NovelToon NovelToon
2 Tahun Menikah Kontrak Dengan Mu

2 Tahun Menikah Kontrak Dengan Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Angst
Popularitas:45.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Lulu, seorang yatim piatu yang rela menerima pernikahan kontrak yang diajukan Atthara, demi tanah panti asuhan yang selama ini ia tinggali.
Lulu yang memerlukan perlindungan serta finasial dan Atthara yang memerlukan tameng, merasa pernikahan kontrak mereka saling menguntungkan, sampai kejadian yang tidak terduga terjadi. “Kamu harus bertanggung jawab!”
Kebencian, penyesalan, suka, saling ketertarikan mewarnai kesepakatan mereka. Bagaimana hubungan keduanya selanjutnya? Apakah keduanya bisa keluar dari zona saling menguntungkan?

Note: Hallo semuanya.. ini adalah novel author yang kesenian kalinya. Semoga para pembaca suka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Di Kamar Atthara

Lulu terkejut saat terbangun, mendapati dirinya sudah ada di tempat tidur. Seingatnya, ia berbalas pesan dengan Ningsih di sofa tadi.

“Sudah bangun? Ayo turun, Nenek sudah menunggu!” kata Atthara melipat lengan kemejanya.

“Tunggu sebentar, Mas. Aku ke kamar mandi dulu.”

Lulu turun dari tempat tidur dan merapikan selimut sebelum pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Selain mencuci muka, Lulu juga merapikan hijabnya. Atthara membuka pintu dan berjalan lebih dulu, Lulu mengikutinya di belakang. Tetapi Ketika akan menuruni tangga, Atthara menunggu Lulu dan menyamakan langkahnya agar mereka terlihat berjalan bersisihan.

“Kalian sudah datang, sini-sini!” Nenek Rahma melambaikan tangannya dan meminta Lulu duduk di sampingnya.

“3 hari lagi akan ada acara pertunangan adik Atthara. Kalian datanglah, temani Nenek menerima tamu. Sekalian Nenek mengenalkan Lulu ke keluarga besar yang tidak sempat datang hari ini.”

“Nenek memintaku bergabung, apakah sudah bertanya kepada mereka?” tanya Atthara dengan nada malas.

“Mereka tidak akan berani menentang keputusan Nenek!”

“Oke, oke.” Atthara mengalah.

Lulu tersenyum melihat Atthara yang tidak bisa berkutik di hadapan sang nenek. Setidaknya, sifat dinginnya memiliki kelemahan.

Nenek Rahma mulai bercerita mengenai masa muda beliau. Dari sana Lulu tahu jika Nenek Rahma juga berasal dari keluarga biasa saja. Pantas saja, beliau menerima Lulu apa adanya karena merasa keadaan mereka sama. Lulu menjadi merasa bersalah telah berbohong dalam pernikahan ini.

“Kenapa wajahmu murung?” bisik Atthara.

“Aku merasa bersalah.” Jawab Lulu yang juga berbisik, takut terdengar Nenek Rahma yang sedang menikmati teh.

“Kenapa?”

“Merasa bersalah karena berbohong. Pernikahan ini..” Lulu tidak menyelesaikan kalimatnya karena Nenek Rahma kembali bercerita.

Atthara tahu apa yang Lulu pikirkan. Dirinya juga merasakan hal yang sama, tetapi hanya diam tidak berkomentar. Hanya pernikahan ini yang bisa ia lakukan karena ia masih harus mengejar ambisinya untuk melebihi sang papa. Ia ingin membuktikan jika dirinya bisa berdiri sendiri dan lebih baik dari apa yang dicapai Papanya.

Sebelum makan malam dimulai, Lulu pamit ke kamar untuk melaksanakan sholat. Ia telah melewatkan sholat dzuhur sampai asar karena sungkan dengan Nenek Rahma. Sehingga ia harus segera menggantinya sebelum maghrib. Entah apa hukumnya, Lulu tidak tahu. Yang ia tahu, ia ingin menggantinya karena kelalaiannya sendiri. Bukan jamak, bukan pula qasar. Lulu melakukannya seperti biasa dengan niat mengganti.

