NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32_Kebenaran

" Kalo nggak kuat Lo langsung telpon gue," Untuk kesekian kalinya Raya memutar bola matanya malas. Dari rumah bahkan sampai Area parkiran sekolah, kata kata itu selalu meluncur dari mulut Hito yang entah kenapa sekarang makin cerewet seperti dirinya.

" Kalo kepala Lo pusing jangan lupa minum obat yang gue kasih tadi." Hito menabrak tubuh mungil Raya yang secara tiba tiba memutar tumitnya dan berhenti tepat di depannya. Kaki gadis itu sempat mundur beberapa langkah, karena benturan itu.

" Lo nggak apa-apa?" Hito segera menggantikan lengan Raya yang mengusap keningnya. Dia mengelusnya dengan lembut dan pelan. Raya mendongakkan kepala, menatap dalam pada manik hitam milik Hito yang tengah menyipit dengan mulut yang meniupi keningnya.

" Gue nggak apa apa kok," Raya menarik lengan Hito lalu menggenggamnya. Kakinya mulai melangkah di ikuti Hito yang mengekorinya dari belakang.

Sweater besar milik Hito mampu membungkus tubuh mungil gadis itu. Hito sempat melarangnya untuk tidak sekolah karena badannya masih hangat. Tapi Raya menolak, dengan alasan bosan di rumah dan tidak ada teman untuk mengobrol. Mau tidak mau akhirnya Hito yang mengalah, membiarkan gadis itu ikut pergi ke sekolah.

" Ehem ehemmm." Ciko dan Rian sedikit berlari saat melihat Raya dan Hito yang masih di area parkiran. Kedua pria itu tersenyum menerbitkan bulan sabit di wajahnya.

" Lo sakit Yan?" Tanya Raya saat mendengar deheman dari pria itu.

" Oh nggak Ray, ini cuma gatel doang kok." Elaknya berbohong.

" Kata Hito Lo sakit, kok sekolah?" Tanya Ciko mengalihkan pembicaraan. Raya melirik pada Hito sesaat, kesal karena pria itu memberitahu kondisinya pada teman temannya juga.

" Gue udah baikkan kok. Lo bisa lihat sendiri bukan? Gue baik baik aja!"

" Tapi badannya masih anget. Suhu tubuhnya belum normal." Seru Hito menimpali. Ciko dan Rian saling melirik lalu membungkam mulutnya agar tidak tertawa melihat reaksi Raya.

" Itu lagi itu lagi. Udah kaya dokter aja." Dumel Raya berbisik " Mendingan tuh mulut Lo yang di kompres. Gue curiga sama tuh mulut, kayaknya ada yang salah."

" Mulut gue? Kenapa?"

Raya mengangguk masih melanjutkan langkahnya " Gue rasa mulut Lo makin lemes plus cerewet. Udah kaya ema ema yang ngadepin anaknya yang sakit, persis rempong nya kaya Lo ini."

" Wajar aja  kalo Hito bersikap seperti itu, karena dia cemas dan peduli dengan kondisi lo Ray." Ujar Rian. Langkah kaki Raya terhenti sebentar lalu matanya melirik pada Hito yang tengah memperhatikannya juga " Dia nggak mau Lo kenapa napa." Ucap Rian kembali.

" Terimakasih." Hanya kata itulah yang mampu keluar dari mulutnya. Kedua sudut bibirnya tertarik kearah berlawanan membalas senyuman tipis milik Raya " Sama sama." Balas Hito sembari mengusap surai Raya gemas.

Ada rasa kebahagiaan yang ikut Rian dan Ciko rasakan. Kedua pria itu ikut tersenyum melihat  hubungan Raya dan Hito yang semakin dekat seperti saat ini. Tidak ada lagi kata menghindar dari mulut Hito, kini dia mulai melangkah di jalan yang seharusnya sejak dulu dia pilih.

" Gue seneng akhirnya Hito bisa menemukan kebahagiaannya." Ciko merangkul bahu Rian, terharu melihat interaksi Raya dan Hito yang kini tengah bercanda di hadapan mereka.

" Dan gue lebih seneng karena Akhirnya Hito memperdulikan perasaannya sendiri. Hanya dirinya yang mampu untuk melindungi Raya gadis pujaan hatinya itu, bukan pria lain seperti Dirga" Ujar Rian.

