NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta Bekal

*****

Pagi ini Alya bangun lebih awal dari biasa nya. Dia ingin membawa bekal untuk hari ini. Sudah bosan dengan menu makanan di kantin. Membayangkan nasi daun jeruk dengan ayam pop dan telur ceplok langsung membuat perut nya keroncongan.

Dia lalu beranjak untuk menyiapkan bahan - bahannya sambil menunggu subuh. Alya kadang memang membawa bekal kadang makan di kantin. Semuanya tergantung apakah dia terburu - buru pagi itu atau jika dia tidak bangun kesiangan.

Biasanya dia membuat bekal dua sampai tiga kali seminggu. Namun sarapan dan makan malam dia selalu memasak.

Alya kembali ke dapur setelah siap dengan pakaiannya. Ternyata Devan juga baru keluar kamar.

" Pagi ..." Sapa Devan.

" Pagi, mas. Mau kopi atau teh." Tawar Alya.

" Kopi boleh." Jawab Devan tersenyum.

" Oke."

Devan melihat di meja makan sudah tersedia makanan yang menggugah selera nya. Devan pun tersenyum dan duduk di sana. Sedang Alya sedang membuat kopi untuknya dan wanita itu membuat coklat hangat untuk diri nya.

" Sepertinya hidup ku mengalami peningkatan yang baik." Ucap Devan memulai obrolan.

" Kenapa, mas?" Tanya Alya.

" Kamu tahu, dulu aku selalu sarapan segelas kopi dari coffee shop. Terkadang makan oat saja atau roti. Dulu aku juga sangat tidak suka dengan sayur. Namun semenjak bersama kamu, sepertinya setiap pagi kamu selalu memberiku raw food seperti ini. Tapi aneh nya rasa nya enak dengan mayones dan wijen sangrai apalagi dengan telur rebus dan ayam yang punya bumbu khas itu." Jawab Devan panjang lebar.

Mendengar itu membuat Alya terkekeh.

" Kan aku selalu bertanya sarapan apa yang kamu inginkan. Karena kamu mengatakan terserah, jadi aku membuat sarapan yang biasa aku makan." Balas Alya.

" Iya, Karena aku tahu sarapan yang biasa kamu makan itu bagus dan baik. Tidak pernah tidak enak." Sahut Devan lagi.

Tatapan Devan beralih pada tas bekal berwarna biru muda yang ada di samping Alya. Ada juga lunch box yang sudah terisi dengan makanan yang sangat lezat seperti nya.

" Kamu membawa bekal hari ini?" Tanya Devan menatap penuh minat pada bekal Alya.

Alya mengangguk Dan tersenyum.

" Iya, sedang bosan dengan makanan di kantin. Mas mau? Aku tadi membuat ekstra. Siapa tahu kamu mau. Jadi aku tidak akan memberikannya pada Indira." Jawab Alya dengan senyum lebar.

Devan pun langsung mengangguk juga tersenyum lebar.

" Mana bisa aku menolak makanan sehat dan enak dari istri ku." Jawab Devan.

Ucapan Devan membuat Alya terkekeh.

" Kamu bangun jam berapa, Al?"

" Jam empat, mas. Semua sudah ku prepare kok tadi malam. Tinggal menumisnya pagi ini. Tidak repot."

" Kalau kamu membawa bekal buatkan satu untuk ku juga ya. Kadang aku juga bosan dengan food delivery atau catering dari kantor. Rasa nya lumayan hambar." Pinta Devan.

" Atau Mas mau aku buatkan bekal setiap hari? Aku tidak pernah menawarkannya karena aku pikir Mas akan malu membawa bekal. Atau mungkin juga mah sering lans meeting atau makan di luar dengan rekan." Ungkap Alya jujur membuat Devan menggeleng.

" Tidak perlu setiap hari. Kamu akan kerepotan bangun pagi buta. Jika kamu memang ingin membawa bekal saja. Aku tidak mau setiap hari juga." Jawab Devan yang tidak ingin memberatkan Alya.

