Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.
Bab 13 - Lebih Baik Pergi
Malam itu, Althea tidak tidur ,atau tepatnya benar-benar tidak bisa memejamkan mata nya.
Ia hanya duduk di ranjang, menyelimuti tubuhnya yang dingin, tapi bukan karena cuaca.
Patricia. gumamnya
Pesan pendek beberapa waktu lalu itu masih tertanam jelas di benaknya.
Apa maksudnya? dan Siapa dia?
---
Ke esokan paginya, Althea datang ke kantor diantar oleh Reno ,sedangkan Marco entah kemana. Althea datang dengan mata sembab dan langkah hati-hati.
Rasa aneh menggantung di dadanya ,antara ingin bertanya atau tidak peduli ,namun itu semua cukup menggangu hatinya ,sekaligus takut jika tahu jawabannya.
Saat lift terbuka di lantai 46, jantungnya semakin tidak karuan. Tapi yang ia lihat pertama bukanlah Marco
Melainkan seorang wanita berambut cokelat panjang, berdiri dengan blazer mahal dan sepatu hak tinggi warna merah marun ,cantik... bahkan sangat cantik.
Wanita itu menoleh. Senyumnya tajam dan Penuh percaya diri.
Kamu siapa ?" sapanya lembut.
"Aku Patricia."
Althea tertegun ,suara wanita itu lembut, tapi matanya dingin.
"A..aaku hanya karyawatinya saja nona ,bagian Legal perusahaan ini ,Althea.." ucap ny sembari mengangguk.
"Aku tunangannya," lanjut Patricia. Ucapan nya seperti menusuk tanpa ragu.
Deg.. dada Althea seolah sesak ,tubuhnya hampir saja limbung dan terjatuh jika saja Luke tidak menangkapnya.
"Althea!" Apa kamu baik-baik saja? Luke terdengar panik.
Patricia cukup terkejut dengan reaksi Luke pada Althea ,matanya memicing tajam dan tak terbaca.
"A..aku hanya lelah Luke ,maaf aku tidak sengaja." Althea beralasan ,dan hendak menarik diri dari pelukan Luke.
Namun tiba-tiba suara berat terdengar dari pintu ruangan CEO.
MARCO
LUKE DIRGANTARA ! LEPASKAN KARYAWANKU !
Althea membeku ,ia menarik diri dari Luke. namun Luke enggan melepaskan nya.
Luke lepaskan aku ,mohon Althea dengan bisik kan.
Ada apa Kak? Nona Althea tidak ada yang punya ,dia hampir terjatuh tadi karena lelah ,aku tidak mau dia jatuh apalagi sakit karena tekanan.. ucap Luke dengan intonasi kuat.
Ohhh.. cukup sudah ,apa aku tidak terlihat disini? ucap Patricia.
Ehmm sayang ,sejak kapan kau memakai jasa Legal seorang perempuan ,yang aku tahu segala urusan Legal perusahaan diserahkan ke Reno..?! True?
Marco diam ,matanya tajam ,tangan nya mengepal kuat.
Semua diluar renacana nya.
Kalian berdua tinggalkan aku dengan patricia !
Althea kamu kembali bekerja dan Luke pulang lah ,kau tidak punya urusan disini ,hak mu di Berlin bukan? Ucap Marco tegas.
Althea merasa jantungnya seperti diremat ,Marco mengakui dirinya hanyalah karyawan biasanya. Tapi kenapa dia selama ini bertingkah seolah dirinya satu-satunya.
Air mata Althea jatuh tanpa izin ,dan Luke memperhatikan nya. Bukan bodoh ,Luke tahu ada sesuatu antara Althea dan kakak nya. Tapi ia juga tidak akan gegabah ,ia mencari waktu yang tepat untuk bisa bersama Althea.
---
Beberapa saat kemudian
Althea hanya menggenggam cangkir kopi yang tak disentuh. Yaa ,saat ini ia sedang menemani Luke di Lounge 21 ,ia terlihat tenang, memainkan liontin di lehernya.
"Althea ,aku sudah pernah bilang ,aku ada jika kau butuh teman bicara. Ucap Luke.
Althea berusaha tetap tenang. Dan mencoba mengalihkan pembicaraan.. Apa kamu sudah menghubungi menghubungi Reno?"
Luke tersenyum penuh arti ,kemudian tertawa kecil. "Oh ya... apa kamu tahu siapa wanita yang dekat dengan Marco sekarang? Karena Marco bilang ,ia kerap membawa wanita ke Kantornya jika ia sangat merindukan tunangan nya ,Patricia.
