Alvonso adalah seorang Mafia dan juga CEO terkenal dingin dan kejam. Sangat tampan digilai banyak wanita tapi Alvonso tidak pernah tertarik terhadap wanita manapun.
Kasandra seorang gadis cantik, genius dan baik hati. Namun sayang keluarga besarnya lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan dirinya. Lebih parahnya lagi mereka sering menyiksa Kasandra akibat fitnah keji anak angkatnya.
Hingga suatu ketika anak angkatnya mengajaknya pergi ke hotel untuk merayakan ulang tahun temannya. Ternyata dirinya di jebak agar tidur dengan pria paruh baya.
Kasandra yang tidak ingin ternoda berusaha kabur namun seorang pria tampan yang bernama Alvonso menariknya hingga akhirnya Kasandra kehilangan apa yang dijaganya selama ini.
Alvonso yang merasa bersalah mengajaknya menikah dan Kasandra setuju agar bisa keluar dari keluarga besarnya yang tidak menginginkannya.
Apakah pernikahan mereka berakhir bahagia mengingat keluarga besarnya Kasandra berusaha memisahkan mereka? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan Alvonso
Walau sudah tertidur dengan pulas namun jika mendengar suara gerakan sedikit saja maka Alvonso langsung membuka matanya. Hal ini dikarenakan Alvonso mempunyai pendengaran tajam dan memiliki sikap waspada.
Alvonso mencari sumber suara sambil duduk di sisi ranjang hingga Alvonso melihat Kasandra. Di mana Kasandra merintih kesakitan dan terkadang menangis sambil memeluk tubuhnya yang gemetar hebat.
Alvonso sangat terkejut karena Kasandra masih memejamkan matanya namun masih merintih kesakitan dan kepalanya digerakkan ke kanan dan terkadang digerakkan ke kiri.
Alvonso langsung turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah Kasandra yang masih berbaring di ranjang dengan air mata tidak berhenti keluar.
Mimpi Kasandra
"Kasandra, kenapa kamu sangat kejam mendorong Bela sampai Bela terluka parah seperti ini?" Tanya Ayah Vino sambil menyambut Kasandra.
"Ayah, Ibu, Kakak-kakakku. Aku tidak mendorong Bela tapi kenapa Ayah memukuliku?" Tanya Kasandra sambil menahan rasa sakit.
"Mana mungkin Bela menyakiti dirinya sendiri. Kamu rasakan cambukan ini!" Bentak Ayah Vino kemudian kembali mencambuk tubuh Kasandra.
"Ayah ... Aku mohon hentikan ini sakit sekali ....!" Teriak Kasandra.
"Kamu pantas mendapatkannya!" Teriak ke empat kakaknya.
"Kak Bino, Kak Beni, Kak Bima dan Kak Bowo, kenapa kalian menuduhku menyakiti Bela. Kalian berempat adalah Kakak kandungku tapi kenapa tidak percaya denganku kalau Bela sengaja menjatuhkan diri ke tangga .... Akhhhhh .... Sakitttttt ....!" Teriak Kasandra kesakitan sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"Kasandra." Panggil seorang pria tampan sambil menggenggam tangan Kasandra.
"Kak Alvonso, tolong Aku. Ini sakit sekali, Aku tidak bersalah. Bela sengaja menjatuhkan diri dari tangga. Aku mohon percayalah padaku kalau Aku bukan wanita jahat yang dituduhkan keluargaku." Mohon Kasandra sambil menggenggam erat tangan Alvonso.
"Aku percaya dengan apa yang kamu katakan. Sekarang tenanglah karena Aku akan melindungmu." Ucap Alvonso sambil mengusap rambut Kasandra dengan lembut menggunakan tangan satunya.
Kasandra terdiam hingga beberapa saat Alvonso menarik tangannya yang menggenggam tangan Kasandra namun Kasandra semakin erat menggenggam tangannya.
