Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
🌼 HAPPY READING 🌼
Vina dan Haikal dalam perjalanan jauh memakan waktu sekitar tiga jam, Vina sudah berulang kali menguap menandakan bahwa Vina sedang mengantuk.
" Tidurlah " pinta Haikal dari tadi melihat Vina menguap.
" Tidak, aku tidak ngantuk " ucap Vina dengan cepat.
Hwuuaaa!, Tidak lama Vina pun tertidur. Haikal melihat mata Vina sudah tertutup. ' katanya tidak ngantuk tapi kok tidur sih, gemes deh. Kalo bukan anak om Vano sudah ku kurung di dalam kamar ' batin Haikal.
Entah apa yang merasuki Haikal, Haikal menepi mobilnya. Memperhatikan wajah Vina hingga dua puluh menit terbuang. Padahal kalo Haikal tetap jalan pasti sudah sampai di rumah.
Sampai dirumah Vano, Haikal tidak langsung turun. Vina masih tertidur membuat Haikal tidak ada jalan lain, selain mengendong wanita berambut pendek.
Haikal mengitari mobil membuka pintu dan menaruh tangan kanan di tengkuk leher Vina, tangan kiri bawah lutut.
" Haikal lama banget " ucap Tasya pada vano .
" Sabar sayang " ucap Vano sambil merapikan rambut istrinya.
Mereka berdua duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Brian ikut bergabung dengan Vano dan Tasya.
" Ma pa bisa nggak kalo jangan bermesraan di aku, itu aku ma pa " ucap Brian
" Kamu yang baru datang, papa dan mama sudah dari tadi disini " ucap Vano makin mesra apalagi Tasya menaruh kepalanya di dada Vano membuat Brian makin kesal.
" Oh Aira kenapa para orang tua begitu jahat kepada kita, kenapa mereka memisahkan kita " ucap Brian sambil menghapus air mata.
" Kamu nangis kak " tanya Tasya.
" Tidak ma tadi hanya bohongan aja hihi " jawab Brian sambil membuka deretan gigi putih miliknya.
" Kamu ini " ucap Tasya melempar bantal kursi.
" Haikal " ucap Brian melangkah mendekati Haikal sedang mengendong wanita.
" Ini siapa " tanya Brian.
" Lo tidak mengenali adik Lo sendiri, sungguh terlalu " jawab Haikal.
" Ade " ucap Tasya sambil merapikan rambut putri kecilnya masih tertidur pulas.
" Ade siapa ma " tanya Brian belum konek.
" Ade kamu toh " jawab Vano memukul kepala Brian.
" Haikal bawa Vina ke kamarnya bisa? " Tanya Tasya.
" Bisa Tante " jawab Haikal.
" Brian tunjukkan kamar Vina " perintah Tasya
" Tidak usah ditunjukkan Haikal sudah tau ma " bantah Brian mendapatkan tatapan tajam dari Tasya.
" Ayo kal! Lewat sini " ucap Brian seperti pelayan.
Brian dan Haikal menaiki tangga menuju kamar Vina.
Brian dan Haikal sudah hilang dari pandangan Vano. Lantas mengendong Tasya seperti Haikal mengendong Vina.
" Pa " panggil Tasya sambil melingkarkan tangan di tengkuk Vano.
" Ya sayang " jawab Vano
" Kamu "
Cup
" Jangan "
Cup
" Begini "
Cup
" Isss "
Cup
Tasya mendapatkan kecupan bertubi-tubi. Vano terus menerus mengecup bibir Tasya serasa candu bagi Vano. Tidak ada kata bosan di antara mereka berdua. Vano menaruh perlahan badan Tasya di ranjang. Mereka mulai bergelut panas.
~
Haikal melihat setiap sudut kamar Vina sangat bersih dan rapi di tambah dengan aroma terapi membuat kamar ini sangat nyaman. Brian sedang merapikan selimut Vina, merapika rambut pendek Vina.
" Beda banget kalo gini " ucap Brian melihat penampilan baru Vina
" Iya awalnya tadi gue tidak percaya itu Vina tapi pas dengar suaranya baru gue percaya itu Vina " ucap Haikal
Haikal berjalan menuju meja yang terdapat kincir angin kertas berwarna biru terbuat dari kertas origami.
" Ini punya Vina " tanya Haikal.
" Bukan itu dari anak panti asuhan yang kasih " jawab Brian.
" juara satu bela diri wanita se-provinsi, Wah! Vina bisa bela diri, Pantasan waktu itu dia pukul Lo sampai kesakitan begitu hahahaha! " ucap Haikal dengan tawa kesar membuat Vina kaget bangun.
" apa yang kalian lakukan disini " ucap Vina dengan nada dingin.
I just wanna be part of your symphony
Will you hold me tight and not let go?
Symphony
Like a love song on the radio
Will you hold me tight and not let go?
