NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Slice of Life / Single Mom / Nikahmuda / Cerai / Duda
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Selina harus menelan pahit kenyataan di kala dirinya sudah bercerai dengan mantan suami hasil perjodohan. Ternyata tak lama setelah itu, dia menemukan dirinya tengah berbadan dua.

Selina akhirnya memutuskan untuk membesarkan bayinya sendiri, meskipun harus menjadi ibu tunggal tak membuatnya menyerah.

Berbeda dengan Zavier. Mantan suaminya yang hidup bahagia dan mewah dengan kekasihnya. Seseorang sudah hadir di hidup pria itu jauh sebelum kedatangan Selina.

Akankah kebenarannya terungkap seiring berjalannya waktu? Belum lagi Selina Kini harus terjebak dengan seorang bos yang sangat menyebalkan.

Ikuti kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Hampir Bertemu Mantan Ipar

“Lama banget nyuci tangannya.”

“Ian pake sabun mama, biar bersih.”

Selina terkekeh kecil. “Mau makan sendiri apa mama suapin?”

“Makan sendiri dong, Ian udah besar.”

“Yaudah kalau gitu, kamu diam di sini, mama keluar dulu ya. Mama harus lanjutin kerjaan.”

Ian mengangkat jari tangannya membentuk huruf O. Selina kembali mengusap lembut rambut keriting putranya sebelum melangkah keluar dari restroom.

Sesampainya di dapur kafe, Selina langsung disambut suara Emel.

“Lama banget tadi, Lin. Ada masalah ya?” tanya Emel sambil menumpuk gelas ke rak.

“Hm, ban motor kayak biasa… bocor lagi,” jawab Selina dengan helaan napas.

“Duh, maaf ya. Harusnya itu kerjaan aku, jadinya kamu kena masalah.”

“Nggak apa-apa, santai aja.” Selina mengibaskan tangannya. Pandangannya lalu jatuh ke dua piring kue cantik berlapis krim dan buah segar di meja. “Eh, ini mau diantar ke siapa?”

“Oh, kamu nggak tahu?”

“Di depan sana ada pacarnya Pak Bos. Cantik banget, sumpah. Rambutnya keriting-keriting gitu, terus wajahnya tuh kayak ada bule-bulenya.” Katanya tampak antusias. “Kue ini buat dia. Tadi udah sih, tapi kata Pak Nath, dia mau lagi karena rasanya enak banget.”

“Oh…” Selina mengangguk pelan. “Ada pacarnya Pak Bos toh. Pertama kali ya dia bawa ke sini?”

“Iya, katanya sih jauh-jauh datang dari kota Venna.”

Selina mendadak terdiam. Wajahnya yang tadi biasa saja kini tampak murung. Nama kota itu seakan menusuk hatinya, membawa kenangan lama yang berusaha ia kubur.

“Mau kamu yang anter atau aku?” tanya Emel.

“Kamu aja deh.”

“Okeee.”

Dengan langkah ringan, Emel keluar membawa kue itu menuju meja dimana bosnya duduk.

“Silakan, Pak, Nona,” ucap Emel sopan sambil meletakkan piring kue di atas meja.

Kimberly menoleh, menatap Emel yang memberinya senyum ramah. “Terima kasih.”

Emel mengangguk singkat, lalu kembali ke dapur.

Kimberly menatap kue di hadapannya sejenak sebelum bersuara pada Nathan. “Oh ya, aku tadi lihat anak kecil di toilet.”

“Oh, itu Ian kali. Anak salah satu karyawan aku,” kata Nathan santai sambil menyeruput kopinya.

“Namanya Ian?”

“Hm, aslinya sih Rianzo. Tapi kami biasa manggil Ian. Kenapa emangnya?”

Kimberly tersenyum tipis. “Nggak apa-apa… lucu aja gitu. Terus rambutnya keriting juga, mirip kayak aku. Berarti kamu ngizinin karyawan kamu bawa anaknya ke sini?”

Nathan mengangguk. “Iya, aku nggak pernah larang. Bahkan aku sediain ruangan anak-anak khusus buat karyawan yang punya anak dan nggak bisa ditinggal, apalagi buat single parent. Jadi mereka bisa kerja dengan tenang. Cuma kalau Ian sih, dia kadang-kadang aja ikut mamanya ke sini. Biasanya habis pulang sekolah langsung diantar pulang.”