"Aku mohon jangan pergi, Aku takut mereka menyakitiku lagi." Mohon Kasandra sambil masih mengeluarkan air matanya.
"Aku tidak akan pergi sekarang tidurlah karena Aku akan menjagamu." Ucap Alvonso dengan lembut.
Kasandra kembali terdiam hingga beberapa saat terdengar suara dengkuran halus dan mimpi buruk Kasandra berakhir.
("Aku akan meminta Han untuk menyelidiki kehidupan Kasandra di keluarga Alexander dan membalas perbuatan mereka." Ucap Alvonso).
Alvonso mengambil ponselnya dari saku dengan menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya di genggam oleh Kasandra.
Alvonso kemudian menghubungi Asisten Han untuk menyelidiki kehidupan Kasandra dan kenapa Kasandra bisa berada di hotel dan berakhir tidur dengan dirinya. Setelah beberapa saat Alvonso memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak.
Alvonso kemudian meletakkan ponselnya di atas meja dekat ranjang lalu menatap Kasandra yang sudah tertidur lelap.
Alvonso yang melihat pipi Kasandra yang masih basah akibat menangis di tambah bengkak membuat Alvonso menahan amarah terhadap keluarga Alexander.
Dengan hati-hati Alvonso menghapus air mata Kasandra namun tiba-tiba Kasandra menggenggam tangannya membuat Alvonso terkejut. Alvonso menatap ke arah Kasandra yang masih setia memejamkan matanya.
"Kak Alvonso, jangan tinggalkan Aku. Mereka sangat jahat padaku padahal Aku selalu berusaha menjadi anak baik. Tanpa sepengetahuan mereka kalau Aku sering membantu mereka tapi Bela mengambil keuntungan kalau itu semua dirinya yang melakukannya." Ucap Kasandra sambil kembali mengeluarkan air mata.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan membalas ribuan kali lipat karena sudah berani menyakitimu." Ucap Alvonso.
"Terima kasih sudah percaya padaku." Ucap Kasandra sambil menggenggam tangan kiri Alvonso.
Setelah itu Kasandra tidur dengan tenang sambil masih menggenggam tangan Alvonso dengan ke dua tangannya dengan erat seakan takut dirinya ditinggalkan Alvonso.
Hingga beberapa saat ponselnya berkedip-kedip membuat Alvonso mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dengan menggunakan tangan kanan.
Alvonso menatap ke layar ponsel dan tertera nama Asisten Han, kemudian menggeser tombol warna hijau lalu menempelkannya di telinganya.
("Selamat malam Tuan, Saya sudah mendapatkan informasi." Ucap Asisten Han).
("Katakan." Ucap Alvonso dengan nada dingin).
("Nyonya Muda Alvonso adalah putri kandung mereka yang sengaja di tukar saat Kasandra baru lahir. Hingga Nyonya Muda Alvonso sudah dewasa keluarganya menjemputnya namun Bela yang merupakan anak angkat sangat iri dengan kedatangan Nyonya Muda Alvonso." Ucap Asisten Han).
("Bela selalu mencari masalah supaya keluarga angkat nya membenci Nyonya Muda Alvonso. Sampai-sampai Bela nekat menjatuhkan diri sendiri ke anak tangga sampai terluka supaya keluarga angkat nya percaya. Apa yang direncanakannya berhasil di mana mereka percaya dan langsung menghukum Nyonya Muda Alvonso." Sambung Asisten Han sambil menahan amarahnya).
("Kasandra mendapatkan hukuman cambuk dari Ayahnya." Tebak Alvonso).
("Betul sekali. Sejak kejadian itu apa yang terjadi dengan Bela maka keluarganya tidak segan-segan menghukum Nyonya Muda Alvonso. Di mana Nyonya Muda Alvonso sering mendapatkan tamparan, di pukul, di tendang, di kurung di gudang gelap dan tidak di kasih makan." Ucap Asisten Han yang ingin sekali menyiksa Bela dan keluarganya Kasandra).