Cukup lama Lulu melaksanakan sholatnya, membuat Nenek Rahma dan Atthara menunggunya sebelum memulai makan malam.

“Maaf membuat Nenek dan Mas Attha menunggu lama.” Kata Lulu yang bergabung ke meja makan.

“Tidak apa, ayo kita mulai!” kata Nenek.

Lulu berdiri dari duduknya dan mengambilkan nasi untuk Nenek dan Atthara. Betty yang sebelumnya ingin melakukannya, mengundurkan diri ke dapur. Setelah nasi, Lulu bertanya lauk apa yang Nenek Rahma inginkan. Setelah selesai dengan Nenek Rahma, Lulu juga melakukan hal yang sama untuk Atthara. Baru kemudian mengambil untuk dirinya sendiri. Tetapi saat akan mulai makan, Bu Minah bagian dapur mengantarkan jamu yang harus Lulu minum sebelum makan.

“Minumlah, Nak. Nenek yang meminta mereka menyiapkannya. Mulai besok, kamu harus rutin meminumnya!” Lulu tersenyum.

Mau tak mau, Lulu meminumnya. Beruntung hanya segelas kecil, sehingga ia masih sanggup menghabiskan makanannya. Setelah selesai makan, Nenek undur diri ke kamar. Atthara dan Lulu juga kembali ke kamar mereka.

“Mau ke mana?”

“Ke kamar?” jawab Lulu bingung dengan pertanyaan Atthara.

“Apa kamu mau Nenek tahu kita pisah kamar?” tanya Atthara dengan penuh penekanan.

Lulu lupa, jika Atthara menyuruhnya untuk tinggal di kamarnya saat Nenek Rahma menginap. Ia berjalan mendahului Atthara dan masuk ke dalam kamar Atthara.

“Apakah tidak gerah?” tanya Atthara yang melihat Lulu dengan hijabnya bersiap untuk tidur.

“Tidak. Apakah kamu menginginku untuk membuka hijabku?” tanya Lulu dengan sedikit ragu.

Bagaimanapun, pernikahan mereka sah secara agama dan negara. Sudah kewajiban Lulu untuk memperlihatkannya kepada Atthara. Tetapi karena keadaan keduanya, Lulu meminta persetujuan Atthara lebih dulu dibandingkan berinisiatif sendiri.

“Lakukan sesukamu!” Atthara kembali fokus dengan laptopnya.

Ada sedikit rasa penasaran, bagaimana Lulu tanpa hijabnya. Tetapi Atthara memilih untuk mengubur rasa penasarannya yang menurutnya tidak penting. Lulu sendiri merasakan sedikit kecewa. Kecewa karena laki-laki yang menikahinya tidak menginginkan keindahannya di balik hijab. Lulu kembali mengingatkan dirinya, jika semua ini hanya perjanjian yang akan berakhir dalam 2 tahun. Dengan begitu, rasa kecewanya segera hilang dan ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Sekitar pukul 2 malam, Lulu terbangun dan menemukan Atthara yang tidur di sofa tanpa selimut. Lulu berjalan perlahan dan mengambil selimut yang ia lihat di wardrobe. Dengan sangat perlahan Lulu memasangkan selimut untuk Atthara agar si empunya tidak bangun. Setelah berhasil, Lulu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Di sholat malamnya, Lulu memohon ampunan atas keputusannya. Ia juga memohon ampunan atas pernikahannya. Entah sudah berapa kali ia meminta pengampunan, Lulu sudah melakukannya sejak membuat keputusan. Ia hanya berharap, Allah mengampuninya. Entah itu keputusannya, pernikahannya, ataupun kebohongannya.

“Kamu mau ke mana?” tanya Atthara saat Lulu akan membuka pintu setelah melaksanakan sholat subuh.

“Mau ke dapur, Kak.”

“Untuk apa?”

“Membuat sarapan?”

“Tidak perlu, ada Bu Minah. Sebaiknya kamu tetap di kamar sampai ada yang memanggil untuk sarapan.”

