NovelToon NovelToon
Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:409.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Budy alifah

Diceraikan di depan selingkuhan suami dengan alasan dia tak cantik lagi,itu rasanya hancur. Tapi, tidak membuat Niken menyerah begitu saja.

Dia bertahan di dalam rumah tangga itu, bukan karena dia masih mencintai suaminya. Melainkan karena tidak sudi hartanya di nikmati madunya.

Bagaimana kisahnya? yuk cus baca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Kenapa aku sampai sini?" ujarku.

Aku tidak menyangkan akan menginjakkan kakiku ke rumah mantan mertuaku. Aku terus kepikiran mereka setelah Mas Pras mengatakan kalau ibu terus memanggilku.

Kuketuk pintu rumah perlahan, setelah beberapa saat menunggu akhirnya suara bapak terdengar menyahut.

"Niken, ini beneran kamu?" kata bapak tidak percaya setelah melihatku berdiri di depannya.

"Iya Pak, aku Niken," Aku mencium punggung tangan bapak. "Ibu, ke mana?" tanyaku.

"Di kamar, Niken, akhirnya kamu datang juga. Sejak kalian bercerai ibu jatuh sakit, ibu terus memanggil namamu," ujar bapak sembari membawaku ke kamar.

Ternyata Mas Pras tidak bohong, tapi menurutku aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan keluarga mereka sehingga aku mengabaikannya.

"Buk," panggilku pelan.

"Niken," sahut ibu dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

Ibu menarikku dalam pelukannya erat, tangisnya mendadak pecah.

"Ibu, kenapa menangis?" tanyaku bingung.

"Ibu kangen sama kamu, maafkan ibu," kata ibu dengan sesenggukan. "Harusnya ibu tidak merestui Pras menikah lagi, ibu menyesal."

Aku tidak tega melihat tangisan ibu, tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku kini bukan anak mantunya lagi.

Aku melihat ke arah meja yang hanya ada gelas berisikan air putih dan di sampingnya obat.

"Ibu, sudah makan?" tanyaku sembari mengusap lembut punggung tangannya.

"Belum, bapak baru mau memasak nasi," sahut bapak dari belakangku.

"Loh, bapak masak sendiri? Aku kaget.

Semenjak aku menikah dengan Mas Pras, ibu dan bapak sama sekali tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah. Apalagi bapak, mereka hanya menikmati masa tuanya. Dan kadang bermain sama Sanjaya.

"Iya, ibukan sakit jadi mau tidak mau bapak sendiri yang masak," kata bapak dengan suara sengau. Terdengar seperti hendak menangis.

"Hani ke mana Pak?" tanyaku heran.

"Hani sedang hamil, dia tidak bisa membantu," jawab bapak dengan wajah murung.

"Bapak, sekarang istirahat ya. Biar Niken yang mengerjakannya.

Dua jam berlalu, aku menyelesaikan semua pekerjaan rumah dari memasak, mencuci baju sampai mengepel.

"Buk, Pak, makan dulu yuk," kataku sembari memapah ibuk sampai ke meja makan.

Mata ibu berbinar melihat meja makan penuh dengan makanan. Aku buatkan sup ayam, tempe goreng, sambal kesukaan ibu.

"Sudah lama ibu tidak makan masakan kamu, kangen," ujarnya dengan tangan yang bergetar.

"Kalau kangen ibu makan yang banyak ya, biar cepat sembuh," ujarku sembari mengambilkan nasi untuk ibu dan bapak bergantian.

"Nanti, setiap week end aku akan ajak Sanjaya ke sini " kataku untuk menyemangati ibu dan bapak.

Ibu dan bapak pasti kesepian, aku yakin Mas Pras dan Hani pasti jarang mengunjungi mereka.

"Niken, terima kasih ya. Kamu masih mau peduli sama ibu," ibu menatapku nanar. "Apa tidak bisa kamu kembali sama Pras?"

Aku tersenyum tipis, "Maaf buk, Niken tidak bisa."

Aku membawa piring-piring kotor ke wastafel setelah mencuci aku akan segera pulang.

"Mbak Niken," kata Hani kaget melihatku yang duduk bersama ibu dan bapak. Mas Pras yang dibelakang Hani pun tak kalah kaget melihatku sampai melongo.

Mas Pras berjalan mendahului Hani, lalu duduk di sampingku. Hani pun segera menyusul, dia tidak terima Mas Pras duduk di sampingku.

"Mas, geser nggak?!" ketusnya. Aku tersenyum mendengar desisan dari Mas Pras. Dia pasti berharap banget bisa duduk dan mengobrol banyak denganku.

"Mas, kamu gimana sih? Ibu sama bapak tidak kamu perhatikan?" omelku.

"Aku kan kerja," jawabnya simpel.

"Mas, itu bukan alasan. Rumah ibu sama bapak kan cuma sebelahan. Lagian kau Hani apa saja yang kau lakukan?" bentakku kesal. "Rumah kotor, cucian banyak, tidak ada makanan," omelku tidak henti-henti.

"Mbak aku kan sedang hamil, mana bisa melalukan semua itu." Hani membela diri dengan menggunakan alasan kehamilannya.

"Kau hamil, bukan lumpuhkan? Kaki tanganmu juga masih lengkap," geramku. Menurutku, orang hamil bukan untuk bermalas-malasan.

