NovelToon NovelToon
Aku Bukan Dia

Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Mom

Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kapan lagi ?

"Bukannya ini jalan menuju Panti?"

Candy meminta Farhan mengurangi kecepatan mobilnya. Perasaannya mulai tidak tenang saat melewati jalanan batas kota yang sepi dan gelap.

Memang lokasi Panti Bu Rahma terbilang masuk area pedesaan. Untuk menuju ke sana saja harus melewati jalan panjang yang pinggirnya di tumbuhi pepohonan tinggi dan jauh dari pemukiman.

"Can... kamu kenapa diam saja, apa kamu takut? "

Candy masih waspada dengan keadaan jalan yang mereka lewati.

"Han kenapa kamu gak bilang kalau mau ke Panti? Kalau tau ada rencana ke sana kan kita bisa berangkat pagi biar tidak kemaleman."

Sebenarnya Farhan hanya ingin memberi surprise Candy saja dengan membawanya ke Panti. Masih dengan perasaan tenang, Farhan mengemudikan mobilnya. Dari jarak kurang lebih lima puluh meter dari belakang mobil, terlihat sorot lampu beberapa motor dengan suara bising knalpotnya.

"Han koq perasaanku gak enak ya?"

Dari spion mobil sudah terlihat dengan jelas tujuan dari gerombolan motor tersebut.

"Can... Kira-kira jalan ini masih berapa kilo lagi sampai kota?"

Sedikit panik Candy mengambil belati kecil yang biasa Dia bawa di tas nya.

"Mana aku tahu Han, tapi yang pasti mereka cari masalah mau berbuat jahat denganku!"

Sambil menambah kecepatan, Farhan melihat belati yang terselip di baju belakang Candy.

"Kamu sudah siap Can?"

Dengan tersenyum Candy mengedipkan sebelah mata nya.

"Aku ikut kamu saja, mau eksekusi mereka di mana?"

Masih mengimbangi kecepatan motor gerombolan itu. Farhan mencari tempat yang sedikit tidak jauh dari keramaian.

"" BBRREEEMMMMM "" aksi kejar-kejaran pun di mulai.

"Hitungan ke tiga kamu pegangnya lebih erat Can!"

"One... Two... Tiga..! BREM... BREM... CIIIITTT..!! BREM....

Aksi Farhan benar-benar di luar nalar, 360° Dia memutar balik mobilnya dan menambah kecepatan dari lawan arah gerombolan motor tadi. Alhasil motor jadi kocar-kacir tak berarah. Malah ada beberapa motor yang jatuh di trotoar atau pun di jalan beraspal itu.

Sambil berpegangan erat, Candy memegang dadanya yang berdebar sangat kencang. Rasa takut dan khawatir masih menyelimuti hati Candy karena atraksi yang baru saja Farhan lakukan.

"Han, kamu gila ya? Kalau tadi salah perhitungan bisa jadi arwah gentayangan kita!"

Melihat ketakutan Candy, Farhan jadi tertawa geli.

"Baguslah kalau kita bisa bareng terus, apalagi sampai jadi arwah gentayangan berdua pasti lebih asyik! HAAA.... "

Mobil sudah hampir sampai perkotaan, Farhan mengurangi kecepatannya.

"Ini kita mau kemana lagi Han?"

Farhan juga bingung mereka sampai di mana. Dia melihat kanan kiri mencari petunjuk jalan.

"Aku juga gak tahu kita sampai di mana!"

Candy melihat jam di layar HP nya.

"Astaga... ternyata sudah jam sembilan malam!"

Melihat Candy panik, Farhan menepikan mobilnya di dekat warung yang sudah mau tutup. Farhan turun dari mobil dan menuju ke warung itu.

"Can, kamu di sini saja, biar aku yang turun."

Dengan sopan Farhan bertanya pada seorang bapak yang sedang memberesi warungnya karena mau tutup.

"Dek, memang kamu mau ke mana? Daerah sini jauh dari desa dan kota pemukiman juga bisa di hitung tangan dan jam segini sudah pada tutup pintu. Mending adek cari penginapan saja, sekitar 50 meter ada penginapan kecil, cobalah ke sana!"

Setelah mendapat penjelasan dari bapak tadi, Farhan kembali ke mobil. Dengan rasa bersalah Farhan menceritakan ke Candy semua yang di katakan bapak tadi tanpa menambah ataupun menguranginya.

"Can, kita tidur di mobil apa kita ke penginapan saja?"

Ragu-ragu yang di rasakan Candy, kalau tidur di mobil pasti bangun pagi badannya bisa remuk redam. Kalau di penginapan Dia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Han, apa kita pesan dua kamar saja biar tidak terjadi itu.... "

Mendengar ucapan Candy, Farhan jadi berfikiran yang macam-macam.

"Can kamu pikir aku pria macam apa? Aku mana mungkin berani sentuh kamu yang seperti macan betina, jangan-jangan kamu yang mau macam-macam ke aku?!"

