NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan

Pagi hari, Yara sudah nampak rapi guna kembali pergi bekerja. Altair juga sudah tiba dikediamannya. Dengan rapalan doa dan untaian kata penyemangat, Yara melangkahkan kakinya.

"Kenapa memakai kacamata..?" tanya aneh Altair.

Yara memanyunkan bibirnya "lihat, sembab sekali." ucapnya sembari menurunkan kacamata yang ia pakai.

Altair terkekeh "makanya, jangan menangis lagi ya..?" pesannya sembari memasang helm dikepala Yara dan membenarkan pakaian hangat sang kekasih.

Dengan merengkuh erat pergelangan pinggang Altair, Yara menikmati perjalanan kegedung tempat Yara bekerja dan melupakan kisah pedihnya, sampai dimana kelebatan kejadian malam itu kembali terkenang, dikala Asker menatap interaksinya bersama Altair.

Jantung Yara berdetak kencang, bias wajahnya juga seketika saja berubah. Beruntung Altair sudah berlalu pergi, jadi pria itu tidak menangkap perubahannya.

"Kenapa mereka datang sepagi ini..?"

Diraupnya udara sebanyak mungkin, lalu dihempaskan secara perlahan guna menenangkan dirinya. Dengan langkah mantap ia menuju kelobby gedung dimana Altair dan Liam tengah berdiri menatapnya.

"Selamat pagi pak, selamat pagi asisten Liam." tegur Yara sembari membungkukkan badan.

"Selamat pagi nona Yara." sahut Liam dengan menatap iba wajah Yara. Rasa bersalahnya semakin besar saja, apa lagi mendapati mata Yara yang sangat sembab dibalik kacamata yang wanita itu pakai.

Sementara Asker hanya menatap dengan siratan sejuta arti, sebelum akhirnya ia melangkah memasuki gedung dengan diikuti oleh Yara dan Liam.

"Selamat pagi pak, selamat pagi asisten Liam." sapa Sherin yang sudah berada dimejanya "selamat pagi Yara..!" senyuman manis Sherin berikan untuk sahabatnya itu.

"Selamat pagi sahabatku, uh aku rindu." Yara memeluk Sherin, menumpahkan rasa rindu dan semua rasa yang ia pendam selama lima hari tidak bertemu.

"Saya tunggu diruangan saya..!" ucap Asker kepada Yara yang langsung melerai interaksi kedua wanita itu.

"Kamu kenapa..?" selidik Sherin setelah sang atasan beserta asistennya tertelan oleh pintu ruang kerjanya.

"Kamu habis menangis..?" tanya Sherin lagi dengan seksama menelisik guratan kesedihan diwajah sang sahabat.

"Nanti saja kita bicaranya, aku menghadap atasan dulu." sergah Yara, menyimpan tas kemeja kerjanya lalu memasuki ruangan pimpinan.

"Iya pak..!"

"Tinggalkan saya dengan Yara Liam..!" titah Asker menatap datar Yara, dengan berdiri tegap dan kedua tangan ia masukan kekantung celana.

Rahang Liam mengerat dan tatapan peringatan ia hunuskan kepada Asker sebelum akhirnya meninggalkan ruangan itu.

"Kamu belum memberi tahu Altair soal kejadian itu..?"

"Pak..!"

"Kenapa kamu masih bersama Altair..? kenapa kamu tidak memberi tahunya..?"

"Belum sempat, dan saya akan tetap bersama Altair." balas tegas Yara menatap Asker dengan berani.

Seringai Asker terbit "apa dia mau menerimamu..? apa dia masih mau bersamamu..? Setelah tau kalau kamu sudah tidur denganku."

"Saya lebih tau bagaimana Altair, dan saya yakin dia akan tetap menerima saya walau nyatanya saya sudah tidak suci lagi." ucap Yara dengan nada melemah dan kembali netranya dipayungi dengan kesedihan.

Rahang Asker mengeras, deretan giginya saling mengadu, tatapan nyalang akhirnya ia hunuskan juga.

"Akhiri hubunganmu dengan Altair dan menikah denganku."

"Apa hak bapak mengatur hidup saya..? disini saya hanya sekertaris bapak, anda hanya berhak mengatur soal kinerja saya saja."

"Aku tidak perduli, akhiri hubunganmu dengan Altair atau aku akan bertindak lebih jauh lagi."

Dahi Yara berkerut "maksud bapak..?"

"Apa kamu mau aku mengatakan semuanya kepada orang tuamu soal malam itu..?"

"Bapak mengancam saya..?" tanya Yara dengan tak percaya. Netranya mengerjap, menghalau genangan air mata agar tidak menetes.

"Ya bisa dikatakan begitu." ucap Asker sembari mendudukan bokong kekursi kerjanya, lalu membuka laptop dan mengutak atik sesaat.

