NovelToon NovelToon
Cinta Suami Pengganti

Cinta Suami Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Achakajayes

Sehari sebelum Dipta meninggal, ia meminta Liam untuk menikahi Vana, tunangannya.

Liam Mahendra adalah seorang dokter yang memutuskan hubungan bersama kekasih hampir empat tahun mengisi hatinya, ia memilih menepati janji yang ia buat di rumah sakit untuk menikahi Vana, calon istri sahabat baiknya Dipta.

Liam memang tak mencintai Vana, namun setelah menikah akankah bisa merubah perasaannya? Dan benarkah pilihan yang ia ambil memang ditentukan takdir?

Cinta, kecewa dan amarah mengisi penuh cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achakajayes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghibur Vana

Selama perjalanan pulang, Vana terus menyembunyikan wajah di dada bilang Liam. Menyembunyikan tangis yang pecah namun tanpa suara. Sedangkan Hamka dan Amy hanya bisa menatap khawatir.

Dua puluh menit berlalu, mobil pun memasuki kediaman Mahendra. Setelah menempuh perjalanan pulang penuh keheningan, kini mereka harus turun lantas masuk.

"Ayo nak turun"

"Sebentar ma, sepertinya Vana ketiduran"

Susah payah Liam sedikit mengangkat bagian leher Vana lalu berpindah ke bagian pahanya. Ia meminta ijin terlebih dahulu dulu meski istrinya tak akan dengar.

"Kasian Vana... Kamu jaga dia di kamar kamu ya?", Amy mengusap kepala Vana kemudian mencium nya penuh kasih sayang.

Dari dulu Hamka dan Amy ingin memiliki anak perempuan untuk pelengkap keluarga, saat Vana datang sebagai menantu mereka tak sepenuhnya menganggap sebatas itu melainkan lebih besar seperti anak sendiri.

"Sebelumnya Liam sudah cerita ke kita kalau orang tua Vana sudah tiada, dan papa mengira mereka orang baik karena menerima Vana."

"Darma kurang tegas dan istrinya itu sangat jahat, mama gak mau kalau Vana kesana lagi pah... ", Amy kepalang emosi mengingat kejadian tadi.

" Besok kita hibur Vana ya ma?"

...----------------...

Berada di bilik kamar miliknya bersama Vana, Liam merebahkan tubuh sang istri ke ranjang dengan amat perlahan. Takut kalau sampai Vana terbangun.

"Jangan bangun... Sshh... Jangan bangun.. ", keringat dingin membasahi kening nya. Padahal AC di kamar dingin, hanya karena hal kecil Liam sampai begitu.

Berpindah ke bagian kaki Vana yang masih memakai high heels, dia pun telaten melepas satu persatu. Dilihatnya beberapa memar yang jelas berada di telapak kaki Vana.

"Lain waktu kamu gak perlu memaksakan diri begini Vana... ", lirih Liam kasian akan pengorbanan istrinya.

Tapi siapa yang berencana mengajak Vana ke pesta keluarga yang tidak menghargai itu? Liam tegas menolak bahkan sekalipun mereka memohon tanpa henti, dia tidak mau Vana tersakiti. Sejengkal saja tubuh Vana ada yang luka, tak ada maaf bagi mereka.

"Fiuhh.. ", mengambil saleb di laci dekat ranjang Liam lantas mengoleskan di bagian memar agar cepat mereda, ia pun meniup nya penuh sabar.

Setelah selesai mengurus Vana, Liam pergi mengurus dirinya mulai berganti pakaian sampai sikat gigi.

Ceklekk//...

Satu bantal tak terpakai di ranjang ia ambil sebagai penyangga kepala, Liam memutuskan untuk tidur di sofa. Tanpa selimut hanya bantal dan pandangan yang fokus ke arah ranjangnya sampai ia terlelap dalam mimpi.

...----------------...

