Alvarez Narendra Erlangga.....
Nayla Kinanti Aurora....
Musuh abadi yang selalu membuat onar. Al dan Nayla memiliki hubungan unik dimana keduanya selalu berselisih dalam hal apapun. Baik nilai ataupun peringkat. Namun ada kalanya dimana mereka selalu saja mencari masalah yang membuat keduanya selalu bolak balik ke ruang BK.
Meskipun kedua keluarga mereka saling bersahabat namun tidak begitu dengan Al dan Nayla yang menjadi musuh abadi sejak SMP.
Hingga karena merasa lelah akan tingkah laku keduanya. Orang tua mereka pun memutuskan untuk menikahkan keduanya. Berharap bahwa hubungan mereka bisa berubah menjadi hubungan romantis.
Lalu bagaimana kelanjutan pernikahan Al dan Nayla?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Dalam Masa Lalu
Nayla yang melihat kedatangan Camilla pun menjadi risih, biasanya Ia tidak terlalu peduli dengan geng satu itu karena dirinya tau sejak dulu Camilla terlalu terobsesi dengan Al. Tapi sekarang entah kenapa itu membuat Nayla menjadi was - was. Mungkin karena Al adalah suaminya?
" Ssttt, Sweetie, Lo pindah kesini?" titah Nayla yang duduk membelakangi Al saat ini agar dia bisa melihat Al Ia pindah posisi.
" Iya, Gue pindah.. Nurut aja deh dari pada my honney tambah bad mood! " tanpa banyak bertanya lagi, Widia menukar tempat duduk
" Ya ampun nih sih Tobrut ngapain dateng sih, " Firman mendengus kesal saat Camilla dan dua sahabat nya dateng ke meja mereka dengan tatapan menggoda. Tapi itu membuat Al, Firman dan Mike menjadi tak berselera.
" Woi, minggir Lo, Gue mau duduk di samping My darling Al! " titah Camilla seenak jidat nya.
" Anjrit.. Siapa Lo nyuruh - nyuruh Gue, " sentak Firman tak Terima.
" E-eh.. Wooww, Anjay, baju Gue, Lo kira Gue kucing di gituin! " emosi Firman saat Camilla mengangkat ujung bajunya dan mendorong nya agar Ia bisa duduk di samping Al.
Meski emosi Firman terpaksa duduk di sebelah Mike namun belum juga duduk tapi tangan Desi sudah lebih dulu mendorong Firman.
" Sorry Fir.. Hai My handsome Mike! " puji Desi seperti biasa. Jika Camilla tergila-gila pada Al, maka berbeda dengan Desi yang tergila - gila dengan Mike, pria tertampan kedua setelah Al.
" Anjay.. Terus Gue duduk dimana? " kesal Firman.
" Sini duduk sama aku! " Loly yang kasihan menawarkan diri. Firman hanya bisa menghela nafas kasar dan duduk di samping Loly.
" Al, malam nanti Lo ada acara gak? Gue mau ngajak Lo dinner bareng, " ucap Camilla dengan senyum menggoda.
" Gak! " jawab Al singkat dan jelas tanpa menoleh ke arah Camilla.
" Kalo besok?"
" Gak! "
" Besok nya lagi?"
" Gak! "
" Kok dari tadi ngomong nya enggak - enggak terus sih! " seru Camilla sudah mulai kesal.
" Terus Lo punya waktunya kapan? "
" Hari kucing! " jawab Al asal.
" Haa?! " Camilla melongo.
Sementara yang lain nya tertawa mendengar jawaban Al yang terkesan sangat cuek dan tidak peduli.
" Bilang aja kalo Lo gak mau makan sama Gue! " sanggah Camilla.
" Itu Lo tau! " balas nya tanpa peduli dengan Camilla yang sudah terlihat bete.
Ihs, susah banget sih deketin Al, udah irit ngomong, cuek nya gak ketulungan... Kekesalan Camilla.
" Apaan sih pegang - pegang! " ujar Mike yang risih karena Desi terus saja bergelantungan di tangan nya.
" Ya kan kangen! " Desi mengedipkan satu matanya.