"Silahkan kalau bapak mau memberi tahu orang tua saya, itu tidak akan merubah keputusan saya untuk tetap bersama Altair."

"Kamu menantang saya..?" ucap geram Asker.

"Apa sebenarnya yang bapak mau..? saya sudah mengatakannya bukan..? bapak tidak perlu bertanggung jawab, dengan apa yang tidak bapak ingini. Saya juga sudah melupakan kejadian itu, kenapa bapak malah mengungkitnya..?" ucap Yara dengan dibumbui bualan.

Asker terkekeh "melupakan katamu..? kamu fikir aku percaya..? Lihat dirimu, wajahmu, matamu, semuanya itu sangat terlihat jelas kalau kamu terusik dengan kejadian malam itu."

"Pak..!"

"Apa semua yang terjadi tidak berarti bagimu..? Keperawananmu, tubuhmu, dan aku. Apa semua tidak ada artinya untukmu..?" tanya lemah Asker pada akhirnya.

"Saya mohon pak, hentikan semuanya. Kita lupakan malam itu dan biarkan saya bekerja dengan tenang." ucap memelas Yara.

"Kalau keperawananmu memang tidak berarti untukmu, tapi tidak bagiku. Malam itu untuk pertama kalinya aku menyentuh wanita. Untuk pertama kalinya aku mencium bibir wanita, untuk pertama kalinya aku melakukan penyatuan dengan wanita, aku tidak bisa melupakannya. Dan kamu harus bertanggung jawab akan itu..!"

"Disini saya yang dirugikan pak, karena akibat kejadian malam itu meninggalkan bekas yang bisa dirasakan Altair kalau kami menikah nanti, ja----

"Kamu tidak akan pernah bisa menikah dengan Altair, KAMU CUMA MILIKKU..!" sela Asker dengan kemarahan yang kembali memuncak.

Yara terjingkat mendengar suara menggelegar Asker, tatapan nanar lagi lagi terpancar dari netranya.

Nafas Asker memburu, diusapnya dengan kasar wajah tampannya "akhiri hubunganmu dengan Altair dan secepatnya aku akan menikahimu."

"Maaf pak saya tidak bisa memenuhi permintaan anda itu."

"Kamu yakin..? kamu benar benar menantangku..?"

"Maaf pak, sepertinya sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, dan maaf ini hari terakhir saya bekerja, sekarang juga saya mengundurkan diri. Saya permisi pak..!"

Yara menunduk hormat, lalu memutar badan. Tapi belum juga sempat ia melangkah suara yang tidak asing tertangkap diindra pendengarannya.

"Ahhh Asker...!"

"Lebih cepat pak..!"

"Aku mau sam pai, aaahhhh...!"

Netra Yara mendelik dengan sempurna, diletakkannya telapak tangan kanan guna menutupi bibirnya yang menganga tak percaya akan suara kenikmatan diiringi dengan suara pertemuan antar kulit dan gerakan percintaaan.

Diputarnya badan kembali menghadap Asker, buliran air mata sudah tidak bisa lagi Yara tahan. Keterkejutan Yara masih lagi berlanjut, kala Asker kembali menekan tombol play dilayar lipatnya.

"Pak..!"

"Tidurlah, ini sudah larut malam"

"Tapi saya masih ingin pak,..!"

"Sayang..!"

"Saya mohon pak, sentuh saya lagi. Puaskan saya."

Senyuman miring terbit dibibir Asker setelah ia mematikan gambar video yang ia ambil dimalam kejadian itu.

Asker sudah menduga, kalau gadisnya akan menolak kembali dan tetap meneruskan rencana yang sudah dibuat bersama Altair. Oleh sebab itu, Asker sudah menyiapkan alat perekam dikamarnya.

Dan malam itu tanpa Yura sadari sebenarnya ia dibawa kekamar sang atasan, setelah sebelumnya semua barang pribadinya dipindahkan oleh pegawai hotel yang dibayar Asker.

1
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
muna aprilia
lnjut
Anis Rohayati
seru bgt ka ga sabar yara hamil pasti tambah seru 😍😍😍
Anis Rohayati
😍😍😍
Anis Rohayati
yara asker 😍😍😍
Manoy Cagar
ini ceritanya bagus,tapi kok yg like sedikitnya,semangattt thorrr 😘👍
Delia ATA
Dasr Asker gila
Delia ATA
Asker baik tapi enggak waras
Delia ATA
Yara kudu hati² ini bersikap, bisa² Asker berbuat macem².
Delia ATA
nangis lagi, ahhh sumpah ceritanya ngena kehati banget. Sabar ya Altair
Delia ATA
Banyak bab yang menguras air mata, salah satunya bab ini. berasa banget sakitnya jadi Altair dan Yara 😭😭
Delia ATA
Asker gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!