“Kenap..” Atthara membekap mulut Lulu.

“Jangan terlalu banyak bertanya. Ikuti saja apa kataku!” Lulu mengangguk, barulah Atthara melepaskan bekapannya.

Lulu merasa ngeri dengan perlakuan Atthara. Biasanya mereka tidak pernah melakukan kontak fisik. Saat mereka selesai akad, Atthara hanya mencium keningnya secara sekilas. Ia bahkan tidak merasakan apapun karena rasa gugupnya yang mendominasi.

“Bisakah lain kali Mas katakan sesuatu sebelum menyentuhku?” cicit Lulu.

“Kenapa?”

“A-Aku terkejut.”

“Apa kamu akan memukulku seperti kemarin?”

“Tentu saja tidak!” Jawab Lulu dengan cepat.

“Dosa bagiku menyakiti suamiku!” gumam Lulu.

“Apa?”

“Tidak apa-apa, Kak.”

Atthara bergerak tiba-tiba memegang kedua bahu Lulu, membuat si empunya terkejut dan mengelak dengan memasang kuda-kuda.

“Lumayan juga refleksmu! Apa kamu pernah belajar bela diri?” tanya Atthara.

“Sedikit.”

“Pertahankan! Aku tidak bisa senantiasa menjagamu. Kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri saat diperlukan. Aku memiliki banyak musuh.”

“Apa kamu melakukan kejahatan, Mas?” tanya Lulu penasaran.

“Bisa dibilang seperti itu.”

“Apa sampai membunuh?” tanya Lulu dengan ragu-ragu.

Tak!

“Jangan berpikiran yang macam-macam!”

Atthara menyentil kening Lulu, membuat si empunya mengusap keningnya yang terasa sedikit nyeri.

“Kalau bukan membunuh, katakan alasannya kenapa Mas Attha memiliki banyak musuh!” Lulu mengumpulkan keberaniannya.

“Banyak alasan untuk memiliki musuh. Apa kamu tidak?” Lulu menggeleng.

“Saingan bisnis.” Jawab Atthara singkat sebelum meninggalkan Lulu untuk pergi ke kamar mandi.

1
erinatan
atthara nama yg bagus
erinatan
lanjut
Melia Andari
hai kk salam kenal, cuma mau tanya, apakah karya ini kk kontrakin?
Meymei: Sal Ken juga kak..
Iya kak, semua karya di kontrakin
total 1 replies
Abd Kadir Taha
bagus dan menarik❤
Meymei: Terima kasih dukungannya kak 🙏🏻
total 1 replies
Abd Kadir Taha
lanjut!
Meymei: Siap kak
total 1 replies
Abd Kadir Taha
dngn senang hati kami setia menunggu, lanjut!
Abd Kadir Taha
ceritanya sangat menarik
Abd Kadir Taha
lulu berkorban demi menyelamatkan panti asuhan, di mana dia di besarkan!
indy
semangat kakak
Meymei: Siap kk 😍
total 1 replies
indy
Rayka dan Rayna dari kecik sudah harus diajari bela diri
indy
siapa nama si kembar?
Meymei: Rahasia hehehe😊
total 1 replies
indy
wah ternyata agnes bikin ulah
Dewi Masitoh
tetap semangat thor
selamat menjalankan ibadah puasa kak🤗
Meymei: Kakak juga 😍
total 1 replies
indy
ditunggu upnya
Meymei: Siap kak
total 1 replies
Dewi Masitoh
semangat kak
Meymei: Siap kak
total 1 replies
Evii Yusuf
lanjutkan
Meymei: Siap kak
total 1 replies
indy
baru menyesal sekarang Athara
Meymei: Biar kapok kak🤭
total 1 replies
Umi Thea
/Drool//Drool//Drool/
Meymei: Terima kasih atas dukungannya kak
total 1 replies
indy
ditunggu up selanjutnya kakak
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Rian Moontero
Tak pa kak mey,,yg penting dah up,,besok tripel up yach,,🤣🤩🤸
Meymei: Gak janji kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!