Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jatuh sakit
hari demi hari di sibukan oleh pekerjaan hingga suatu hari Arinda bertemu dengan dua sahabat sekaligus asisten Marco yaitu David dan Denis di sebuah cafe selepas bekerja
" Arinda " sapa Denis
" oh... Pak Denis, pak David " sapa Arinda
" ga usah terlalu formal lah, panggil nama aja " kata Denis
" sendiri aja? " tanya David
" iya, kebetulan lagi suntuk banget, jadi melipir dulu buat ngopi " kata Arinda
" boleh kita gabung? " tanya Denis
" boleh-boleh silahkan " Kata Arinda lalu dua pria itu duduk di depan Arinda
" kalo di liat dari Deket gini kamu emang cantik banget ya, pantes aja Marco sampe tergila-gila gitu " ujar Denis
" bisa aja "
" iya.. karena patah hati sama kamu Marco sampe mabuk semalam suntuk dan masuk UGD gara-gara kebanyakan minum " Kata David
" hah!!! Masuk UGD? " tanya Arinda kaget
" hemm " David mengangguk
" padahal sejak 1 tahun lalu Marco dilarang untuk minum alkohol karena dokter bilang kondisi liver Marco sudah cukup parah tapi entah beban apa yang dia rasakan hingga membuat Marco tak peduli dengan kesehatan nya lagi " kata David
" iya Rin, kalo ga salah malam itu dia baru aja pulang dari Bali dan sejak saat itu Marco seperti tak peduli pada dirinya sendiri " timpal Denis
Arinda termenung " itu artinya setelah ketemu aku Marco melampiaskan perasaan nya dengan mabuk " batin Arinda
" sekarang dimana Marco? " tanya Arinda
" tadi sih masih di kantor, udah beberapa hari ini dia balik ke setelan awal, datang ke kantor paling pagi dan pulang larut malam " kata David
" aku pamit duluan ya " kata Arinda terlihat khawatir
David dan Denis mengangguk " iya silahkan " ucap mereka
" kenapa dia? " tanya Denis dan David hanya menaikan bahunya tanda tak tahu
Arinda pergi menuju kantor Marco untuk menemui sang mantan suami
tiba di kantor suasana sudah cukup sepi karena jam kerja sudah selesai dari beberapa jam lalu, Arinda naik ke lantai dimana ruang kerja Marco berada, tentu saja Arinda hafal dimana ruang kerja mantan suaminya karena dulu ia sering menemui Marco disana
tiba di lantai atas sudah tak ada seorang pun disana termasuk sekertaris Marco pun sudah tidak ada di tempatnya
Arinda sempat ragu, apa Marco juga sudah pulang karena suasana saat itu benar-benar sunyi sepi, rasa takut sempat menghampiri nya tapi ia terus melawan nya
Ia dorong pintu ruangan Marco, ternyata belum terkunci itu artinya Marco masih ada disana
langkah kakinya terasa berat, mata Arinda mengitari sekitar ruangan mencari sosok Marco. Hingga ia menangkapi sosok yang di cari sedang duduk di sofa dengan beberapa botol bir yang menemaninya di atas meja
" Marco " seru Arinda
Marco menoleh namun tak bereaksi
" sepertinya aku sudah cukup mabuk hingga berhalusinasi" ujarnya saat melihat Arinda, ia menganggap saat ini ia sedang berhalusinasi padahal itu memang Arinda
Arinda duduk di sampingnya dan merebut gelas di tangan Marco
" hey... Kenapa kamu ambil gelasku, ga cukup kah kamu ambil istriku hah! " ucap Marco sudah tak terkendali
" sini, kembalikan minuman ku " ucapnya terus
" stop Marco!! Lihat baik-baik siapa aku " kata Arinda
" Arinda " ujar Marco menatap wajah Arinda
" kamu ngapain mabuk? " tanya Arinda
" cuma ini yang bisa membuatku lupa sama kamu, cuma minuman ini yang bisa menghilangkan rasa sakit disini " ujar Marco menunjuk dada nya
" bodoh!!! Tapi ini merusak kesehatan mu, kamu mau mati??? " bentak Arinda karena Marco terus berusaha meraih gelas nya
" aku memang sudah mati! Aku sudah gagal! hidup atau mati sama saja " ujar nya tegas
" Marco lihat aku, jadi cuma segini aja usaha kamu untuk kembali padaku? Mana yang kamu bilang sangat mencintaiku "
" tapi Arinda sudah tak mencintaiku, aku kalah dengan pria arab itu, aku gak ingin memaksanya lagi aku ga ingin menyakitinya lagi " kata Marco yang sudah tak bisa fokus, matanya sudah memerah dan ucapan nya sudah tak teratur
" tapi aku ingin kamu terus mengejar ku, aku ingin kamu terus meyakinkan aku " ucap Arinda menangis tersedu hatinya sakit melihat Marco sehancur ini karena dirinya
Marco menatap Arinda meski tak bisa fokus ia berusaha untuk menanggapi ucapan Arinda
" sssttt... Jangan nangis " ucap Marco menarik tubuh Arinda hingga masuk ke pelukan nya.
