Pengantin Pengganti

Asam  digunung garam di laut, akhirnya bertemu di belanga, Kalau memang ditakdirkan jodoh maka tak akan kemana. Rosa jadi menyukai peribahasa tersebut dia merasa Denis adalah jodohnya yang di pertemukan lagi di club.

Pagi inii Rosa yang berbunga bunga hatinya enggan beranjak dari tempat tidurnya. Meskipun puluhan pesannya di abaikan oleh Denis tak jadi masalah yang penting dia sudah punya nomor handphone pujaan hatinya. 

Semalam tanpa sengaja Rosa melihat ada kartu nama di mobil Denis dengan kecepatan tangan seribucahaya Rosa segera menyimpannya ke dalam tas. 

Pagi yang berbunga-bunga tidak hanya di rasakan oleh Rosa, Belinda yang masih teringat kejadian semalam membuatnya tak berhenti tersenyum sendiri. Didepan cermin kamar mandi Belinda yang sedang mengeringkan rambut berkali-kali mengelus bibirnya.

"Kenapa rasanya beda ya dengan yang dulu, apa ini di lakukan dengan halal makanya rasanya juga beda," Monolog Belinda. 

Selesai semua ritualnya di kamar mandi Belinda hendak keluar ketika membuka pintu alangkah terkejutnya dia karena Angga menunggu di depan pintu kamar mandi. 

"Kenapa lama sekali, harusnya ga usah dikunci,"

"Masih ngeringin rambut,"

"Baru di ci*m aja sudah keramas,"

"Kamu ngapain di depan pintu?"

"Nungguin kamu," Jawab Angga.

Dia menarik istrinya menyudutkan nya di dinding kemudian ******* bibir indah milik istrinya. Kalau semalam Belinda hanya diam membeku kini dia mulai membalas ci*man suaminya. Setelah beberapa saat Belinda melepas pang*tan mereka sebelum benar-benar kehabisan nafas. 

Diusapnya bibir Angga karena terdapat noda lipstik belepotan disana. 

"Lipstik nya jadi pindah ke kamu semua,"

Angga hendak memulai lagi. Namun, Belinda segera mendorong tubuhnya dan berlari keluar kamar. 

Beberapa hari menginap di rumah anaknya, hari ini rencana nya Umi dan Abah akan kembali ke kampung halaman setelah memastikan Angga sudah benar-benar pulih. Kini, mereka menunggu anak dan menantunya untuk turun sarapan bersama. 

"Kenapa harus nunggu, kalau Umi sama Abah sudah lapar bisa sarapan dulu!" Ujar Belinda. 

"jarang-jarang kita kumpul sayang, kamu ga usah buru-buru gitu dandannya sampe lipstik nya belepotan kemana-mana," 

Mendengar itu Belinda segera mengambil ponselnya dan berkaca, ternyata benar lipstik nya kemana-mana. 

"Umi kayak ga tau aja, itu bukan dandannya yang buru-buru tapi cium*n nya yang buru-buru, " Goda Abah usman. 

"Abah suka bener deh," Jawab Angga. Sedangkan Belinda hanya tertunduk malu. 

Melihat kedua mertuanya sudah rapi dan koper sudah siap di ruang tengah membuat Belinda bertanya-tanya. 

"Abah sama Umi kenapa sudah rapi pagi-pagi?"

"Emangnya suamimu ga cerita kalau hari ini kita pulang?" Tanya Umi Maryam. 

"Kenapa ga dua hari lagi, Belinda pasti kesepian!"

"Maaf ya Nduk, tapi besok mau ada tamu ustadz yang kemarin ngisi pengajian akbar. Beliau mau mampir karena ada keperluan bisnis dengan Abah," 

"Baiklaaahh, salam  buat ayah dan ibu ya mi, Belinda kangen banget,"

Saat di bandara, seolah enggan di tinggal pulang Belinda terus memeluk ibu mertuanya. Baru saja masuk ke area bandara Belinda melihat seseorang yang tidak asing baginya.

"Mommy Resty!!" Panggil Belinda setengah berteriak. 

Yang di panggil begitu terkejut melihat Belinda di bandara dengan beberapa orang. Menutupi Wajah tegangnya Resty memasang senyuman hangat dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut gadis kesayangannya. 

"Hay Beli sayang, bagaimana kabarmu?"

Resty melepaskan pelukannya dan mulai mencium pipi gadis kesayangannya. Resty menyayangi Belinda seperti putrinya sendiri sifat Belinda yang apa adanya dann mudah akrab dengan siapapun membuat banyak orang nyaman dekat dengannya. Apalagi, dengan bantuan Belinda Denis berhasil menyelamatkan pabrik keluarganya yang hampir bangkrut. 