Terbangun di pagi hari, Vana mengedarkan pandangan memastikan dimana dia sekarang.

Aku masih disini... Eh? Bukannya tadi masih di mobil?

Astaga! Pasti Vana ketiduran akibat terlalu nyaman mendapatkan usapan lembut tangan suaminya itu.

Mas Liam?

Vana menutup mulut hampir berteriak, Liam tidur tanpa pakaian atasan. Sungguh Vana bukan sengaja liat dia hanya tanpa sengaja... Menatap dan mengagumi, ekhm!

Pipi nya bahkan merona, tidak bisa Vana harus minum air karena tenggorokannya merasa haus.

"Uhuk! Uhuk!", terlalu bersemangat minum ia tersedak air sampai tumpah mengenai baju yang ia kenakan.

Hal itu langsung membangunkan Liam dan membuatnya panik berlari mendekati ranjang.

" Kamu kenapa Vana?"

"Uhuk! Huk! Ak-Aaaaaa mas pakai baju kamu!", kali ini bukan Vana saja yang terperanjat melainkan Liam ikut melakukan hal serupa. Ia sontak menutupi bagian dada nya sendiri.

Pasti aku buka baju tanpa sadar,bodoh sekali Liam!

Kebiasaan...

...----------------...

Ruang makan diisi tawa serta candaan tiga sepupu Liam, tak perlu disebut siapa saja pasti sudah tahu kan.. Mereka memang kucing di rumah yang suka ribut.

"Itu piring gue!"

"Piringnya sama gini... Ya gak bisa lah ini punya gue"

"Berisik. Kasih ke gua aja lah!"

Lain sisi, dua manusia yang canggung sejak bangun tidur sampai sudah satu jam berlalu masih saja tidak membuka obrolan.

"Hadeuh pah mereka bertiga ribut mulu, yang pasutri ini ngapain pakek nunduk gitu?"

Hamka menatap mereka bergantian, ia pun berdecak. "Kalau mereka sih emang hobi ma, kalau Vana sama Liam... Mengheningkan cipta mungkin?"

Eh tapi bagus kan kalau gitu?

Bagus kenapa ma?

Vana udah gak sedih lagi pah, tuh liat..

Ah benar juga ma!

Secara serempak papa–mama Liam melempar senyuman juga tos bersama. Beruntunglah karena anaknya sudah berhasil menghibur menantu kesayangan.

"Papa sama mama ngapain nyengir?"

Dua oknum kompak menggeleng, raut wajah dibuat seakan biasa saja.

"Gak ada apa-apa, kalian nih yang ngapain? Telinga kamu sampai merah gitu Liam"

"HUK! UHUK! UHUK!!", Liam seperti mereka ulang adegan di kamar tadi. Vana sontak menepuk punggung suaminya dan mengelap pakaian yang basah sebagian.

" Ma–makasih ", duh kenapa pikiran Vana membayangkan tubuh Liam yang tadi tanpa sengaja ia kagumi.

Vana pikiranmu kejauhan..

...****************...

Berpisah untuk bekerja di tempat masing-masing, Vana disibukkan kegiatan outdoor. Yah hari ini dia mengajar di taman bersama anak-anak serta orang tua mereka yang diminta untuk hadir melihat bagaimana perkembangan belajar putri-putri di sekolah.

Sayangnya kedatangan manusia menyebalkan selalu gagal merusak mood yang dimiliki Vana. Well, tak perlu disebut jelas tahu siapa orang yang pantas.

Alex—tentunya menggunakan senyuman andalan agar dapat menarik atensi Vana. Padahal jika dia menoleh ke samping, janda berumur tiga puluh tahun tampak tergoda akan pesonanya.

Ogah banget gua mau sama ibu-ibu menor..

"Gimana perkembangan keponakan saya bu–Akh salah! Belum nyapa ya? Hai! How's your day?", kali ini Alex tak membuang waktu untuk bersikap tak akrab.

