Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.
Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.
Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.
Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hipnotis
Saat itu, Guinevere dan sahabat sahabatnya sedang dalam perjalanan untuk balik ke istana. Usaha mereka yang barusan gagal menangkap Don, membuat Penny frustasi, bara api nya tak hilang walau diguyur hujan gerimis.
Udara terasa berat, seolah waktu sendiri menahan nafas menyaksikan sesuatu yang buruk akan menimpa mereka ber empat.
"Aneh, firasatku gak enak banget." "Benar, aku juga merasakan hal yang sama." Lily membalas perkataan Henny.
"Lahh... emang iya?" tanya Guinevere. Setelah berkata demikian, tiba-tiba saja datang serangan yang mengarah ke mereka.
"WUSHH...."
"Awas!" Mereka berempat masih sempat menghindar.
"Hai tuan putri, kalo boleh aku minta tolong? Jangan sebar informasi apapun tentang Don ya?." Helena terbang, diwajahnya terpampang senyuman jahat.
"Bagaimana jika aku menolak?" balas Guinevere. Wajahnya enggan menatap Helena seolah Helena bukanlah ancaman baginya.
"Kau memang putri yang sombong ya..." "Kalau kau menolaknya juga tidak masalah, itu tidak akan berpengaruh pada hasil," senyum jahat Helena makin menjadi-jadi.
Princess Guinevere geram dikatain sombong. "Kau tak berhak bilang begitu. Lagian kau terlalu meremehkan kami." Hidung Guinevere kembang kempis menahan emosi yang hampir meledak.
"Hi hi hi hiii... Sayangnya usaha apapun yang kalian lakukan hasilnya tetap sama, kalian lah yang akan hancur," ucap Helena memanas. Terdengar jelas nada bicaranya yang sombong.
"Bicara banyak iblis pintar," teriak Penny, tak terima dihina, tangannya diangkat dan bersiap menyerang dengan sihir. "Kalian ingin kita bertarung dulu ya? Sayangnya aku tak tertarik dengan hal semacam itu sekarang," ucap Helena, dia membalikkan badan, enggan meladeni Penny dan yang lainnya.
"FIRE BLASS!!"
Belum sempat serangan Penny mengenai Helena, iblis sialan itu berhasil melarikan diri. "Arrgghhh... Ngeselin banget dia," teriak Penny. Tangannya bergetar hebat seolah menahan agar tak mengacak-acak rambut.
Ditengah dinginnya malam, rintikan hujan, Don malah berdiam diri menatap kosong ke depan. Wajahnya tampak tak memunculkan ekspresi apapun, namun pikirannya sibuk. "Akan ku buat kau menderita, Princess Guinevere."
Pagi hari yang cerah di negeri Tudor, kicauan burung terdengar jelas menyejukkan hati. Nampak king Mizaliott baru saja memberangkatkan empat pasukan Zeyynmaloth junior untuk melakukan musi di negeri Wales. Yang tersisa di negeri itu hanyalah Zeyynmaloth senior, dan satu Zeyynmaloth junior.
Canda tawa terus saja terdengar menghiasi cerahnya hari. Keasikan ngobrol dalam kebersamaan tak bisa dihindarkan lagi. Yang mereka tak tahu adalah malam nanti, akan ada penyerangan besar-besaran.
Pagi cerah itu terjadi juga di akademi sihir. Nampak Guinevere, Penny, Henny dan Lily sedang berada di dalam ruangan pribadi wakil kepala yayasan. Ruangan itu dihiasi dengan hiasan sederhana, ada jam dinding dan kursi yang biasa diduduki wakil kepala yayasan.
"Ibu merasa bahwa Dark Dicepratops mempunyai rencana yang matang untuk menyerang akademi ini. Mereka tahu persis kelemahan dan celah akademi ini."
"Ibu, mungkinkah mereka menghindari ketua yayasan?" Tanya Guinevere. Sorot mata saling bertemu tanpa senyum, tanpa emosi lainーhanya tatapan tajam yang berbicara.
"Mungkin saja," ibu kepala menghela nafas panjang. "Sayang sekali untuk saat ini kita harus mengatasinya sendiri. Kali ini kita akan berperang tanpa bantuan Profesor Garry," tambah Ibu kepala yayasan. Nadanya terdengar begitu pasrah, bimbang dan penuh dengan keraguan.
Setelah berkonsultasi, singkatnya Guinevere dan yang lainnya keluar ruangan dan memikirkan cara agar bisa menangani ini. Saking seriusnya berfikir, mereka tak tahu dibelakang mereka ada Don yang masuk ke dalam ruangan ibu kepala yayasan.
"Hah? Don?" betapa terkejutnya ibu guru, matanya melotot penuh tak karuan. "Hai ibu!" Don tersenyum dengan jahatnya sambil melambaikan tangan. Sontak energi gelap mulai berterbangan tanpa bisa dilihat dan itu membuat ibu kepala yayasan langsung terhipnotis.
"Ternyata benar, kekuatan kalung ini luar biasa, muahahahaha...."
