengambil sehelai rambut dari kepala Saga.
"Tentu saja ini rambut asli tuan. Kenapa tuan sangat mencurigai kami berdua? Kami bukan siapa siapa tuan? Kami hanyalah tukang servis AC yang mau mencari nafkah tuan." jawab Saga menjelaskan kepada Ronald.
Marisa yang mendengar perkataan dari tukang AC tersebut langsung melirik ke arah pak Budi. Lalu dia gantian bertanya kepada satpam tersebut.
"Pak Budi! Apa benar kalau mereka berdua merupakan tukang AC sungguhan?"
"Iya, benar sekali nyonya. Mereka berdua merupakan tukang servis AC handal yang sering menjadi langganan para penghuni di komplek ini. Dan mereka hanyalah pemuda biasa yang tidak mempunyai kekuatan apapun nyonya." jawab pak Budi dengan nada begitu meyakinkan.
Marisa dan Ronald yang mendengar perkataan pak Budi langsung mengangguk percaya. Lalu Marisa mengajak kedua tukang servis itu untuk bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke ruangan keluarga.
"Baiklah kalau begitu. Kalian berdua ayo ikut saya. Saya akan memberitahu bagian mana saja yang harus kalian ganti ACnya." ajak Marisa kepada mereka berdua.
Mendengar ajakan tersebut, Saga dan juga Joe langsung bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti nyonya Marisa sambil membawa alat kerja milik mereka.
Hingga sesampainya di ruangan keluarga, kedua mata Saga melotot sempurna saat melihat foto besar yang terpajang di dinding ruangan itu dengan begitu menantang.
Di dalam foto besar itu, terdapat tiga orang yang sedang duduk dengan sangat elegant dan juga sombong. Dan di antara foto itu ada Marisa, Vero serta pria yang tadi sempat mengintimidasi Saga di ruangan tamu.
Saga yang melihat foto keluarga tersebut menjadi sangat geram dan juga marah. Bisa bisanya wanita tidak tahu malu ini malah memajang foto pria lain di rumah milik ayahnya, padahal saat ini ayahnya masih tinggal di dalam rumah itu juga.
"Kurang ajar! Kau sungguh sangat keterlaluan wanita ular! Bisa bisanya kau berselingkuh dan memajang foto selingkuhan mu di dalam rumah ayahku tanpa rasa tahu malu sedikitpun! Sepertinya aku tidak bisa mengulur waktu terlalu lama, secepatnya aku harus menghancurkan kalian semua!" rutuk Saga di dalam hatinya.
Wajah Saga langsung berubah memerah dan penuh dendam membara. Kedua tangannya terkepal kuat namun berusaha keras untuk dia sembunyikan.
Dan di saat Saga tengah memendam amarah di dalam hatinya, tiba tiba saja Joe mengeluarkan suara guna untuk memuji foto keluarga yang ada di hadapan mereka bertiga..
"Wah! Foto keluarga ini sangat indah nyonya. Dan suami nyonya juga terlihat sangat gagah perkasa. Sepertinya kalian berdua merupakan pasangan serasi di kota ini nyonya." puji Joe membuat Saga langsung menoleh menatap ke arah anak buahnya itu.
Sedangkan Marisa yang mendengar pujian yang dilontarkan oleh Joe tiba tiba saja menyunggingkan senyuman manis dan juga bahagia. Sungguh dia sangat suka kalau ada orang lain yang memuji tentang hubungannya bersama kekasihnya Ronald.
"Hahaha.. Kamu bisa saja memujinya. Suamiku ini memang pria yang sangat gagah perkasa, apalagi dia merupakan ketua klan mafia yang paling hebat di negara ini, jadi sudah pasti dia terlihat begitu sangat mempesona. " jawab Marisa sambil tersenyum manis.
Namun tidak dengan Saga dan juga Joe. Mereka berdua yang mendengar perkataan Marisa merasa sedikit terkejut. Sungguh tak disangka kalau pria yang menjadi selingkuhan wanita ular itu merupakan seorang ketua dari klan mafia.
"Apa..! Jadi pria itu merupakan ketua dari klan Mafia! " gumam Saga di dalam hatinya.
Lalu Saga langsung memberikan isyarat kepada Joe agar kembali bertanya kepada wanita tersebut, entah mengapa dia merasa penasaran dengan identitas asli yang dimiliki oleh pria paruh baya itu.
"Wah nyonya, pantas saja kalau suami nyonya memiliki tatapan yang begitu mematikan, ternyata dia merupakan ketua dari salah satu klan mafia terhebat di negara ini! " ujar Joe kembali sambil memuji Marisa.
"Benar sekali. Suamiku memiliki nama Ronald, dan dia adalah ketua dari klan mafia Black Red yang sangat hebat di negara ini. "
Jeduarrr.....
Mendengar nama Black Red disebut, membuat kedua mata Saga langsung melotot sempurna. Dia ingat betul kalau nama klan mafia tersebut merupakan nama yang pernah disebutkan oleh almarhum bos Jarwo sebelum meninggal dunia.
"Apa..! Jadi selingkuhan wanita ular ini merupakan ketua dari klan mafia Black Red, orang yang sudah menembak bos Jarwo sampai kehilangan nyawanya? Kurang ajar. Dasar para penjahat kalian semua! Aku bersumpah akan menghabisi kalian dengan cara yang begitu keji! " rutuk Saga geram di dalam hatinya.
Begitu pula dengan Joe, namun Joe berusaha keras untuk menyembunyikan tatapan marah yang menyeruak di kedua matanya.
Lalu Marisa menyuruh mereka untuk mengganti AC yang sudah mati dengan AC yang baru, kebetulan wanita itu sudah membeli AC baru yang berasal dari luar negeri.
"Oya, ini AC yang harus kalian ganti. Ingat! Jangan pernah melakukan hal yang mencurigakan di rumah ini. Setelah tugas kalian selesai, maka kalian boleh segera pergi." ucap Marisa memberikan peringatan.
"Baik nyonya. "
"Bagus, kalau begitu aku tinggal ke atas dulu." ucap Marisa sambil melangkah hendak pergi meninggalkan mereka berdua.
Namun baru saja kedua langkah kaki Marisa menuju ke arah tangga, tiba-tiba saja mereka bertiga dikejutkan dengan suara teriakan pria yang berasal dari arah kamar paling ujung yang ada di dalam rumah itu.
"Aaarrgg.....! Sakit, sakit ampun..! "
Kedua mata Saga langsung melotot menatap wajah Joe dengan begitu lekat, sedangkan Marisa menampilkan ekpresi terkejut dan langsung berbalik arah hendak menuju ke asal suara.
Di dalam hatinya Saga bisa menebak, kalau suara tersebut merupakan suara abangnya yang telah di sekap di dalam kamar pembantu.
"Dasar anak sialan! Kalian jangan hiraukan suara itu, dan segera selesaikan pekerjaan kalian. Awas saja kalau kalian berani ikut campur urusan di rumah saya! " ancam Marisa kepada mereka berdua sambil berlari dengan memasang wajah begitu emosi.
Saga yang melihat kepergian dari wanita ular itu rasanya sudah tidak mampu lagi menahan amarah di dalam hatinya, tapi demi keselamatan kedua pria yang dia sayangi, maka dia harus bermain cantik agar bisa mengalahkan orang licik seperti Marisa dan juga Ronald.
"Sabar Saga. Kau harus bermain dengan begitu lembut, agar para penjahat itu tidak bisa menyadari apa yang sudah kau lakukan di dalam rumah ini. " ucap Saga mengingatkan dirinya sendiri.
.