NovelToon NovelToon
KETURUNAN ULAR

KETURUNAN ULAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:289
Nilai: 5
Nama Author: Awanbulan

Setiap pagi, Sari mahasiswi biasa di kos murah dekat kampus menemukan jari manusia baru di depan pintunya.
Awalnya dikira lelucon, tapi lama-lama terlalu nyata untuk ditertawakan.
Apa pabrik tua di sebelah kos menyimpan rahasia… atau ada sesuatu yang sengaja mengirimkan potongan tubuh padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awanbulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

“Haaaah, banyak sekali orang tampan di sini. Kukira ‘rumah sepi’ itu akhirnya datang untuk mewawancarai kita. Tapi, apa mereka ke sini untuk mendengar tentang wanita tua ini untuk penelitian universitas mereka?”

Pak Tono, putra Mbok Sari Wulandari, yang turun dari gunung, juga seorang kakek yang baik. Mbok Sari berusia 98 tahun, jadi wajar saja putranya sudah lanjut usia, tetapi jika orang tuanya sudah sangat tua, anak-anak yang datang merawat mereka juga sudah tua. Saya jadi berpikir, inilah realitas Indonesia saat ini.

“Saya sedang meneliti perbedaan antara pemujaan dewa ular di Indonesia dan di luar negeri. Memang benar, Kota Surabaya rupanya terkenal dengan pemujaan dewa ularnya,” kata Bima Santoso.

Pak Tono berkata sambil tersenyum, menyeka keringat di wajahnya dengan handuk sambil menerima teh dari Mbok Sari.

Benar, Kota Surabaya memang terkenal dengan pemujaan dewa ular. Ketika saya melihat roh ular besar di kantor pabrik, saya pikir pasti ada hubungannya. Jadi, ketika saya mendengar bahwa kampung halaman Krisna ada di Desa Kawasan, dan bahwa ia pindah ke sana karena berbagai alasan di generasi kakeknya, saya pikir pasti ada hubungannya.

Sebelumnya, beberapa mahasiswa yang mempelajari kepercayaan lokal datang dan menyaksikan tarian sakral di pura. Mereka juga berkeliling desa, dan sepertinya dewa ular kami berbeda dari Dewa Asli. Wajar saja, karena keluarga Widodo bukan penduduk asli daerah ini.

“Sungguh aneh bahwa mereka telah tinggal di sini selama 600 tahun namun bukan penduduk asli,” kata Mbok Sari sambil duduk di beranda tempat putranya duduk.

“Tapi keluarga Widodo itu spesial, jadi tidak apa-apa,” tambahnya.

Bagi para pelajar etnologi, mustahil membicarakannya tanpa menyebut nama pelopor cerita rakyat Indonesia. Ia dianggap tokoh terkemuka dalam studi cerita rakyat, dan ia datang ke Desa Kawasan untuk melakukan kerja lapangan dan penelitian tentang kepercayaan dewa batu. Ia bahkan menerbitkan korespondensinya dengan tokoh lokal pada tahun 1910 sebagai “Pertanyaan dan Jawaban tentang Dewa Batu”. Batu merupakan kata kunci penting di wilayah ini.

Yang ingin saya katakan adalah bahwa Desa Kawasan telah lama menjadi tujuan populer bagi para pelajar cerita rakyat, dan merupakan tempat di mana jejak perlawanan penduduk asli terhadap penjajah dan jejak-jejak agama kuno dapat ditemukan tersebar.

Ketika saya memikirkan ular raksasa, gangguan gaib besar, tidak adanya peringatan, jari-jari beterbangan, dan budaya pengorbanan manusia, saya pikir “kepercayaan Dewa Asli” akan muncul, bukan?

Namun, tampaknya bukan itu masalahnya. Poin-poin utamanya adalah “keluarga Widodo” dan cerita bahwa mereka pindah ke sini 600 tahun yang lalu, yang menjadi petunjuk penting.

Setelah Mbok Sari mentraktir kami hidangan lezat, Pak Tono mengantar kami dari rumah terpencil itu ke perpustakaan desa.

“Nenek saya suka berbicara dengan anak muda, jadi kalau suatu saat kalian ke Desa Kawasan lagi untuk kerja lapangan, saya rasa Mbok akan senang kalau kalian mampir,” katanya.

Setelah itu, Pak Tono bergegas pergi dengan mobilnya, tetapi efek Bima sungguh luar biasa. Bahkan orang yang paling waspada pun terkesan oleh pria tampan ini dan berkata, “Kunjungi kami lagi!”

“Sari, kamu sudah tahu itu setelah pergi ke rumah Mbok Sari, kan?” tanya Bima sambil melihat Pak Tono pergi.

“Kau mengerti, kan?”

Bahkan jika Anda menyuruh saya menambah penghinaan atas cedera, saya tidak benar-benar mengerti apa yang Anda bicarakan.

“Hah? Apa kau menemukan sesuatu? Nasi dari sawah terasering itu memang lezat,” ujar Sari.

“Ini bukan tentang nasi. Ada banyak poin penting dalam ceritanya, kan?”

“Hah?”

Nasi kepal dari sawah terasering, lobak rebus, acar mentimun, dan campuran teh spesial Mbok Sari.

Sebuah rumah terpencil di pedesaan. Suami Mbok Sari adalah master tarian sakral. Pura Dewa Badai dan mitos Dewa Badai. Kepercayaan terhadap dewa ular berlanjut sejak zaman kuno. Nama dewa ular itu adalah “Dewa Anak”, yang berbeda dari “Dewa Asli” di pura gunung. Keluarga Widodo spesial karena pindah ke sini 600 tahun yang lalu.

“Jadi, keluarga Widodo adalah prajurit yang kalah dalam Perang Kerajaan?” tanya Sari.

“Cari tahu di mana ada banyak orang dengan nama keluarga Widodo.”

“Eh!”

Sari tidak punya pilihan selain mencarinya secara daring dan menemukan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki penduduk terbanyak yang bermarga Widodo.

“Kakak kelas, sepertinya Provinsi Jawa Timur.”

Enam ratus tahun yang lalu adalah masa Perang Kerajaan, yang berarti Legenda Kerajaan muncul dalam cerita. Pernahkah Anda membaca Legenda Bunga dalam Legenda Kerajaan?

“Tidak.”

Sari belum membaca Legenda Kerajaan secara keseluruhan. Paling banter, hanya bagian yang ada di buku teks.

Pernahkah Anda mendengar kisah ular putih raksasa dan putri yang menikah secara ilahi? Kisah ini bahkan menjadi subjek cerita rakyat Indonesia. Buku Bunga Suci.

“Hmm.”

Dahulu kala, seorang pemuda rupawan mulai mengunjungi Putri Bunga, seorang wanita yang dikenal sebagai penyanyi suci yang juga ahli puisi tradisional, di malam hari. Pemuda ini begitu tampan sehingga tak seorang pun tahu siapa dia atau dari mana asalnya. Ia muncul di tengah malam dan menghilang bagai asap sebelum fajar.

Nenek sang putri menjadi curiga hingga memutuskan untuk menusukkan jarum dengan benang rami ke pakaian pemuda itu dan melacaknya.

Akibatnya, sang putri dan nenek mengikuti benang itu hingga ke dalam gua, di mana mereka menemukan seekor ular besar, dan jarum yang ditancapkan nenek membuatnya berada di ambang kematian.

“Kamu sudah mengandung anakku, dan kamu pasti akan menjadi pahlawan besar dunia, jadi kamu harus menyebut dirimu seperti itu,” kata ular raksasa kepada sang putri. “Aku pikir nama belakangmu berbeda.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!