“Mamanya single parent berarti?” tanya Kimberly lagi.

“Iya…. Tapi aku nggak terlalu tahu juga masalah pribadi mamanya. Entah suaminya meninggal atau cerai, aku juga nggak tahu. Yang jelas, dia kerja di sini sejak hamil sampai Ian usia sekarang. Pernah juga sempat pendarahan karena terlalu kecapekan. Padahal aku nggak pernah nuntut dia ini-itu, tapi ya… memang orangnya pekerja keras banget. Ian juga anaknya baik, nggak rewel sama sekali.”

“Kasihan dia…” gumam Kimberly lirih.

Kimberly kembali menatap Nathan, sorot matanya berbinar penuh kekaguman. “Kamu baik banget, tahu nggak. Nggak nyesel aku pacaran sama kamu.” Ia tersenyum manis, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nathan.

Nathan terkekeh kecil. “Kamu tahu, sayang… aku juga dulu cuma hidup berdua sama Mama. Mama sering cerita gimana pontang-pantingnya dia nyari kerjaan waktu hamil aku. Jadi aku ngerti banget rasanya. Makanya aku nggak mau karyawan aku ngalamin hal yang sama.”

Kimberly memeluk lengan Nathan erat. “Aaa… cinta banget sama kamu,” katanya manja.

Nathan tersenyum, lalu meraih wajah Kimberly. “Aku yang lebih beruntung punya kamu, Kim. Dan aku lebih mencintai kamu.” Ia mengecup pelan dahi gadis itu.

“Pengen deh dinikahin sekarang,” kata Kim manja.

Nathan terkekeh, tangannya mengusap rambut gadis itu. “Ayok aja aku mah. Aku siap lahir batin jadi suami, sekaligus siap banget jadi ayah buat anak-anak kita nanti.”

Kimberly mencebik kecil. “Maunya sih gitu… tapi kamu tahu sendiri kan, mama nggak mau kita nikah sekarang. Katanya harus nungguin abangku nikah dulu, baru kita bisa.”

“Terus… abangmu kapan nikah?”

“Masih tunangan sih. Aku juga nggak dikasih tahu tanggal pastinya.”

Nathan menarik napas dalam lalu tersenyum tipis. “Nggak apa-apa, sayang. Kita sabar aja. Sambil nunggu, kita bisa siapin semuanya pelan-pelan. Mulai dari, rumah, sampai rencana impian pernikahan kamu nanti.”

Kim mendongak menatapnya. “Kamu nggak apa-apa kan nunggu lagi?”

“Selama apapun itu… aku bakalan nunggu. Asal ujungnya kamu yang jadi istriku.” Senyum Nathan dalam dan tulus.

Kim terenyuh. Ia kembali memeluk Nathan erat, dan pria itu membalasnya dengan dekapan hangat.

•••••••

“Sayang… bangun…”

Sayup-sayup Ian mendengar suara memanggilnya, disertai tepukan pelan di pipinya.

Bocah itu mengerjap pelan, matanya yang berat mulai terbuka. Yang pertama ia lihat adalah wajah mamanya, tersenyum menatapnya.

“Mama…” lirih Ian dengan suara serak.

“Pulang yuk, udah jam sembilan malam. Kamu tidurnya lama banget,” kata Selina terkekeh sambil mengusap pipi putranya.

Ian mengucek matanya, lalu melirik ke sekeliling ruangan yang sudah mulai gelap. Memang setelah makan, ia sempat belajar dan bermain lego di ruang anak-anak, sampai akhirnya ketiduran.

Selina meletakkan tas kecil Ian di bahunya, lalu perlahan mengangkat putranya yang tampak masih mengantuk itu.

“Nanti lanjut tidur di rumah ya,” ucapnya lembut sambil merapikan posisi Ian di gendongannya.

Bocah itu hanya mengangguk lemah. Tangannya melingkar erat di leher Selina, sementara kepalanya bersandar nyaman di bahu sang mama. Kelopak matanya setengah terpejam.

