Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Hari itu entah kenapa Yesha lebih banyak diam,ia mengalah dengan semuanya. Ucapan Yudha benar,jika ia terlalu membatasi ruang ayah nya dengan bayi yang esok akan diberi nama Anindyaswari Candra Yudhasoka.
Secara tidak langsung beberapa nama yang Yesha siapkan tak akan lagi berarti apapun.
"Nak,sudah sore. Mandilah,Ibu akan menjaga selagi Yudha masih mengawasi pekerjaan di bawah". Ucap Leta,wanita tua itu hingga waktu menjelang malam masih di sana,padahal biasa nya sudah pulang dari tadi.
Yesha menatap ibu mertua nya dalam.
"Bu.. Maaf jika aku sangat keterlaluan,apa Ibu tidak keberatan dengan ini semua. Harusnya Ibu dirumah menikmati masa tua Ibu,aku merasa sangat bersalah sudah merepotkan dan menikmati kebaikan ini". Ucap Yesha,dan ibu mertua nya pun hanya tersenyum.
Selama Bunda dan Ayah Yesha tak berada di sana Leta menghabiskan waktu untuk cucu nya,ia bahkan belum ingin kembali ke tanah air.
"Aku pikir ucapan Yudha benar,dan aku disini tidak baik". Wajah Yesha menunduk,ia mungkin menyesal.
Setelah membawa Bayi yang mulai di panggil Nindya itu ke pangkuan Yesha, Leta pun duduk di sebelah menantu nya.
"Bukan nya karena ibu adalah ibu kandung Yudha lalu ibu membela nya. Ibu sama sekali tidak pernah ikut campur kalian,mungkin ibu juga tak pernah menambahi ucapan Yudha untuk mu,dan maaf jika ibu melakukan tanpa sadar..."
Ucapan nya terjeda dan Yesha menatap wajah mertua nya yang mulai menua.
"Jika ego masih menguasai diri kalian itu wajar,tapi tidak harus semua di ungkapkan.Kamu tahu kan cerita sesungguhnya,saat itu Yudha sangat kecewa dan tidak sedikit pun mencari karena ia merasa tidak layak dan ditinggalkan oleh mu, dunia nya runtuh,ibu dan ayah saksi nya. Ia bahkan meninggal kan kota demi melupakan mu,ia bekerja dari nol di negri orang. Dan sekarang ia melakukan semua nya untuk kalian,pernah ibu menawarkan beberapa jumlah uang untuk membeli rumah yang kami tempati,tapi dia tidak mau. Yesha....".
Yesha menoleh,ia mendengarkan sedari tadi namun bayi nya juga perlu perhatian karena mata nya terbuka,tidak tidur.
"Ibu mohon,buka lah hati mu lagi untuk Yudha,hanya kamu yang masih ada disana Yesha". Ucap Leta membujuk menantu nya,namun hanya senyuman yang ia dapatkan dari wajah ayu menantu.
.
.
.
...
Hanya di hadiri keluarga yang berada di sana,itu pun segelintir orang dan bisa di hitung dengan jari,lebih kaget lagi seseorang yang menganggap Yudha masih sendiri dan itu Marsha.
Beberapa teman kerja Yudha yang se tanah air ada di acara itu,dan ada juga yang berasal dari sana.
"Kali ini aku yakin jika dia memang anak mu". Ucap Boy,dia menyenggol lengan Yudha pelan,bayi nya di gendongan dan tertidur pulas meski memakai gaun yang mini dan sangat cantik.
Yudha terkekeh "Dia di jaga,dan hanya aku yang berani melakukan nya.Mana mungkin jika Nindya anak lelaki lain".
Alis Boy terangkat,mata nya menatap ke depan.Jarak beberapa meter terlihat jika Yesha sedang mengobrol dan sesekali tersenyum dengan William. Yudha pun meluruskan tatapan mata Boy. Raut wajah nya berubah seketika,meski di meja yang sama ada Neni dan Oma,namun mereka berdua terlihat asik sendiri.