Tiba-tiba Candy mengeluarkan belati yang ada di punggungnya. Sontak Farhan kaget dan siap mengeluarkan kuda-kudanya.

"Can , aku belum nikah , belum pernah merasakan surga dunia, kalau kamu bunuh aku sekarang kamu barus tanggung jawab ke orang tuaku!"

"Kamu lebay banget Han! Siapa yang mau bunuh kamu, emang surga dunia itu seperti apa, kalau kamu tahu aku juga mau ngerasain surga dunia itu!"

Candy memasukan belatinya kembali ke dalam tas.

"Huhhfffttt".....

(Pura-pura gak tahu surga dunia itu apa)

Candy mengambil dompet dan melihat isinya.

" Han apa kita tidur di mobil saja biar irit?"

Farhan bengong mendengar permintaan Candy.

"Kamu yakin?"

Candy hanya merasa uang yang Dia punya tidak akan cukup buat menyewa penginapan.

"Uang aku udah mepet Han!"

Mesin mobil Farhan hidupkan dan tanpa bertanya lagi, Dia melajukan mobilnya menuju penginapan.

"Biar aku yang bayar Can!"

(lagian kapan lagi bisa ada kesempatan liburan dengan orang yang sedang jadi targetku. Heeee)

Sampai di penginapan, Farhan memesan kamar. Dengan kamar yang terbatas ternyata malam itu hanya tinggal satu kamar saja.

Dengan terpaksa karena sudah terlalu malam, mereka tidur dalam satu kamar.

"Han kita suit saja siapa yang tidur di kasur dan siapa yang tidur di kursi."

Farhan meletakan tas di meja dan merebahkan tubuh nya di kasur.

"Kita tidur di kasur semua saja, lagian ni kasur kan luas!"

Candy dengan pelan mendekati Farhan.

"Kamu yakin kita tidur satu kasur? Besok kalau bangun kamu gak nyesel kan?"

Dua bantal dan satu guling Farhan taruh di tengah kasur untuk batas antara mereka.

"Ni bantal dan guling jadi saksi, siapa yang melewatinya Dia yang harus tanggung jawab!"

Karena sudah terlalu capek dan tidak bisa lagi menahan ngantuk Farhan mengambil posisi yang nyaman dan tidur.

Sedangkan Candy masih galau, gelisah dan susah untuk memejamkan mata.

(tidurku buruk banget kalau sampe Farhan tahu pasti Dia ejek aku habis-habisan)

Hampir setiap lima menit Candy berbalik ke arah Farhan tidur.

(Farhan tidurnya tenang banget, kalau di lihat-lihat Dia tampan juga... Hhhiiii.... kalau gak seperti ini kapan lagi aku bisa memandangnya dengan puas)

Merasa ada yang memandangnya dari tadi, Farhan yang pura-pura tidur membalikan badan dan membelakangi Candy. Dia sendiri juga menahan rasa bahagianya bisa menghabiskan waktu bersama Candy.

Dengan berputarnya jarum jam, mereka berdua terlelap dalam rasa lelahnya. Setiap gerakan dalam tidur mereka tidak pernah mereka sadari. Hingga jarum jam menuju pada angka sembilan.

Farhan yang terbangun lebih awal merasa kesulitan saat mau duduk. Beban berat yang barada di atas dadanya membuat Dia tidak bisa bergerak.

"Duh... ini kepala Candy kenapa ada di dadaku? Dan kakinya menindih tubuh kiriku? Candy kamu bisa geser gak tidurnya?"

Dengan pelan Farhan menyingkirkan tangan Candy yang memeluk tubuhnya. Candy yang masih terlelap tidak sadar Dia semakin erat memeluk Farhan.

"Candy... bangun sudah siang!"

Tidak tahan lagi Farhan mau ke kamar kecil, dengan sedikit memaksa, Farhan melepaskan tangan Candy dari tubuhnya. Spontan mendapat perlakuan seperti itu Candy langsung mengeluarkan jurus andalannya.

BUG...!!! "auuuwwww.... Candy!!!!

Setelah mendengar teriakan Farhan karena jatuh ke bawah akibat pukulan mautnya, Candy langsung terduduk di kasur.

" Han kamu kenapa di bawah?"

Farhan berdiri dengan pelan dan kembali duduk di kasur.

"Kamu keterlaluan ya Can, sudah semalaman tidur meluk aku, sampai aku nahan mau ke kamar kecil. Sekarang kamu pukul aku sampai jatuh ke bawah."

Candy mendekat ke Farhan dan meminta maaf.

"Aku kan sudah bilang kemaren kalau kita tidur satu kasur, kamu jangan nyesel nanti... sekarang malah kejadian kan?"

Dengan menahan sakit di wajahnya, Farhan berjalan menuju kamar kecil.

"Lain kali kalau mau tidur meluk aku lebih lama, kita ke catatan sipil dulu!"

1
Attanaufal
/Pray/ cemungutttsss
Attanaufal
/Pray/
Mack Werz
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Pyscho
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!