" Baik lah. Aku akan sering - sering membawa bekal mulai sekarang. Sepertinya suami ku ini ingin sering - sering membawa bekal. Seminggu tiga kali bukanlah hal yang sulit." Ledek Alya tersenyum jahil.

" Mau berangkat sekarang?" Tanya Devan saat mereka selesai sarapan.

" Iya, mas. Yuk..." Jawab Alya mengangguk.

*

*

*

Devan baru saja memarkirkan mobil nya. Namun sebuah suara yang memanggil nama nya menghentikan langkah nya.

" Hei ... Devan..."

Itu adalah pria yang Devan tonjok terakhir kali di pesta pernikahan teman Alya. Mantan kekasih istri nya itu.

Tampilannya lebih parlente. Namun tatapan nya menjengkelkan Devan. Devan malas meladeninya, namun Langit justru mendekatinya.

" Gue nggak ada waktu untuk meladeni bajing**n kayak lo." Ucap Devan dengan nada sinis nya.

Langit langsung menggeleng.

" Gue juga bukan mau adu jotos sama lo. Gue peduli sebagai sesama laki - laki saja. Alya bukan cewek bener. Mereka bilang Alya sering jadi teman tidur mereka, ya walau gue juga nggak memungkiri. Mungkin lu juga salah satu orang yang menikmati pekerjaan sampingan sekretaris lo sendiri buat jadi teman tidur Lo."

Langit mengatakannya dengan santai dan penuh keyakinan. Seolah semua itu adalah kenyataan. Devan sedang meredam emosi nya. Ucapan pria itu cukup mempengaruhinya.

" Bacot lo. Masih belum move on dan berusaha hancurin hubungan mantan lo? Nggak ngaruh buat gue." Devan lalu meninggalkan Langit di sana.

Devan mencoba meyakinkan diri nya jika langit hanya lah salah satu bajing**n yang memang ingin membuat Alya terlihat buruk di mata nya.

" Oke. Gue tahu lo nggak bakal percaya, tapi semoga Lo nemu kebenarannya. Kebenaran dari orang lain yang buat lo akhir nya percaya kalau Alya itu memang bukan sekretaris tapi seks-eetaris juga. Kita kerja di bidang yang sama. Mungkin lo bakal ketemu orang - orang yang udah pernah bareng sama Alya kayak yang gue alamin dulu. Akhirnya gue putusin dia. Lo seharusnya nikah sama wanita terhormat dari keluarga terpandang." Kata Langit lalu tanpa kata meninggalkan Devan yang mendecak kesal karena mood nya berubah menjadi buruk.

Ponsel Devan berdering. Sebuah pesan dari mama nya.

( Devan, nanti siang Mama akan datang. Kamu jangan kemana - mana.)

Memang sudah beberapa hari ini, mamanya meminta Devan datang. Devan masih belum sempat. Dia selalu lembur di rumah hingga larut malam karena pekerjaannya sedang sibuk - sibuk nya. Kadang jam 12.00 malam dia baru tidur.

( Iya, ma.) Balas Devan telah membaca pesan dari sang mama.

*

*

*

" Devan, Mama tidak akan berbasa - basi. Sebenarnya apa yang kamu lakukan dengan pernikahan kamu? Bukankah Mama dari awal meminta kamu untuk segera menceraikan wanita itu dan melanjutkan hidup kamu?" Tanya Jenny yang datang langsung marah - marah tepat saat Devan baru saja makan bekal yang di buat Alya.

Devan menatap mama nya yang menatapnya nyalang. Helaan nafas nya terdengar.

Devan pun beranjak dari kursi nya. Dia menatap Jenny dengan tatapan begitu lembut pada wanita yang telah melahirkan nya itu.

" Ma... Bukankah Devan juga sudah pernah mengatakan pada mama. Devan tidak akan menceraikan Alya. Devan juga tidak bermain - main dengan pernikahan ini. Devan sudah dewasa, ma. Devan berhak menentukan jalan hidup Devan sendiri. Devan ingin hidup dengan Alya. Maka Devan minta Mama mengerti." Jawab Devan masih dengan nada yang sangat lembut.

1
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!