Mereka kenal, jadi tak perlu canggung satu sama lain.

" Ya, hai. Perkembangan Adam baik, dia sudah pintar mengeja beberapa kata hanya saja mungkin harus mengurangi kenakalannya", penjelasan panjang tak menutup kemungkinan rasa tidak nyaman Vana. Jelas dia terganggu, mau bagaimana lagi?

Jika bisa bertanya, kemana orang tua Adam? Kenapa selalu dia yang datang kemari? Akh sungguh! Wajah sok menggodanya jelas mengganggu.

"Apa dia suka menggoda anda? Bu guru?", kekehan nya sengaja dibuat menarik perhatian lawan jenis.

" Tidak."

Anda yang menggoda saya dan sangat mengganggu!

...----------------...

Hari ini Vana membawa mobil yang telah disiapkan Liam untuk ia gunakan, yah daripada harus naik taksi atau semacam kendaraan umum lainnya? Dia tahu cara memberi perhatian kecil yang mampu mengembangkan senyuman Vana setiap kali mengingat.

Lihatlah bibir itu menggigit lipatan bawah ranumnya hanya karena mengingat kembali momen menggemaskan yang mengiringi pernikahan—tanpa persiapan..

Kalau pernikahan mereka di mulai dari kesedihan, bukannya tak harus selalu begitu?

Sepertinya langit terang membuktikan ucapan kebenaran Vana, Dipta pasti disana ikut bahagia melihat perempuan nya tak terus berkabung.

BYURR!!

Tubuh Vana mematung kala hampir terkena siraman air jika saja tak ada yang melindunginya. Orang itu tak mempedulikan pakaian basahnya.

"MINGGIR! NGAPAIN LO LINDUNGIN DIA HAH?"

Amarah, wajah galak dan kuku panjang yang siap mencekik Vana—siapa lagi jika bukan Wilona? Iblis wujud manusia dengan dendam membara. Wanita itu pasti ter diagnosa mengidap darah tinggi..

"Wilona... "

"Gak perlu lo panggil nama gue, denger baik-baik lo harus—"

"Vana. Pergi dari sini, kalau lo mau selamat", untuk pertama kali Alex memanggil nama seraya berbicara tidak formal.

Vana yang belum memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan bodoh diam menunggu kalimat selanjutnya dari mulut Wilona.

" Tapi dia mau bicara sama aku, kamu jangan ikut campur Alex"

"Oh come on! Lo gak kenal Wilona, kali ini dengerin gua meskipun lo ga suka", ucapan terakhir Alex sebelum menggendong tubuh ramping Wilona bak karung menuju mobil merah milik wanita itu.

" ALEX! APA YANG—"

"Gua gak segan-segan bungkem mulut lo kalau sampai lo sakitin Vana"

"Wait? What? Ngapain lo bela dia?"

"Diem."

"LEX GUE BUTUH PENJELASAN"

Bersambung.

1
Achakajayes
ditunggu ya update an nya
Achakajayes
Hai! Tunggu ya ada update lanjutan masih di proses^^
Achakajayes
nanti mau crazy update, ditunggu yaa^^
Achakajayes
Nanti update lagi🖤
Suviya Sheza Aqila
saya sangat suka dengan alur ceritanya
Achakajayes
nanti update lagi🥰
Achakajayes
salamat membaca🖤
M Khoiril Daniar Rega
q tunggu episode selanjutnya jgn kelamaan nyaaa 🤭🥰
M Khoiril Daniar Rega
bagus banget ceritanya ....🥰
Achakajayes
bentar lagi update 🥰 makasih yang sudah baca cerita manis ini💞
Murnia Nia
lanjut thor ceritanya sangat menarik aku suka
S. Ryantii
semangat thor buat update!!
Kikan Dwi
tukang boom like
Kikan Dwi
Maaf ya aku balas, kalau gak mau di jahatin jangan jahat sama orang makasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!