Mike menepis kasar tangan Desi. " Bodo amat, gak peduli, pergi sana jangan ganggu Gue mau makan.. Yuk Al, Lo udah selesai kan.. Males Gue disini ada sih geng Tobrut. " Mike beranjak yang di ikuti oleh Al.
" Sembarangan Lo kalo ngomong, nama geng kita itu Princess ya! " sergah Camilla tak Terima.
" Princess dari mana nya, cantik kagak, Nenen gede iya.. Makanya yang di permak jangan cuma bokong sama tuh Nenen, muka Lo tuh numbuh jerawat! " celetuk Mike yang membuat Camilla spontan mengeluarkan kaca kecil dari kantong nya.
" Anjrit.. Kaga ada____Woi bangsat, jangan lari Lo! " teriak Camilla saat Mike sudah lari dan Al berjalan dengan santai melewati meja Nayla dan menyenggol bahu nya sedetik yang membuat Nayla menoleh.
"Apa Lo lihat - lihat?" Nayla melotot kala di tatap oleh Al
"Marah - marah tapi kok gemesin sih" jujur Al yang hanya bisa tersimpan dalam hati.
Mereka saling berbicara di hati masing-masing seolah memiliki koneksi. Setelah bertatap sebentar Al pun beranjak pergi.
" Kenapa tuh si Al ngelihat Lo kaya gitu? " tanya Widia yang melirik Al sekilas dengan tatapan mata berbeda. Sementara Nayla memilih acuh.
Sementara Firman hanya memainkan makanan sambil. bergumam. " Nasib jadi orang Jones, gak ada yang mau! "
Loly yang mendengar nya pun sontak menyentuh tangan Firman yang ada di atas meja. " Aku mau kok sama kamu!" ujar nya polos.
Firman membelalakkan matanya dan menepis tangan Loly kasar. " Kalo modelan kaya Lo, Gue juga ogah! " Firman pun lari menyusul Al dan Mike sementara Loly merengut.
Setelah pulang sekolah, Al sedikit menyandarkan tubuh nya di sofa yang ada dalam kamarnya. Ia sangat lelah dan entah kenapa hari ini tampak sangat malas menjalankan aktivitas seperti biasanya. Padahal nanti malam ada balap motor lagi.
Kemaren Firman sempat kesal karena Al tidak datang dan dia menuntut Al untuk datang karena Dicky kembali menantang. Al membuka matanya dan mencuci muka di kamar mandi dalam ruangan. Setelah keluar Ia melihat Nayla yang sudah duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponsel nya.
" Lama banget baru pulang? Kemana aja sama sih Dicky Dicky itu? " tanya Al dengan nada yang tak suka.
Ya memang saat pulang sekolah, supir menghubungi bahwa mobil sedang di service dan Al malah merasa gengsi jika harus meminta Nayla untuk pulang bersamanya. Tapi Dicky malah terlihat sangat berani dengan mengajak Nayla pulang bareng dan meski di tolak berkali - kali, Dicky pantang menyerah bahkan sampai berlutut di bawah kaki Nayla yang membuatnya menjadi pusat perhatian karena kelakuan Dicky.
Akhirnya Nayla terpaksa naik ke atas motor Dicky dan Al yang melihat itu tampak kesal. Apa lagi saat tiba di rumah dan Nayla belum sampai. Padahal Nayla pergi lebih dulu.
" Makan Mie Ayam, di ajak sama Dicky! " jawab nya cuek sambil memainkan ponsel nya.
" Bagus ya, suami disini belum makan tapi istri udah makan duluan sama cowok lain. Apes banget emang nasib Gue punya istri modelan begini! " cerocos Al membuat Nayla menatap nya.
" Kayanya yang paling sial itu Gue deh. Satu sekolah sama suami, bisa berangkat sama pulang bareng. Tapi jangankan menawarkan pulang bersama, peduli aja enggak! " sewot Nayla yang mengambil baju dan masuk kamar mandi.
Al menendang ranjang saking kesal nya dengan ucapan Nayla. Ia pun ingin Nayla bersama dengan nya , tapi rasa gengsi terlalu besar untuk itu.
