Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 15 (Revisi)
Jalan panjang yang di lalui untuk menempati posisi tinggi tidak mudah, dia harus bertaruh nyawa membawa dirinya dalam perang antar saudara sama seperti para terdahulu. Meski ada yang tidak setuju, peraturan tetaplah peraturan—tidak ada yang bisa di lakukan. Memangnya ada anak yang bisa meminta ingin di lahirkan seperti apa? Nyatanya tidak ada. Sama seperti dirinya, dia tidak meminta di lahirkan dari rahim seorang permaisuri. Jika bisa, bairkan dirinya bebas dan mencintai satu wanita. Nasib baik dan nasib buruk tidak bisa dia prediksi. Satu-satunya yang bisa dia lakukan mencoba menjadi baik, tidak melihat hasil dan hanya fokus pada proses.
Status tinggi tidak selalu membahagiakan, contohnya hari ini, memaksa dirinya tetap waras agar tidak menimbulkan keributan yang lebih besar. Ketika pelayan berani membicarakan dia dan keputusannya. Tidak memungkiri, semua itu hasil dari ‘Keluarga Setia’ yang selalu di agung-agungkan musnah hanya dalam satu malam dengan satu dekrit. Kehidupan satu wanita hancur karena perintah. Rumor terus berkembang, dan dia harus bertahan dari serangan baik dari dalam istana dan dari luar istana. Orang-orang tersenyum, belum tentu karena menyukainya dan orang-orang yang marah, tidak selalu karena tidak menyukainya. Dia terlahir sebagai penguasa, sejak saat itu hatinya tidak terpengaruh oleh romansa.
Raja memandang pohon cinta yang berada di dalam istana Róngyù dari balik tembok. Seperti apa istana permaisuri, apa yang dia lakukan dan bagaimana kabarnya hari ini adalah sebagian kata haram di istananya. Dulu, tidak pernah terpikir olehnya. Sekarang menjadi belati yang menancap di tubuhnya. Perkataan orang-orang tentang perlakuannya kepada permaisuri pasti sudah sampai kepada keluarga Jenderal, tapi sampai hari ketika dia memerintahkan eksekusi Jenderal tidak ada keluhan dari pria itu dan keluarganya. Apa yang di pikirkan wanita itu dan keluarganya? Apakah sama seperti yang dia dengar barusan.
Dia tentu tahu bagaimana rasa sakit kehilangan keluarga, tapi melaksanakan tugas sebagai pemimpin negara adalah tugas utama seorang Raja. Dia harus mementingkan negara di atas kepentingan pribadi.
“Permaisuriــــــــــ" Perkataan Raja terpotong.
“Yang Mulia Raja?” panggil Lord Xuhuan
Para pelayan Raja memberi Hormat kepada Paman Kerajaan.
“Paman!?” Sahut Raja.
Cukup terkejut ketika melihat Pamannya datang dari arah istana Róngyù.
Lord Xuhuan beralih melihat istana putra mahkota lalu memandang Raja. “Anda mengunjungi istana Chúnjìng lagi hari ini?”
“Ya, paman. Apa yang paman lakukan disini?” tanya dia.
“Saya ingin mengunjungi Xiao Bai, maksud saya Yang Mulia Permaisuri. Tapi saat berada di istana Róngyù──baru tersadar dia sudah di pindahkan.” Ucapnya. Ada nada menyindir dari ucapannya dan hal itu disadari oleh Raja.
“Oh, aku dengar Paman adalah kakak seperguruan permaisuri ketika berada di paviliun Héhuā.” Ada sesuatu yang aneh ketika dia membahas hubungan pamannya dan permaisuri. Bagaimanapun, wanita itu masuk ke istana dengan status sebagai permaisuri, wanitanya──terlepas buruknya hubungan mereka.
Paman kerajaan tersenyum kecil. “Kalau begitu saya tidak mengganggu Yang Mulia Raja. Permisi.”
Sebelum pamannya pergi, Raja berbicara. “Paman kerajaan, Bai Mengyan adalah permaisuri──meski dia sudah di pindahkan ke istana dingin. Jangan buat pandangan orang menilai dan membuat paman dan dia dalam masalah.”
Pandangan orang? Lord Xuhuan melihat Raja dan berbicara dengan pelan──hanya terdengar oleh Raja dan Jin Ran. “Dulu tidak mencintainya mengapa sekarang perduli.” Lalu Lord Xuhuan berbalik meninggalkan Raja yang sempat terdiam.
Kepergian Lord Xuhuan membuat Raja di landa salah hati. Meski hubungan keduanya baik, untuk pertama kalinya, dia mendengar paman kerajaan memanggil nama kecil permaisuri di depannya. Jangankan memanggil permaisuri dengan namanya, berbicara tentang permaisuri saja tidak pernah.
“Yang Mulia?” Panggil Jin Ran pelan.
Raja tersadar. “Pamanku pernah mengunjungi istana dingin?” ujarnya pada Jin Ran.
“Saya akan mencari tahu Yang Mulia.”
Raja mengangguk dan melanjutkan perjalanannya kembali ke istana Jīnlóng. Semoga saja tidak! Dalam hati dia membatin. Karena jika jawabannya ya, dia harus menghukum pamannya sesuai aturan kerajaan. Dan hal itu akan membuat Bai Mengyan mendapat hukuman tambahan. Pamannya selalu bijaksana, Raja berharap pria itu hanya membalas dengan kalimat sarkasme kepadanya──tidak dengan tindakan, membantu dalam hal apapun.