"  Lo bener," Ucap Ciko membenarkan " Terlalu egois jika dia masih memperdulikan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.  Dia berhak bahagia, dan kebahagiaannya berada bersama Raya." 

Tak terasa kini waktunya jam istirahat. Raya hanya bisa mengesah saat Gita menginterogasinya mengenai kejadian kemarin. Gadis itu tak kalah emosi setelah mendengar penjelasan Raya. Mulutnya menyumpahi dan memaki pria yang sedari tadi lebih banyak diam dan menunduk.

Langkah mereka berhenti tepat di depan pintu saat tangan Raya di cekal oleh seseorang. Raya memutar tumitnya dan melihat si pemilik tangan itu " Lepasin tangan Raya," Dengan sekali hentakan Tangan Raya terlepas dari genggaman Dirga. Gita maju satu langkah, menyembunyikan Raya di balik tubuhnya.

" Gue mau ngomong sama Raya,"

" Nggak ada yang perlu di omongin lagi. Semuanya sudah berakhir." Balas Gita.

" Nggak, gue salah. Tolong biarin gue ngomong sama Raya."

" Nggak!" Sekali lagi Gita menangkis tangan Dirga yang ingin menyentuh Raya. Pria itu terlihat pucat dengan mata yang terlihat frustasi " Seharusnya Lo pikir baik-baik sebelum bertindak. Raya bukan boneka yang bisa Lo mainin."

" Justru itu gue mau ngomong sama dia. Gue mau jelasin satu hal sama dia. Dan gue udah memikirkan ini baik baik sebelumnya." Terlihat kerutan di keningnya, matanya berubah menjadi sayu lelah akan apa yang terus menimpanya " Please, izinin gue buat ngobrol sama Raya."

" Lo mau ngomong apa?" Raya keluar dari balik punggung Gita, membiarkan matanya melihat keadaan Dirga yang sedikit kacau.

" Ray gue salah, maaf."

" Gue udah maafin Lo," Ucap Raya cepat " Tapi bukan berarti hubungan kita bisa sedekat dulu. Gue dan lo cukup tau aja, seperti teman teman yang lainnya."

" Ray," Dirga kembali berusaha mendekat " Gue menyesal. Dan sekarang gue baru sadar. Hidup gue kembali hampa tanpa lo, dan gue juga baru sadar kalo hati ini mulai tertarik akan diri Lo."

Raya mundur beberapa langkah saat tangan itu ingin kembali menyentuhnya. Raya menggelengkan kepala " Maaf, tapi gue nggak bisa."

" Please, beri gue satu kali kesempatan lagi,"

" Dir, gue nggak bisa. Gue bener bener nggak bisa. Karena gue nggak pernah punya rasa sama Lo." Dirga menggelengkan kepalanya, menolak menghadapi kenyataan yang menampar kuat ulu hatinya " Gue nggak butuh jawaban lo sekarang Ray, gue tau saat ini lo marah dan kecewa sama gue."

" Lo apa apaan sih?" Gita membantu Melepaskan tangan Dirga yang mencengkeram bahu Raya. Gadis itu meringis kesakitan, karena Dirga mencengkeramnya terlalu kuat.

" Aww. Sakit Dir," ringis Raya. Dirga menggelengkan kepala " Nggak Ray. Gue nggak bisa. Gue nggak bisa kehilangan untuk yang kedua kalinya. Please beri gue kesempatan lagi!"

" Dirga lepasin Raya!" Teriak Gita. Gadis itu mulai memukul mukul Dirga namun Pria itu tak bergeming.

BUGGHHH

" Dia kesakitan bego!" Hito segera mencengkram kerah seragam Dirga, memukulnya untuk yang kedua kalinya " Brengsek!" Dada Hito terlihat naik turun, terpancing emosi saat melihat Raya meringis kesakitan di dalam kungkungan Dirga.

" Berdiri Lo brengsek!" Teriak Hito pada Dirga yang sudah tersungkur. Dua bogeman mentah mampu membuat rahang kokoh itu membiru. Sebelum Dirga membalas pukulannya, Hito sudah terlebih dulu membawa Dirga ke atas Rooftop, dimana tempat itu sangatlah sepi dan aman untuk menuntaskan amarahnya.