Deg.... Althea membeku ,Jadi sebelum aku ,sudah banyak wanita yang dibawa nya ke sini?
Maaf Luke itu privasi ,kamu tanyakan saja langsung pada kakak mu itu ,! Ucap Althea kesal
---.
Tak lama kemudian, Marco muncul. Wajahnya menegang saat melihat mereka berdua.
tidak ada yang tahu obrolan apa yang dibicarakan antara Patricia dan Marco ,namun ada beberapa staf melihat patricia menangis saat keluar dari ruangan Marco.
"Luke cukup," ucapnya datar.
Luke berdiri, kemudian menyentuh tangan Althea.
"Aku hanya menyapa karyawati Legal barumu, menemani jam istrihatnya ,apa itu salah?"
Althe membulatkan mata indah nya ,tidak bs disangkal perbuatan Luke sangat nekat dan berani.
Tanpa diduga ,Marco melepaskan tangannya dengan dingin.
Sesaat Luke tersenyum miring ,mendekat ke telinga Marco dan berbisik, cukup keras untuk didengar Althea.
“Kalau kau tidak jelaskan padanya soal wanita barumu, aku yang akan memberitahu semuanya.”
Lalu ia pergi, meninggalkan ruang itu seperti badai kecil yang baru lewat.
---
Althea berdiri, menatap Marco dengan tatapan dalam. "Kenapa anda tidak pernah bilang tentang dia?"
Marco menghela napas. “Karena aku ingin melupakan dia.”
“Kau menciumku, memelukku, memaksakan kehendakmu ,bahkan membuka masa lalumu... tapi kau menyembunyikan dia?”
“Bukan begitu, Althea.”
“Lalu bagaimana?”
Marco mendekat, tapi Althea mundur. “Aku ingin berusaha percaya padamu. Tapi kamu... kamu menyembunyikan bagian penting dari dirimu.”
Althea jaga batasan mu! geram Marco.
Tenang saja Tuan Marco ,aku sadar posisi ,aku hanya KARYAWAN LEGAL mu ,jadi jangan terlalu mengekangku ! desis Althea
---
Hening panjang mengisi ruang.
Akhirnya Marco berkata, pelan, “Aku dan Patricia bertunangan karena tekanan keluarga. Tapi aku tidak pernah mencintainya.”
Althea menatapnya, bibirnya bergetar. “Tapi kau tidak menolaknya juga.”
“Karena saat itu, aku masih jadi pria yang tunduk pada semua kehendak orang lain. Bahkan saat hatiku sudah mati.”
“Kamu yakin kamu tidak mengulang hal yang sama padaku?”
Kata-kata itu menghantam seperti pisau.
Marco menutup mata sejenak.
---
Hari-hari setelahnya terasa aneh.
Althea kembali ke rutinitas, tapi tanpa kehangatan di antara mereka. Marco sibuk, atau pura-pura sibuk.
Siska dan Monica mulai sering mencibir Althea ,pasca kedatangan Patricia ke kantor. dan bahkan Reno terlihat hati-hati dalam berbicara pada tuan nya ,karena salah sedikit ,segala sesuatu melayang diudara.
"Bagaikan langit dan bumi ,jelas tidak bisa bersaing."
"Dia terbangun dari mimpi indah nya dan rasanya pasti sangat sakit ,hahahah."
dan masih banyak cibiran lagi dari mereka berdua atau staf lain nya. Althea berusaha tidak peduli.
Namun yang paling menyakitkan... adalah ketika Patricia muncul kembali, kali ini di lobi kantor, mengantar bunga untuk Marco.
Dengan catatan kecil ..
“Untuk pengingat. Bahwa janji yang tidak ditepati... akan kembali menagih.”
Althea memandangi buket itu di meja sekretaris. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia berbalik. Melangkah ke luar kantor.
Bahkan tanpa pamit.
---
Sore itu, ia berdiri sendirian di taman kecil di belakang gedung. Menatap pohon, dan bertanya-tanya...
Apakah ia cukup kuat menghadapi masa lalu pria yang kini menguasai pikirannya?
Atau justru... ia hanya satu lagi korban dari masa lalu yang belum selesai?
Saat itu ponselnya berdering.
Nama Marco muncul.
Tapi Althea... memilih membiarkannya berdering.
Bukan karena benci.
Tapi karena... hati yang luka terlalu dalam, tidak bisa langsung disembuhkan oleh panggilan telepon.
Happy Reading ,plis like vote dan komentar yaa ♥️🥰