Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Kemarahan Besar
Valery berjalan menuju mejanya dan membuka laci kemudian mengambil dokumen dan melempar ke wajah Valery.
"Aku memang tidak mengambil pekerjaan itu karena menurutku pekerjaan itu tidak cocok untukmu. Kau lihat aku sudah menyiapkan kau menjadi brand ambassador dari produk kosmetik Leo, perusahaan nomor satu di Indonesia. Kau bisa melihat bagaimana perbedaan untuk menjadi brand ambassador dari perusahaan laki-laki yang sudah menghancurkan dirimu dengan perusahaan yang aku carikan untukmu!"
"Aku tidak menyangka jika kau bisa melakukan hal sebodoh ini dan tidak percaya kepada orang yang selama ini berusaha untuk membuatmu tetap bertahan dalam dunia ini tanpa harus dijual diri!" teriak Valery.
Olivia terdiam yang sudah tidak berbicara apapun lagi, ternyata dia tidak sabaran yang membuatnya nekat melakukan sesuatu dan padahal manajernya sudah menyiapkan hal yang lebih besar kepadanya.
"Olivia Perusahaan ini bukan untuk jual diri, kau juga bisa menjadi artis terkenal, namamu bisa naik dan tetap bertahan dalam dunia entertainment tanpa harus jual diri ke sana ke mari. Kau salah tempat bisa masuk ke dalam Perusahaan ini jika hanya kau mencari pekerjaan dengan cara seperti ini," ucap Valery benar-benar sangat kecewa kepada tindakan Olivia.
Valery kembali berjongkok dengan memegang kedua bahu Olivia.
"Kau sudah hamil dan berani sekali menggugurkan anak itu hah! Anak itu tidak berdosa sama sekali, kau tahu orang bisa sakit jiwa seumur hidupnya hanya karena kehilangan anaknya dan kau dengan mudahnya ingin melenyapkan anak itu dengan keegoisanmu!" tegas Valery menekan suaranya dan matanya bahkan berkaca-kaca.
Dirga memperhatikan bagaimana cara berbicara Valery, dia memang terkesan sangat kejam dan bahkan tidak segan-segan menampar seseorang jika sudah melakukan kesalahan, tetapi di balik mata itu justru ada rasa kesedihan dan kekecewaan seolah-olah wanita yang sekarang dia marahin itu sudah dianggapnya seperti orang yang penting dalam hidupnya.
"Aku benar-benar tidak menyangka kau bisa melakukan semua ini," ucap Valery kembali menenangkan diri dengan menyibak rambutnya ke belakang.
"Sekarang semuanya sudah terjadi, apa yang kau harapkan hah! Kau ingin meminta pertanggungjawaban kepada laki-laki itu? Lalu bagaimana jika istrinya tahu bahwa kau tidur dengan suaminya? hidupmu akan dihancurkan orang-orang yang memiliki uang dan sementara kau artis yang baru saja berkembang," ucap Valery.
"Maafkan saya Nona. Saya benar-benar menyesal dan saya tidak ingin karir saya hancur, maka dari itu saya mengambil tindakan sebodoh ini," ucap Olivia yang tidak bisa berkata apapun.
"Kau harus menerima resiko dari perbuatan," ucap Valery.
"Tolong jangan keluarkan saya. Saya memiliki keluarga dan saya sebagai tulang punggung yang harus membiayai mereka," ucap Olivia memohon kepada Valery.
Karena sudah dapat dipastikan Valery akan langsung membuangnya karena membuat kesalahan yang sangat besar.
Valery memejamkan mata yang mencoba untuk berpikir sejenak dan kemudian menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Kamu akan cuti sampai anak itu lahir," ucap Valery mengambil keputusan.
"Lalu bagaimana dengan keluarga saya dan juga kehidupan saya yang pasti butuh uang. Nona Saya janji tidak akan menggugurkan anak ini dan akan bertanggung jawab dengan semua yang saya lakukan. Saya akan berusaha untuk menyembunyikan kandungan saya tetapi saya mohon tolong jangan hentikan pekerjaan saya," ucap Olivia.
"Kamu pikir semua itu mudah, ini di dunia entertainment yang penuh persaingan dan banyak orang yang menjadi mata-mata yang ingin menghancurkan satu sama lain. Jangan mengambil resiko untuk menghancurkan nama kamu, jika masih ingin tetap bertahan dan hanya itu yang bisa saya bantu. Kamu akan cuti sampai anak itu lahir dan untuk seluruh biayanya, saya akan menanggungnya," ucap Valery dengan keputusannya.