Sebenarnya dia ingin menjodohkan Denis dengan Belinda. Namun, Belinda dan Denis tegas menolaknya mereka terlalu nyaman hanya berteman saja. 

"Baik mom, bahkan sangat baik,"

"Maafin mommy juga Denis ya sayang ga bisa datang di acara pernikahan kalian!"

"Ga usah dipikirin mom, Belinda tahu kalian pasti sibuk apa lagi acaranya ga di jakarta, ini mommy mau kemana?"

"Ini, mommy ada bisnis resort di thailand. Jadi ya begini bolak balik indo thailand,"

"Oh ya mom sampe lupa, ini Abah Usman sama Umi Maryam mertua rasa kandungnya Belinda!" Ujar Belinda kembali memeluk ibu mertuanya erat. 

Resty mengalami mertua rasa kandungnya Belinda. Setelah berbasa-basi Resty harus pamit karena daritadi ponsel di gawainya terus menjerit. Namun, sebelum pamit Resty memintta untuk foto bersama setelah beberapa kali jepretan dan yang terakhir Resty meminta foto bertiga saja dengan Umi dan Abah. 

"Yang terakhir bertiga aja ya sayang, sesama orang tua!" Pinta Resty. 

Belinda memberi isyarat setuju dengaan jarinya. 

"Jangan lupa kirim fotonya ya, akhir pekan papa akan mengundang kamu dan suami makan malam. Datang ya! Ngomong-ngomong suami kamu mana? 

" Nah itu dia mom, parkir aja lama banget!" Jawab Belinda dengan muka cemas karena menurut nya Angga terlalu lama. 

"Ya sudah saya permisi dulu Abah, Umi, Belinda sayang nanti datang ya pas dinner!" Pamit Resty. 

"Baiklah mommy Beli pasti datang, mommy hati-hati ya!" Belinda mencium pipi Resty. 

Berjalan masuk ke arah pintu khusus keberangkatan Resty terlihat sangat bahagia. Beberapa kali menoleh kebelakang dan melambaikan tangan sangat berbeda dengan pertama saat Belinda memanggilnya. 

"Abah, Umi kita ke coffeeshop di sana aja ya sambil nunggu jagoan Umi datang, parkir aja lama banget!" Gerutu Belinda. 

Angga berjalan masuk ke area bandara mencari keberadaan istri dan orangtuanya. Tapi, bukannya menemukan orangtuanya Angga justru bertemu dengan seseorang yang sangat dicari banyak orang akhir-akhir ini. 

Ya, Angga bertemu dengan kakaknya setengah berlari Angga menuju tempat Danu yang seperti menunggu seseorang. Tanpa banyak kata Angga langsung melayangkan bogem ke arah pipi kanan Danu hingga Danu jatuh tersungkur ke lantai. 

"Kurang ajar bajing*an berani lo…" Sambil memegang pipinya Danu tak melanjutkan umpatannya melihat siapa yang telah memukul nya tiba-tiba. 

"Angga…" Lirih Danu. 

"Mau kemana lo bangsa*t.ikut aku temui Abah dan Umi mereka ada disini!" Angga meraih tangan Danu tapi Danu menghentakkan tangannya. 

Saat Angga berusaha menarik Danu. Angga jatuh terjengkang kebelakang karena di dorong oleh sosok kekar yang mempunyai postur tinggi besar. 

"Adek gue Bas!" Ucap Danu pada laki-laki tersebut. 

"Siapa lo?" Tanya Angga. 

Tanpa menjawab pertanyaan Angga laki-laki bernama Abas tersebut memberi isyarat pada Danu untuk pergi. Danu menurut dan pergi meninggalkan mereka. 

"Danu mau kemana lo?" Teriakan Angga di abaikan Oleh Danu dia terus berjalan menjauh. 

Abas menahan tubuh Angga dan menyudutkan nya di dinding agak menjauh dari keramaian. 

"Gue sudah sering memberi peringatan pada setiap orang yang berusaha mengganggu Danu termasuk ayah kalian. Danu sudah membuat keputusan untuk pergi jadi jangan mencarinya!" Abas melepaskan cengkeraman tangan nya pada kerah baju Angga. 

"Apa hubungan lo sama Danu?"

"Tidak perlu di perjelas, kalian hanya tidak usah mencari dan mengganggu nya saja!" Abas berjalan pergi meninggalkan Angga.