Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 15 - Ikan Lele
Theo sudah siap untuk mengantar putrinya ke kota, dia memang sering mengantar Ara sekaligus menerima job manggung.
"Kegiatan amal?" tanya Ara.
"Iya, ayah sudah belajar selama sebulan penuh untuk bahasa isyaratnya," jawab Theo.
Kali ini penonton konsernya adalah kaum disabilitas jadi Theo harus belajar bahasa isyarat.
"Aku nanti akan mengajak teman-temanku untuk menonton," ucap Ara.
"Jangan hanya menonton tapi juga donasi," sahut Theo.
"Jangan kalah sama kampung Suka Maju yang menyumbang 1 ton beras!"
Ara tertawa dan memeluk ayahnya, dia suka Theo yang berhati dermawan, kadang ayahnya bekerja seperti ini tanpa upah dan justru mengeluarkan biaya pribadi yang besar tapi rejeki pak kades tidak putus-putus karena hasil panen selalu memuaskan.
Bahkan Theo sudah membeli sebidang kebun sawit sedikit demi sedikit, walaupun belum membuka pabrik minyak tapi kebun sawitnya sudah mulai subur.
"Apa bule itu tidak mengganggumu lagi?" tanya Theo.
"Entahlah," jawab Ara ambigu.
Pada saat itu, Megan ikut bergabung dengan suami dan anaknya itu seraya membawa beberapa kotak makanan.
"Ini bekalnya dan request ikan lelenya," ucap Megan.
"Terima kasih, Ibu," Ara mencium pipi Megan. "Nanti kita buat konten lagi!"
"Adik mana?"
"Lagi kerjakan PR, katanya dia tidak mau melihat mbaknya pergi jadi dia mengurung diri di kamar," jawab Megan.
Agam memang selalu seperti itu, daripada dia menangis dan dianggap lebay lebih baik mengurung diri.
"Aku pergi dulu, sayang. Kalau ada masalah di kampung, cepat hubungi aku," pamit Theo pada istrinya.
"Siap, pak kades," Megan mencium tangan suaminya dan Theo mengecup kening perempuan yang dicintainya itu.
Orang tuanya adalah impian Ara, walaupun sudah menikah puluhan tahun tapi masih seperti pengantin baru. Apalagi ayahnya selalu memperlakukan ibunya seperti ratu.
"Ah, aku ingin calon suami seperti ayah," gumam Ara dalam hatinya.
Tiba-tiba bayangan Zester muncul di kepalanya, lelaki yang sombong itu mengguyar rambut dan mengerlingkan matanya.
"Seperti aku, 'kan?" tanya bayangan Zester itu percaya diri.
"Idih, pergi sana!" Ara mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir bayangan itu.
Theo yang akan masuk mobil sampai bingung. "Hantu yang mengganggu Agam berpindah kemari?"
"Yang ini hantunya lain," jawab Ara.
"Lain bagaimana?" tanya Theo lagi.
"Hantunya cabul," Ara menjawab dalam hatinya.
...***...
Setelah perjalanan yang jauh akhirnya Theo dan Ara sampai di apartemen yang berada di kota. Tapi, Theo tidak bisa ikut masuk ke apartemen karena harus langsung ke agensi musik.
"Jadi, ayah tidak menginap?" tanya Ara.
"Tidak, ayah akan tidur di studio karena ada beberapa rapat dan proyek baru," jawab Theo.
"Baiklah kalau begitu," Ara melambaikan tangannya saat mobil ayahnya berlalu pergi.
Ara masuk ke apartemen dan istirahat sebentar, dia berbaring di sofa sambil bermain ponsel untuk memberi laporan pada Zester.
Ara : aku sudah ada di kota
Tidak ada balasan dari pesannya tapi Zester langsung melakukan panggilan telepon.
"Hallo?" jawab Ara.
"Kau benar-benar sudah berada di kota?" tanya Zester.
"Begitulah, bisa kirim alamatmu?" Ara jadi teringat ikan lelenya.
"Kenapa? Kau mau ke apartemenku?" tanya Zester lagi.
"Bukan, aku ingin mengirim ikan lele, ikan itu bagus untuk penyembuhan luka," jawab Ara.
"Ikan lele?" Zester tidak pernah memakan ikan yang disebutkan Ara tapi dia sering mendengar dan melihat spanduk di rumah makan lalapan. "Kenapa kau tidak datang kemari saja?"
"Sebenarnya aku sedang demam dan Mike masih sibuk dengan urusan kantor!"
"Demam? Kok bisa? Apa karena sunat?" tanya Ara.
"Aku merasa milikku bengkak," ungkap Zester yang menahan nyeri. "Apanya yang tidak sakit, ini tetap saja sakit!"
"Astaga, ularnya infeksi, ya?" tanya Ara.
signature bukan sih?