Prok-prok-prok-prok.
Jensen tiba-tiba bertepuk tangan yang mencuri perhatian membuat Dirga menoleh ke arahnya.
"Keren sekali," puji Jensen merasa sangat bangga dengan manajer artis tersebut yang benar-benar sangat peduli pada artisnya.
"Kau sekarang carikan rumah untuknya, jangan hanya berdiri saja di sana!" sahut Valery langsung memerintahkan Jensen.
"Oke-oke!" Jensen tidak ingin mendapat ocehan yang langsung buru-buru pergi.
"Segitunya dia dengan seseorang, tetapi denganku dia tidak pernah berlaku seperti ini," batin Dirga.
Sebenarnya dia cukup salut dengan kepribadian Valery, tetapi cerita membuatnya iri karena Dirga merasa bahwa dia tidak pernah diperlakukan seperti itu.
Mungkin kebanyakan manajer yang menaungi artisnya pasti mengambil keputusan untuk menyuruh artis mereka menggugurkan kandungan itu agar tidak menyusahkan atau menghancurkan karir tetapi berbeda dengan cara pemikiran Valery yang ternyata lebih memilih untuk mempertahankan bayi tersebut dan rela membiayai artisnya.
"Keluar dari sini!" titah Valery.
Olivia menganggukan kepala dan langsung buru-buru berdiri yang keluar dari ruangan itu.
Mata Valery melihat ke arah Dirga.
"Ada apa? Kau masih berpikiran bahwa aku ayah dari anak itu dan kau berpikiran aku sengaja mengancam Olivia agar tidak mengatakan apapun? Heh aku tidak sebodoh itu," sahut Dirga.
"Dirga apa kau tidak bisa berhenti untuk tidak mengganggu artis-artis di perusahaan ini? Kau jangan membuat mereka kehilangan harga diri di masa-masa mereka yang berjuang untuk keluarga mereka," ucap Valery.
"Valery ada beberapa hal yang harus kau ketahui, pertama aku tidak tidur dengan seseorang yang benar-benar masih suci, aku juga tidak tidur dengan artis-artis di Perusahaan ini. Olivia hanya terpancing saja dan aku pikir dia benar-benar masih Virgin dan ternyata kepolosannya tidak seperti itu," ucap Dirga yang terus mencari pembelaan.
"Kalau begitu untuk ke depannya kau jangan mengganggu artis-artis di perusahaan ini. Jika kau ingin melanjutkan hobimu yang sangat menjijikkan itu dan maka carilah orang lain dan kau juga awas aja jika berani membuat skandal lagi," ucap Valery yang mungkin sudah berkali-kali memperingatkan Dirga.
Dirga memilih untuk tidak menjawab daripada harus bertengkar dengan Valery.
****
Dirga berada di dalam mobilnya, menyetir dengan kecepatan santai dan lagi-lagi dia mengingat bagaimana Valery yang selalu sangat bijak.
"Kenapa dia begitu kekeh untuk mempertahankan anak yang ada di kandungan Olivia?" ucap Dirga bertanya-tanya dengan penuh rasa penasaran.
"Apa dia sangat menyayangi anak kecil. Itu artinya ketika dia hamil maka dia juga tidak akan menggugurkan kandungannya,"
"Astaga Dirga apa yang ada di pikiranmu? Apa kau sangat mengharapkan bahwa dia menggantung anakku. Heh kau bahkan melakukannya hanya sebentar saja dan lagi pula kau...."
"Iya aku tidak memakai pengaman untuk pertama kali melakukannya Valery!"
"Tapi tidak mungkin juga dia hamil hanya karena satu kali perbuatan,"
"Aaaaaa!"
"Apa yang aku pikirkan, kenapa juga aku harus memikirkan tentang dia sampai-sampai bisa-bisanya aku berpikir dia harus hamil anakku!"
"Dirga sebaiknya kau berhenti berpikir sebodoh ini dan jangan lagi kau terus saja mengingat Valery, kau harus bersikap biasa saja di depannya seperti tidak mengingat apapun dan lagi pula itu hanya kejadian hal biasa saja. Dia juga melakukan semua itu demi uang dan sebenarnya dia juga tidak ada bedanya dengan Olivia dan hanya saja dia terlalu pintar berbicara agar orang terkesan dengannya,"
Dirga tidak henti-hentinya mengoceh sendiri, Dirga sampai saat ini terus saja dihantui managernya.
Bersambung....