Arinda tersedu di pelukan Marco.
" awww... Sssshhh " Marco memegang perut nya dan terlihat sangat kesakitan
" kamu kenapa? " tanya Arinda
Marco tak menjawab lalu pingsan
" Marco! Marco bangun! " Arinda panik dan menelpon David dan Denis meminta bantuan
30 menit kemudian Marco sudah berada di ruang UGD sebuah rumah sakit
" gimana kondisi nya dok? " tanya David saat dokter keluar dari ruang UGD
" saya sudah sering ingatkan agar pak Marco menghindari alkohol, kondisi livernya sudah cukup serius " kata dokter
" lalu sekarang harus gimana dok? tanya Denis
" terpaksa harus di opname beberapa hari untuk mendapatkan perawatan lebih intensif " kata dokter
" tapi dokter kan tau Marco selalu menolak, setelah dia sadar pasti dia minta pulang, dan itu ga bisa dilarang " kata David
" tolong usahakan agar pak Marco di rawat dulu beberapa hari disini demi kebaikan nya juga " kata dokter lalu pergi
" duh... Pasti kita kena semprot lagi Den " kata David
tak lama Marco di pindahkan ke ruang rawat VVIP di ikuti Arinda, David dan Denis
" apa Marco sering masuk rumah sakit seperti ini? " tanya Arinda menatap tubuh yang terbaring lemah di brangkar rumah sakit
David dan Denis mengangguk
" sejak setahun belakangan Marco sering seperti ini, tapi biasanya setelah sadar dia akan memaksa untuk pulang " kata David
" apa sebabnya selalu karena alkohol? " tanya Arinda lagi
" iya, sejak kamu pergi tiga tahun lalu, hidup Marco tak bisa jauh dari alkohol, dan ini lah efek nya sekarang " kata David lagi
" apa papa dan mama tau? " tanya Arinda
keduanya menggeleng
" astaga... Marco bodoh sekali kamu " ujar Arinda
" Marco sangat mencintai kamu Rin, dia kehilangan separuh jiwa nya saat kamu pergi, katanya hanya alkohol yang tau perasaan nya, hanya dengan alkohol dia bisa melupakan rasa sakit dihatinya "
" saat kehilangan kamu Marco jauh lebih hancur daripada saat di khianati Amanda, cintanya ke kamu jauh lebih besar dari cinta nya pada Amanda dulu kami bisa lihat itu " kata David
Arinda meneteskan air mata.
" mungkin penyesalan nya yang membuat dia tak bisa jauh dari alkohol, dia sendiri yang menyebabkan kamu pergi " kata Denis
" setelah sadar dia pasti marah, dia selalu bilang jika dia pingsan saat mabuk jangan pernah membawa nya ke rumah sakit, tapi antarkan dia ke rumah nya " kata David
" biar aku yang bicara, Marco harus mendapatkan perawatan medis dulu, dia ga boleh pulang sebelum benar-benar pulih " kata Arinda
" kalau gitu kami serahkan Marco sama kamu ya Rin, kami pamit dulu karena kalau kami masih disini pas dia bangun, dia pasti marah besar sama kami " kata Denis
" iya, kalian pulang saja " kata Arinda
Lalu Denis dan David meninggalkan Arinda berdua bersama Marco