Beralih pada Dark Dicepratops. Lilith terlihat duduk santai dengan meminum teh, dan hatinya tak henti henti menari. Dia duduk di atap istana, melihat me bawah ada pasukan iblis yang berlatih dengan keras.
"Aahh... teh ini terasa sangat nikmat. Kurasa karena ini merupakan teh yang akan ku minum sebelum kemenangan ku. 3 pasukan dikerahkan untuk menginvasi akademi sihir. 40 iblis dan 6 jendral iblis yang akan menginvasi Tudor. Tak lama lagi aku akan menyaksikan bangunan bangunan itu rata dengan tanah."
Waktu menunjukkan pukul 16 : 00, seisi akademi sihir dibuat menjadi tempat seperti tempat penampungan orang tak berjiwa. Tampak dari tatapan mata maupun langkah kaki, selayaknya orang yang tak punya tujuan hidup. Guinevere, Penny, Henny dan Lily berjalan dengan penuh kewaspadaan, melihat sekitar ternyata penuh dengan orang yang terhipnotis.
"ini pasti ulah Don, aku yakin itu." Penny mengepalkan tangannya. "Tapi kenapa aku belun melihat Don?" Wajahnya dibanting ke kiri ke kanan mengamati sekitar.
"Aku yakin dia sedang menghipnotis yang lain," balas Lily.
Kaki mereka berempat digerakkan untuk mencari Don. Pandangan mereka penuh akan kewaspadaan. "Aku setuju. Aku punya teori bahwa Don dengan bantuan Lilith bisa dengan mudah menghipnotis orang. Aku rasa Don benar benar tak terhentikan dalam menghipnotis orang," ucap Guinevere. Sampailah mereka di lobby lantai 2.
"Hei lihat kesana!" seru Penny, tangannya menunjuk ke bawah, disana dia menunjuk Don dan Teddy. "Itu kan Don, dia akan segera menghampiri Teddy," komentar Lily. Tanpa sadar tangannya menutup mulut.
Disaksikan lah oleh mereka berempat secepat apa efek hipnotis dari kalung yang dipakai Don. Tanpa butuh waktu 5 detik, langsung muncul cahaya ungu pekat di sekeliling Don, itu membuat Teddy langsung terhipnotis.
"Aku yakin kalung itu kah penyebab teman teman kita terhipnotis. Girls jangan kita melihat kalung itu, lihat bawah atau mau lebih aman bisa menutup mata saja," nasehat Guinevere. "Kami mengerti Guiny," balas Henny.
Teddy yang sudah terhipnotis dibuat jadi boneka mainan Don. Tampak Don menyentuh Teddy sesuka hati, dan mengejek nya.
"FIRE BLAST!!"
"WIND STROM!!"
Serangan gabungan kuat meluncur dari atas. Guinevere menggunakan sihir api sementara ketiga sahabatnya menggunakan sihir angin. Sambaran api yang teramat besar mengarah pada Don.
BOMM....
Terjadilah ledakan besar tepat di arah Don dan Teddy. Asap terus saja menyelimuti keduanya, namun diaaat asap hilang, nampak Don dan Teddy baik-baik saja. Mereka berdua berhasil selamat berkat shield yang tiba-tiba muncul yang mana itu merupakan kekuatan lain kalung.
"Dia selamat?" tanya Henny. Matanya seperti yang menipunya saja, jadi dia terus melotot tak percaya akan apa yang terjadi. "Kalian pikir kalian bisa apa?" dengan energi kegelapan yang menyelimutinya, Don mengangkat kepalanya.
Sejenak, tampak mata Don berwarna ungu menyala akibat efek kalung. Menatap Don akan menghilangkan kesadaran, maka dari itu Guinevere dan yang lainnya menunjukkan kepala. Lily bahkan hampir kehilangan kendali akibat menatap mata Don selama 1 detik. Rasanya tatap mata Don yang menyala itu sangat menarik sehingga tak ingin diakhiri.
"Ohh, jadi itu cara kalian ya?" Kaki Don mulai dilangkahkan, perlahan kecepatannya naik. "Akan ku hajar kalian." Larian Don cepat, tangannya mengepal kuat.
BUAKK....
BUAKK....
BUAKKK...
Tahu-tahu Guinevere dan yang lainnya sudah terbaring dengan tubuh penuh luka pukulan dan tendangan. "Mudah baginya melawan orang yang tak bisa menatapnya," pikir Guinevere, tangannya terus menempel pada perut yang terluka.
"Kalian beruntung karena masih diberi kesempatan terakhir. Datanglah ke taman belakang nanti malam! Guru dan murid lainnya menunggu kedatangan kalian." Setelah memberi pesan, Don pergi.
Di sisi lain, tampak pasukan iblis sedang berkumpul di depan istana Dark Dicepratops. Tampak para iblis berbaris rapih. Iblis jendral baris di depan, kemudian diikuti oleh iblis lemah. Sementara itu, Lucent berdiri dihadapan mereka semua mempersiapkan penyerangan.