"Jika Marsha melihat itu,pasti ia akan mengira kalian menikah karena perjodohan dan tidak harmonis.Heii aku punya ide!". Tiba-tiba Boy berucap,kedua nya saling bertatapan.
Boy mencari-cari dimana wanita yang ia kenal menyukai Yudha sejak pertama kali bertemu,dan ternyata Marsha baru keluar dari kediaman bersama seseorang.
"Darimana?". Tanya Boy.
"Buang air kecil." jawab nya dan ia langsung menggeser tubuh di sebelah Yudha.
Melihat itu Boy memiliki rencana lain,ia mengambil segelas air berisi strawberry milk shake dan beberapa menit mengobrol ia pun pura-pura menumpahkan di lengan Yudha.
"Ya Tuhan, aku tidak sengaja brother". Ucap Boy dan Yudha berdecak,ia tak sadar memberikan bayi nya pada Boy,Boy pun dengan senang hati menerima.
Mengibaskan beberapa kali lengan nya, Marsha pun mengambil kan tissue di meja.
"Aku bantu Yudha..." ucap nya dan menarik perlahan sedikit menjauh dari Boy.
Wastafel dadakan yang di buat oleh event organizer, Marsha membawa Yudha ke sana dan membasuh lengan lalu kemeja yang berwarna pastel itu.
Dan Boy tersenyum melihat Yesha yang memperhatikan Yudha bersama wanita lain,ia pun berdiri mendekati Boy.
"Beri tahu teman mu,sesi photoshoot segera dimulai,biarkan Nindya bersama ku!". singkat dan terdengar sedikit kesal.
Boy mengangguk ia tersenyum tipis,misi nya berhasil membuat Yesha marah.
Di atas panggung yang hanya panjang dua meter dan lebar satu setengah itu Yesha sudah diambil beberapa foto bersama Nindya,kebetulan bayi mungil itu terbangun dan tidak rewel.
Yudha mendekati mereka,senyuman terlihat di bibir nya namun tidak di bibir Yesha.
"Lebih dekat lagi, di peluk dong Dadd, Mommy nya.." ucap seorang photographer.
Yudha pun melakukan itu meski Yesha beberapa kali menolak,sang photographer pun menegak lagi tidak jadi membidik ketika melihat tak ada senyum di wajah Yesha.
"Senyum dong Mommy..". Imbuhnya lagi
Yesha tersenyum meski terlihat di paksakan.
.
.
.
"Ini terlihat aneh, tiba-tiba punya anak,kenapa tidak ada yang tahu jika dia sudah menikah?". Ucap Marsha,mata nya memicing memandangi Yudha dan Yesha yang sedang melakukan photoshoot di atas sana.
"Kau tahu sesuatu kan Boy,siapa istri Yudha sebenarnya? Dan itu anak siapa?". Tanya Marsha pada Boy,ia benar-benar terkejut kali ini,namun ia tak juga menyerah mendekati Yudha yang ia tahu masih sendiri.
Boy tertawa terbahak.
"Kau lihat sendiri kan Sha,itu jelas-jelas Istri dan anak Yudha,kenapa kau pertanyakan keraguan itu pada ku sementara kau melihat dengan mata kepala mu sendiri!".
Marsha terkekeh "Aku tidak buta,ada kejanggalan di antara mereka!".
"Terserah..." ucap Boy,ia mengedikan bahu lalu pergi dari sebelah Marsha dan maju untuk melihat lebih jelas lagi keluarga kecil sahabat nya.
Yudha terlihat sangat bahagia memperkenalkan istri dan anak nya, beberapa photoshoot juga terdapat Yudha mencium kening Yesha.
Tak dipungkiri saat itu juga William menunduk dan memalingkan wajah nya,Boy tahu mungkin di dasar hati mereka terbesit rasa yang berbeda namun William tidak bisa karena itu salah.
Hari semakin sore,para tamu mulai berkurang dan di detik terakhir terlihat wajah pucat Yesha setelah memberikan Nindya pada mertua nya,ia ingin mengambil sesuatu di meja namun sebelum sampai ia bahkan jatuh pingsan.
"Yesha!..."
.
.
.
To be continue