("Bagaimana yang di hotel?" Tanya Alvonso dengan nafas memburu seakan ingin membunuh orang).
("Nyonya Muda Alvonso di ajak Bela ke ulang tahun temannya di hotel dan ditemani ke dua kakaknya Bima dan Bowo. Bela meminta Nyonya Muda Alvonso untuk meminum anggur, awalnya Kasandra menolaknya namun ke dua kakaknya memarahinya hingga akhirnya Nyonya Muda Alvonso terpaksa meminumnya." Jawab Asisten Han).
("Namun beberapa saat kemudian Nyonya Muda Alvonso merasakan tubuhnya panas. Bela langsung berdiri dan mengajaknya untuk tidur di hotel karena kebetulan temannya menyediakan kamar untuk Bela." Sambung Asisten Han).
("Ke dua kakaknya langsung memapah Nyonya Muda Alvonso ke kamar yang di tunjuk Bela yaitu nomer 1799 setelah Nyonya Muda Alvonso tidur di kamar mereka bertiga kembali ke tempat pesta." Sambung Asisten Han lagi).
("Apa yang terjadi dengan Kasandra? Kenapa Kasandra bisa berada di depan kamarku nomer 1999?" Tanya Alvonso penasaran karena jaraknya lumayan jauh).
("Itu dikarenakan kamar 1799 ada penghuninya yaitu Tuan Besar Wawan dan Nyonya Muda Alvonso langsung melarikan diri hingga tidak sengaja berdiri di depan pintu Tuan Muda." Jawab Asisten Han).
("Wawan?" Tanya ulang Alvonso).
("Manager dari perusahaan Alam Murti dan menurut perkataannya dirinya di suruh Bela untuk melakukan ... (menjeda kalimatnya) ... hubungan suami istri." Jawab Asisten Han).
("Nyonya Muda Alvonso dengan kekuatan yang ada berusaha memberontak hingga akhirnya menendang aset milik Tuan Besar Wawan lalu melarikan diri. Namun dapat di tangkap oleh Tuan Besar Wawan." Sambung Asisten Han).
("Lalu apa yang terjadi?" Tanya Alvonso sambil menahan amarahnya).
("Nyonya Muda Alvonso menginjak kakinya lalu kembali melarikan diri dan akhirnya berhenti tepat di depan pintu Tuan Muda." Jawab Asisten Han).
("Apakah kamu sudah menangkap Wawan?" Tanya Alvonso dengan nada dingin).
("Sudah Tuan, saat ini sudah berada di markas kita." Jawab Asisten Han).
("Bagus, kalau begitu culik Bela kemudian berikan ke Wawan dan lakukan apa yang waktu itu direncanakan Bela terhadap Kasandra!" Perintah Alvonso).
Alvonso sangat membenci Bela karena sudah berani menyakiti orang yang disayangi. Alvonso ingin rencana jahat Bela balik ke diri Bela sendiri.
("Baik, Tuan." Jawab Asisten Han yang juga ingin membalas perbuatan Bela).
Tut Tut Tut
Sambungan komunikasi diputuskan secara sepihak oleh Alvonso kemudian Alvonso meletakkan kembali ponselnya di atas meja.
Alvonso kemudian menatap ke arah Kasandra yang sudah tertidur dengan lelap sambil masih menggenggam tangannya.
("Aku akan membalas perbuatan mereka satu persatu agar mereka merasakan apa yang selama ini kamu alami." Ucap Alvonso).
Pembalasan Alvonso terhadap Keluarga Besar Alexander akan di balas satu persatu karena sudah sangat kejam terhadap Kasandra.
Karena sudah lelah Alvonso memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama Alvonso tidur dengan posisi duduk. Di mana tangan kirinya masih di genggam erat oleh kedua tangan Kasandra.
anak Buan mu jg ga di hukum
Kasandra tunggu hasilnya dr Bella yg songong dan tdk tahu malu itu.