Ting.
Dia ( Al, kapan kamu dateng ke apartemen, aku udah kangen)
Al bernafas kasar setelah membaca pesan dari seorang di seberang sana. Ia lupa jika ini adalah malam minggu dan setiap malam minggu Ia memang datang ke apartemen nya untuk menginap. Tapi tak mungkin juga Ia meninggalkan Nayla.
Dia ( Kok gak di bales padahal udah di baca.. Ingat ya Al, kamu masih punya janji yang harus kamu bayar, jangan macem - macem atau kamu tau akibat nya. ) * ancam Dia.
" Sial.. Gimana nih! "
Al mengetik balasan untuk nya..
Al ( Enggak kok, aku gak lupa. Nanti habis acara aku akan dateng ke apartemen)
Dia ( Acara apaan?)
Al ( Biasa. Balap motor)
Dia ( Oh, ya udah hati - hati, aku tunggu.. Bye sayang)
Al melempar ponsel di atas ranjang dan benar - benar di buat frustasi dengan keadaan sekarang. Bagaimana mungkin Ia meninggalkan Nayla yang sekarang menjadi tanggung jawab nya? Dan bagaimana dirinya bisa terbebas dari penjara seorang wanita karena ulah nya sendiri.
" Sial, Gue bener - bener lupa sama tuh cewek. Saat dia tau Gue pacaran sama Stefani aja dia langsung mencelakai Stefani dengan cara licik , untung aja Stefani masih selamat . Kalo sampe dia tau kalo Gue udah nikah, dia pasti akan mencelakai Nayla seperti Stefani.. Tapi Gue udah terikat sama janji Gue lima tahun lalu dan Gue gak bisa ninggalin dia." Batin nya saat ini. Al di hadapkan oleh dua kehidupan.
Nayla keluar dari kamar mandi sudah dengan berganti pakaian yang lebih santai. Al memberanikan diri untuk bicara pada Nayla.
" Nay!"
" Apa? "
" Malam ini Gue minta izin sama Lo buat gak pulang ke rumah! " ujarnya lirih tapi masih bisa di dengar.
Nayla membalikkan badan nya menatap Al. " Lo mau kemana? Kok gak pulang? " tanya nya penuh curiga.
" Gue sama Firman ada acara nobar bareng di apartemen Mike. Kan besok libur! " bohong Al, tak mungkin juga dia bicara yang sejujurnya.
Nayla bernafas singkat. " Ya udah pergi aja, lagian Lo ngapain minta izin sama Gue. Gue juga ada acara nanti malam sama Arena dan Widia, mau ngajak makan malam katanya! " jawab Nayla meskipun ada sedikit kesedihan saat Al bilang bahwa Ia tidak akan pulang.
Al tampak murung, Ia benar - benar seperti seorang bajingan yang meninggalkan Istri demi menemui selingkuhan nya. Tapi mau bagaimana lagi , Ia tidak mungkin meninggalkan Dia. Kalo sampai itu terjadi maka dia akan mengamuk dan mencoba mencaritahu seperti yang dia lakukan pada Stefani.
Bahkan Al sangat marah karena perbuatan nya pada Stefani yang mengakibatkan Stefani harus di rawat karena kakinya patah, untung saja masih bisa berjalan setelah mendapatkan perawatan. Sejak itu, Al selalu menjaga Stefani dari perbuatan wanita itu, meskipun pada akhirnya Stefani harus pergi meninggalkan nya.
Sementara seseorang yang di sebut ' Dia ', Al hanya bisa bernafas panjang dan memikirkan kehidupan nya yang terjebak oleh seorang wanita. Janji tetaplah janji, meskipun Al hanya menganggap dia sebagai sahabat tapi kenyataan nya. Kesalahan yang Ia lakukan lima tahun lalu, yang membuat dia terpaksa menjauh dari Nayla, Al hanya bisa mengikuti semua kemauan wanita itu karena jika tidak maka dia akan mengamuk dan bisa berdampak buruk bagi orang di sekitar Al.