"Aku juga pernah hamil, tapi aku tidak manja macam kau, semua pekerjaan rumah selesai," cemoohku membuat wajah Hani merengut.

Hani melirik ke arah Mas Pras, ia melipat kedua tangannya di dada. Akan tetapi Mas Pras tidak merespon.

Aku mengantar ibu dan bapak ke kamar untuk istirahat.

"Kita bisa bicara berdua Mas?" tanyaku.

"Tidak boleh!" seru Hani melarangku dan Mas Pras untuk bicara empat mata.

"Hak apa kamu melarangku bicara dengan Niken, lebih baik kau buatkan aku minuman," titah Mas Pras.

Kami berdua duduk di teras rumah agar Hani tidak mendengar obrolan kami berdua.

"Ada apa Niken?" tanya Mas Pras membuka obrolan setelah beberapa menit kami terdiam.

"Mas cobalah perhatikan ibu sama bapak. Kalau memang kamu tidak bisa pekerjakan pembantu," pintaku. Ibu dan bapak lebih membutuhkan daripada Hani.

"Kamu benar Niken, aku sangat menyesal menceraikanmu. Ibu dan bapak jadi tidak terurus," ujarnya dengan dengusan lembut.

"Jadi, kamu menyesal karena kehilangan baby sister untuk orang tuamu?" kataku dengan tertawa kecil.

Andai saja aku tidak diceraikan, pasti dia akan menganggapku sebagai pembantu. Sedangkan, Mas Pras bisa hidup enak dengan Hani. Akal bulus Mas Pras terbaca sangat jelas di mataku.

"Bukan begitu, aku benar-benar menyesal. Niken, kita rujuk,yuk," ajak Mas Pras.

"Mas, aku ke mari hanya untuk mengingatkanmu. Mumpung kedua orang tuamu masih ada," ujarku.

Aku ingin mengingatkan Mas Pras agar tidak menyesal sepertiku.

"Niken." Mas Pras menahanku agar aku tidak pergi.

Segera kutepis tangannya, "Hargai dia selagi ada." kataku dan berlalu pergi.

Aku tidak tahu sejak kapan Hani ada di depan gerbang menungguku. Tatapannya tajam, terukir kebencian di wajahnya.

Aku melanjutkan jalanku, mencoba mengabaikan Hani.

"Kau masih menganggapku tidak ada?" katanya dengan berkacak pinggang saat aku tepat berada di depannya.

"Kau mau apa?" tanyaku sembari memutar tubuhku hingga berhadapan dengan Hani.

"Jangan berlaga menjadi pahlawan di sini, berhenti mencampuri keluargaku. Atau ...," ucapan Hani terhenti saat jari telunjuknya aku tangkap.

"Atau apa?" aku tersenyum mengejeknya.

Hani menarik jarinya, "Aku bisa mengambil suamimu dengan mudah. Aku juga bisa mengambil yang kau punya hingga kau hancur," ancamnya.

"Benarkah?" kataku sembari berjalan mendekati Hani.

"Kau tahu, aku sekarang ini tidak sebaik dulu. Aku bisa memotong kepala, tubuh, kaki dan tanganmu dengan tanganku sendiri," aku mengeratkan jari-jari kananku di depan mata Hani.

Hani memundurkan langkahnya, wajahnya menciut menjadi pucat pasi.

Aku kembali mendekat ke arah Hani, lantas kuberbisik, "Jaga baik-baik semuanya, atau aku akan merebutnya kembali."

1
ros
pasti Hani yg jumpa aina
abdul adul
Luar biasa
guntur 1609
keoedean banget loe pras
guntur 1609
kejam
Dewi Nurani
sebenci bencinya orang tua tak akan mengalahkan kasih sayang pada anaknya , kenapa sekeras itu pada kesalahan anak
padahal ck paribasa indung mah lautan hampura
Iyas Masriyah
Luar biasa
MashMellow🍭
sebenarnya disini bukan salah hana seorang, tangan kalau ditepuk sebelah xkan berbunyi,
mama.niken pun bersalah di sini, kenapa xtampar mama niken jugak
MashMellow🍭
jangan salahkan mama jugak niken, diri sendiri pun xdapat berdamai dgn diri sendiri. baygkan harta gono gini sudah bahagi 2 tapi masih juga meyuruh maya memeras duit pras.
MashMellow🍭
patutlah emaknya niken berdendam , sebab niken pun jenis tang berdendam sooo sama dapat kirafahlah, tapi saygnya niken x mencium bau syurga kerana menderhaka kepada ibu sendiri.
syska
Luar biasa
Wisteria
amit amit anak kadal
Wisteria
ya iya lah orang tua mana yg g sakit hati anak lebih milih orang baru ketimbang orang tua apa lg orangtuanya tulus g nekoh"
Wisteria
ini kalo dialok pakek kataku aku kurang srek dr atas dialoknya si A eh ternyata yg bicara si B jd kadang g nyambung
Soraya
tamat mksh thor karyanya👍
arniya
keren...
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
harusnya pasang cctv
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
si prs nih kayaknya masih butuh Niken dah
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
nyesek kan jadi Niken ... memperjuangkan Pras taunya laki gak tau diri 😭
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Hani terlalu manja 🤣🤣🤣 sukurin kau Pras membuang berlian demi batu kali
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
uhuyy cinta lama belum kelar nih ceritanya 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!