Istana Jīnlóng
Di depan istana, orang-orang yang berpakaian pelayan wanita menunggu dengan gelisah. Ketika mereka melihat rombongan Raja, semua menunduk. Kasim Gu berada didepan, bertanya alasan mereka berdiri di luar istana Raja. Pelayan dari istana selir akhirnya maju dan menyampaikan maksud kedatangannya. Entah dia tahu atau tidak, dalam pesan itu ada satu kalimat ancaman untuk Raja. "Raja harus adil, agar Harem tentram dan para menteri bekerja dengan baik."
Namun, belum sempat menyelesaikan kalimat, Jin Ran sudah mencabut pedang dari sarungnya dan dihunuskan ke leher pelayan itu. "KURANG AJAR!!! Kau pelayan dari istana mana? Berani sekali mengancam Raja." Keras dan tegas.
Pedang itu masih pada posisinya membuat semua orang ketakutan. Pelayan tadi gemetar, dia segera berlutut. "Tolong ampuni saya Yang Mulia!!!, saya hanya menyampaikan pesan dari selir Song."
Yang Mulia Raja memberi perintah pada kasim Gu. Pria itu tidak menggubris permohonan dari pelayan tadi dan masuk ke istananya. Kasim Gu mengibaskan tangan agar pengawal istana Jīnlóng membawa perempuan itu ke penjara. "Pukul dia 100 kali lalu kembalikan ke istana selir Song. Jika dia berani kurang ajar lagi, lain kali bukan pelayanannya yang di hukum tapi dia."
Semua pelayan berlari pulang ke istana masing-masing. Tidak perduli dengan tugas yang diberikan oleh tuan mereka selesai atau tidak──yang mereka perdulikan adalah keselamatan diri. 100 kali? Jangan kalian pikir itu mudah, 20 kali saja, tubuh mereka tidak akan sanggup.
Kabar sudah tersebar di seluruh penjuru istana. Selir Song di larang keluar dari istananya dan mendapat potongan makan selama 6 bulan. Hukuman itu diberikan oleh penguasa Harem sementara, Janda selir kerajaan Liu. Ketika Janda selir kerajaan mendengar mulut busuk selir Song, dia langsung menjatuhkan hukuman itu tanpa memandang ibu selir Song yang masih berkerabat dengannya.
Meski terlihat keras, bagi Janda Selir Kerajaan Liu, Selir Song adalah Selir Raja──wanita Raja. Apa yang dia katakan dan tindakan yang dia lakukan akan berdampak pada Raja dan istana. Dia tidak ingin istana Harem menjadi lelucon orang-orang. Jika dia tidak menghukumnya dengan keras, dia akan di tertawakan dengan membawa nama baik keluarganya.
"Kau hanyalah selir yang masuk berkat kedekatan ibumu dengan keluargaku. Beraninya selir rendahan memimpin para pelayan dari selir lain berdemo di depan istana Raja!"
Mendengar perkataan Janda Selir Kerajaan Liu, nyali Selir Song ciut. Dia langsung berlutut memohon maaf berkali-kali. Meski telah berlutut berjam-jam dan memohon maaf, hukumannya tetap dilaksanakan.
══════════════
3 Hari setelah Jin Ran mencari tahu keberadaan Paman kerajaan Lord Xuhuan. Dia segera menemui Raja, melaporkan semua yang dia dengar. Sejak Permaisuri masuk ke istana dingin (Wēi huā) pria itu tidak ada di kediamannya, beberapa orang mengatakan bahwa Lord Xuhuan masuk ke istana dan beberapa lagi mengatakan pria itu sedang berada di perguruan Mou Yun Gunung Kun.
Gunung Kun sangat tertutup, dia tidak bisa memasuki kawasan itu sesuka hati. Apalagi perguruan Mou Yun menjadi kawasan kekuasan milik Lord Xuhuan. Yang artinya kepergian dia ke gunung Kun bisa saja hanya alibi──untuk mengecoh. Istana luas, ada banyak mata, mulut dan telinga. Tapi dia harus menyampaikan apa adanya bahwa tidak ada satupun orang dalam istana yang melihat Lord Xuhuan masuk ke istana dingin. Jin Ran yakin, Lord Xuhuan tidaklah bodoh, dia tahu hukuman apa yang akan jatuh kepadanya sampai dia ketahuan membantu permaisuri. Tidak ada bukti, tidak ada hukuman.
Raja juga tahu bahwa pamannya bijaksana, membantu permaisuri sama dengan membantu kejahatan. Pria itu tidak mungkin membiarkan reputasi dan kekuasaannya hancur. Kalaupun dia menemui permaisuri di istana dingin, apa yang bisa pria itu lakukan? Membantunya kabur? Tidak mungkin.
“Biarkan saja, paman pasti masih kecewa terhadap keputusanku tentang keluarga Jenderal. Bagaimanapun dia adalah murid kesayangan Jenderal besar Bai An, dia juga sangat dekat dengan permaisuri.”
Jin Ran mengangguk dan keluar dari ruang kerja Raja.
“Paman, pengkhianatan yang di lakukan Jenderal tidak bisa kuampuni. Memasukkan permaisuri ke istana dingin dan tidak membunuhnya adalah toleransi terhadap statusnya yang agung. Jika tidak, aku sudah memusnahkan semua marga Bai.”
Raja berbicara seorang diri sembari memandang keluar jendela yang terbuka.
ـــــــــــــــــــﮩ٨ـ