[ halo ] Vina mengangkat telepon
Vina terdiam, menaruh kembali ponselnya di nakas mengambilnya ransel mini mencari sebuah obat.
" Vina kamu kenapa " tanya Brian menghampiri Vina.
Vina tidak menjawab dia sibuk mencari barang sangat penting untuk saat ini. vina mendapatkan obat itu tapi ternyata obatnya habis. membuka laci nakas membongkar isi tersebut.
" kamu kenapa Vi " kini Haikal yang mendekati vina, membalik badan Vina dengan cepat dan sedikit paksaan.
Vina pingsan, haikal berada disitu dengan sikap langsung mengendong Vina kembali ranjang, mengambil tisu mengelap keringan yang berada di kening Vina.
Brian mengambil ponsel yang terdapat di kamar berlari cepat tanpa menghiraukan pelayan sedang menunduk hormat, menelpon dokter pribadi yang selama ini manangani Vina.
~
" Pa! firasat mama tidak enak " dengan nafas terengah-engah.
" mama mandi dulu " ucap Tasya berjalan cepat menuju kamar mandi.
Vano juga merasakan hal yang sama dengan Tasya, langsung mengikutinya untuk membersihkan diri dengan cepat.
~
" bagaimana dok? " tanya Brian.
" coba saya lihat obatnya " ucap dokter Rey.
Brian memberikan bungkusan obat pada dokter Rey, dokter Rey membaca rincian dengan sedikit kaget.
" coba dok saya lihat " ucap Haikal mengambil obat tersebut.
" obat ini sangat tinggi dosisnya, apa yang terjadi sebenarnya " ucap Haikal pada Brian.
" nanti gue kasih tau Lo tapi bukan sekarang " ucap Brian penuh penekanan.
" Vina terlalu banyak meminum obat ini dan dosisnya sangat tinggi, jalan satu-satunya adalah Vina berhenti mengonsumsi obat ini " ucap dokter Rey.
" ada apa ini kenapa ada dokter Rey " tanya Tasya baru datang sedikit berlari dari kamarnya.
" jangan bilang Vina! " ucap Tasya mendekati Vina sedang tidur di bawah pengaruh obat.
" apa yang terjadi! " bentak Tasya.
Brian menceritakan semua yang baru saja terjadi. Vano yang mendengar cerita Haikal menjadi murka. Tasya melihat aura yang telah lama hilang kini kembali.
[ cari orang yang menelpon Vina cepat.. ] Vano menelpon orang suruhannya.
Vano mengambil ponsel Vina melihat riwayat telepon ada nomor tidak di kenal dengan cepat Vano menyalin nomor itu dan menelpon orang yang telah membuatnya murka.
tapi sayangnya nomor itu tidak dapat dihubungi lagi.
" shit " umpat vano.
" tenanglah Van " ucap dokter Rey.
" bagaimana gue bisa tenang kalo anak gue menderita seperti ini " ucap Vano sudah dipenuhi oleh amarah.
Vano mendekati ranjang melihat Vina sedang tertidur tapi keningnya sedikit berkerut. Vano tau pasti ini bukan satu kali Vina di teror.
jam menunjukkan pukul tujuh malam dokter Rey sudah kembali ke rumahnya. Vano, Tasya, Brian dan Haikal sedang makan malam.
Vina turun dari lantai dua berjalan mendekati, Vina mengunakan switer berwarna putih over size dan mengunakan legging berwarna hitam.
kreng, Vina menarik kursi di samping Tasya.
" hei sayang baru bangun? " tanya Tasya.
" sudah dari tadi tapi Vina habis luluran dan maskeran " jawab Vina.
" Pantasan wangi banget " ucap Tasya.
~~
hari demi hari berlalu, Vina kondisi Vina sudah membaik. bertepatan dengan hari pernikahan Brian.
Vina melewati kamar Brian pintunya terbuka jadi vina bisa melihat kakaknya lagi mondar mandir dengan raut wajah tengang dan mulutnya tidak berhenti menghafalkan ijab Kabul.
" cie.. yang mau nikah tengang amat " ucap Vina membuat Brian melihat ke arahnya.
" makannya, kemaren kebelet banget mau kawin sekarang baru gemetaran huuuu... cemet, mana Brian jelek yang biasa terlihat percaya diri heh.. dimana dia " ucap Vina dengan nada mengejek.
" diam " ucap Brian penuh tekanan.
" jangan terlalu tengang kak nanti mala lupa " saran Vina.
" sini duduk " perintah Vina dengan sopan dan Brian mengikuti perintah Vina.
" nih minum " ucap Vina mengasih botol mineral.
" eh.. nanti Kaka kebelet pipis bagaimana nggak jadi deh " ucap Vina mengambil kembali botol mineral dari tangan Brian.
" dek, tidak usah cari gara deh " ucap Brian.
" maaf kak.. cepat minum lama banget deh " ucap Vina.