“Aku bisa pulang ke hotel sendiri. Kamu langsung pulang aja, kasihan kalau nanti bolak-balik nganterin aku,”

Nathan menggeleng cepat. “Nggak ah. Aku harus pastiin keadaan kamu. Apalagi ini udah jam sembilan lewat, aku nggak mau kamu kenapa-napa di jalan.”

Kim akhirnya menghela napas pasrah, sebelum akhirnya menurut dan masuk ke mobil Nathan.

“Mobil kamu aman ya, Sayang. Aku taruh di bagasi belakang kafe. Besok pagi aku yang jemput kamu dan tinggal telepon aku aja.”

“Hm,”

Beberapa saat setelah Nathan menyalakan mesin mobil, Kim melirik keluar jendela. Suasana sekitar kafe sudah sepi.

“Karyawan kamu belum pada pulang?” tanya Kim.

“Belum. Mereka biasanya bersih-bersih dulu, beresin meja sama dapur, baru pulang. Kadang bisa sampai setengah sepuluh.”

Kim mengangguk paham. Namun matanya mendadak menangkap sesuatu. Ia sedikit mengernyit, memperhatikan seseorang yang baru saja keluar dari pintu kafe sambil menggendong seorang anak kecil. Lampu depan kafe yang memang remang membuatnya tak bisa mengenali wajah itu dengan jelas.

“Sayang, kenapa?” tanya Nathan.

“Itu… si Ian kan? Sama mamanya?”

Nathan menoleh singkat ke arah yang ditunjuk Kim, lalu mengangguk. “Hm, iya. Itu mereka.”

"Mereka naik apa pulangnya?”

“Biasanya pulang-pergi naik motor,”

Kata Nathan setelahnya menjalankan mobilnya meninggalkan Lincoley Café.

1
Ayano Rosie
Jayden juga egois banget memaksakan kehendaknya udah tahu seluna berdarah darah hatinya masih juga begitu
Sunaryati
Yang sangat egois itu kalian, seorang ibu memaksa anaknya menjauhi dan memisahkan dari menantunya. Eliza juga sudah ditentang ayahnya tidak boleh menikah dengan Zavier, ayahnya meninggal nekat.
Sunaryati
Tabah dan semangat Sellina mulut Zavier masih kasar untuk ibu dari anaknya demi mendapatkan keinginannya, tidak menjaga perasaan Sellina, sampai punya anak 6 tahun masih mendapatkan hinaan yang sama.
Sunaryati
Kamu bengkarung ya di depan ibunya kau hina, emak yang baca saja jadi nyesek dan nangis, namun bersyukur Sellina semakin kuat. Sedangkan di depan Ian lembut dan membela, dasar pria bunglon tak sumpahin bucin pada Sellina🤣🤣🤭
Sunaryati
Mulut Zavier busuk orang lain saja peduli kok mulutnya mudah bilang Sellina mati atau hidup tak peduli. Sellina itu korban dari kedua orang tuanya penderitaan masih bertambah, syukur dia wanita tangguh dan pekerja keras. Fix Zavier harus dapat karma, jangan diber keturunan pada pernikahan dengan Eliza karena arogansi dan kesombongannya, buat perusahaannya bangkrut agar bisa merasakan hidup jadi orang miskin
Sunaryati
Kapan kamu bebas dari tekanan orang- orang- kaya yang atogan
Sunaryati
Astaga apa tidak ada saksi, masa sih orang tua kok membully anak. Seharusnya jadi contoh
Sunaryati
Hati Zavier saja tak ada getaran jika dia mempunyai anak
Sunaryati
Ayahnya banyak uang ibunya menghidupi diri saja sampai berusan dengan toilet, mudah- mudahan orang- orang yang membuat hidupmu menderita mendapatkan balasan setimpal, dan Jayden kena karma ibunya jatuh cinta pada Sellina
Sunaryati
Banyak ya orang semena- mena pada orang miskin, miris/Cry/ Semoga kedepannya kamu mendapatkan kebahagiaan Sellina emak nyesek
Sunaryati
Hati kamu baik Kim
Sunaryati
Kasihan ayah dan keluarganya hidup enak, dia hidup sederhana hanya dengan ibunya
Mirrabella
muak liat jayden sok keras
padahal lembek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!