" Belum puas Lo huh!" Hito mendorong Dirga, membuat pria itu oleng bahkan hampir kembali tersungkur.

" Gue nggak ada urusan sama Lo!" Hito menghentikan langkah Dirga yang ingin kembali turun kebawah. Hito memicingkan matanya, menatap tajam pada pria itu.

" Urusan Raya menjadi urusan gue juga!" Ucapnya datar. Dirga menangkis tangan Hito yang berada di bahunya. Dirga terkekeh lalu mendorong Hito sampai pria itu mundur beberapa langkah.

" Kenapa? Lo suka sama Raya huh?" Tanya Dirga.

" Itu bukan urusan Lo." Balas Hito tetap dingin.

" Oke. Kalau begitu nggak ada salahnya kalo gue perjuangkan Raya."

" CUKUP!" teriak Hito kembali terpancing emosi " APA LO BELUM PUAS NGAMBIL BOKAP DARI GUE HUH? APA BELUM CUKUP LO NGAMBIL DIANA SAHABAT GUE? DAN SEKARANG LO MAU NGAMBIL RAYA JUGA DARI GUE?"

" APA TUJUAN LO DI LAHIRKAN KE DUNIA INI HANYA UNTUK MEREBUT MILIK ORANG LAIN, SEPERTI NYOKAP LO YANG UDAH NGEREBUT BOKAP GUE DARI GUE DAN NYOKAP GUE?"

BUGHHH

" JANGAN PERNAH BAWA BAWA NYOKAP GUE KEDALAM MASALAH KITA BRENGSEK!" Wajah Hito oleng kesamping. Rasa kebas dan bau amis mulai terasa dalam mulutnya.

Hito terkekeh lalu meludah tepat di depan Dirga " Tapi itu kenyatannya. Lo dan nyokap Lo udah ngehancurin keluarga gue!"

Dirga membuang wajahnya kesamping dia sempat bertolak pinggang sebelum akhirnya dia menggusar rambutnya frustasi " Gue dan nyokap gue udah berusaha untuk berdamai. Tapi lo dan nyokap Lo? Kalian berdua selalu menghindar,"

" Karena kami tidak ingin mengakui kehadiran kalian. Apa lagi nyokap lo? Munafik!"

" Kenapa?"

" karena gue benci pada orang orang yang sudah membuat keluarga gue hancur. Termasuk Lo dan nyokap Lo!"

" Sebenci bencinya lo sama gue dan nyokap gue, kami tetep keluarga lo, Gue kakak lo!"

" Nggak. Gue nggak sudi punya kakak dan nyokap seperti nyokap Lo!" Hito menangis meneteskan air matanya. Tapi hanya setetes karena pada akhirnya dia menghapus kasar cairan bening itu " Gara gara Nyokap lo, nyokap gue harus menderita seperti ini. Dan gara gara lo gue harus kehilangan Diana sahabat gue."

Dirga terdiam. Mengingat nama gadis itu lukanya kembali terbuka, masih basah bahkan luka itu semakin menganga " Apa lo juga menyukai Diana? Apa lo mengakui kehadiran Raya pun karena melihat sosok Diana dalam dirinya? Itu benar bukan? Lo mengklaim Raya pun karena Diana bukan?"

" JAWAB GUE BRENGSEK!" Kali ini Dirga lah yang dikuasai oleh emosi. Matanya memerah menandakan bahwa dirinya tengah kehilangan kontrol emosinya " KENAPA DIAM? DARI DULU LO NGGAK PERNAH SETUJU DENGAN HUBUNGAN GUE DAN DIANA. APA INI ALASANNYA HUH? LO JUGA SUKA SAMA DIA BUKAN? LO PUN MELIHAT SOSOK DIANA PADA RAYA BUKAN?"

" YA LO BENER GUE EMANG......

TESSS

Raya mencengkram kuat bagian dada kirinya. Seperti ada sebilah pedang yang menancap tepat disana. Nafasnya terasa tercekat, sulit untuk memasok oksigen kedalam paru parunya. Raya tak kuat, kakinya mundur membalikkan tubuhnya dan berlari kebawah. Meninggalkan Ciko, Gita dan Rian yang ikut menyaksikan perdebatan Hito dan Dirga yang ternyata mereka adalah adik kakak.

Tuhan. Kenyataan apa lagi ini.......

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!