Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Neni menaiki tangga menuju kamar setelah sama sekali tidak bisa tidur malam ini. Entah kenapa Neni merasa gelisah dan tidak tenang. Akhir akhir ini Broto kembali jarang menyentuh nya, bahkan sudah tidak pernah lagi. Neni takut jika Broto diam diam memiliki selingkuhan di luar sana.
Sementara itu, sesampai nya di kamar, Yuka langsung memeluk Artha dari belakang. Kebetulan pria itu tidur dalam posisi miring. Merasakan ada yang menyentuh nya, Artha mengerjap kan mata nya, kemudian melihat sebuah tangan indah yang melingkar di pinggang nya. Artha memutar tubuh menjadi menghadap Yuka, kemudian menampilkan senyum manis. ''Sayang, kok kamu gak tidur?'' ucap nya dengan suara serak.
Yuka menggeleng. ''Yuka tadi mimpi buruk, Mas.''
Artha langsung memeluk sang istri sesekali mencium kepla Yuka. ''Gak usah di pikirin oke, itu cuma mimpi. Sekarang tidur lah!''
Yuka memejamkan mata dalam dekapan sang suami. Dia memang tidak benar benar mencintai Artha, tetapi setiap tubuh nya kotor karena ulah Broto dan Seno, Yuka selalu merasa menyesal dan berkhianat. Yuka mengeratkan pekukan nya di pinggang Artha. ''Maafin Yuka, Mas.'' guman nya tanpa suara.
***
Rembulan malam telah beralih tugas dengan sang surya. Penampakan ibu kota yang mula nya gelap, kini telah kembali terang. Akhir pekan ini tidak di sia sia kan begitu saja oleh Yuka dan Artha. Pasangan yang masih terbilang pengantin baru itu memanfaatkan hari libur untuk quality time berdua. Rencana nya Artha akan mengajak Yuka untuk berlibur di tepi danau. Sekedar menghirup udara segar di alam yang sangat indah, membuang kebosanan setelah berhari hari menghirup aroma AC di dalam gedung.
Di dapur, Yuka membuka kulkas, mengambil beberapa makanan dan minuman untuk menemani nya bersantai, Yuka memasukan nya di tas roan berbentu kotak.
Neni menghampiri Yuka dengan menyedekapkan tangan nya, sembari menatap Yuka dengan angkuh. '' Mau kemana?'' tanya nya dengan nada malas tapi kepo.
Yuka menoleh lalu memberikan senyum simpul kepada sang Mama mertua. Mesi di dalam hati ya sangat risih untuk melakukan itu. ''Yuka sama Mas Artha mau piknik kecil kecilan di deket danau, Ma. Mumpung hari libur heheh.'' kata nya ramah.
Neni tersenyum miring meremehkan, menunjukan ekspresi tidak peduli. ''Semalam kamu ngapain di kamar Seno?''
Gerakan tangan Yuka yang tengah menata camilan ke dalam tas rotan seketika berhenti. Yuka menatap Neni dengan pupil mata melebar. ''Yuka ke kamar Mas Seno?'' Yuka kemudian terkekeh. ''Semalem Yuka sama sekali gak keluar kamar, Ma. Mama ini ada ada aja.'' lanjut nya berusaha menutupi rasa gugup.
''Kamu kira saya ini buta apa!'' bantah Neni tidak percaya.
Yuka terkejut dengan kedatangan Seno yang tiba tiba. Dengan rambut yang masih acak acakan, Seno yang masih menggunakan piayama tidur nya itu langsung nyelonong saja melewati YUka untuk meraih gelas dan teko.
'' Apa kamu kehilangan sesuatu, Sen? ''
Setelah meneguk air, Seno memandang Neni dengan kening mengernyit. ''Kehilangan? ''
Seno menggelengkan kepala, berusaha mengingat ingat apakah ada barang yang hilang atau tidak. Seno kemudian menggeleng. '' Gak ada tuh, Ma. Emang nya kenapa? ''
Neni tersenyum risih menatap sang menantu. '' Coba kamu ingat ingat lagi. Soal nya semalem Mama liat ada maling yang masuk ke kamar kamu. ''
Seno mengikuti arah pandang Neni. Kemudian mengernyitkan kening nya menatap Yuka. '' Maksud nya Yuka yang curi barang Seno, Ma? ''
neni mengangguk yakin. '' Sudah jelas jelas Mama liat dia jalan mengendap endap dari kamar mu kaya maling, Sen. ''
Seno tertawa renyah. ''Mama ini ada ada aja. Yuka gak mungkin masuk ke kamar Seno. ''
'' Tapi Mama beneran liat dia keluar dari kamar mu, Sen. ''
'' Mama kan rabun jauh, mungkin Mama salah liat kali. '
'' Ah, kamu ini susah banget di bilangin. Terserah kamu deh, Mama mau nonton TV dulu.'' Neni melangkah dengan kesal, meninggalkan Yuka yang masih melanjutkan untuk menata camilan di tas berbahan rotan dan Seno yang masih meneguk air putih.
Setelah Neni lenyap dari pandangan mereka berdua, tiba tiba Seno memutar tubuh Yuka seratus delapan puluh derajat yang mengakibatkan tubuh Yuka terpojok ddi dekat wastafel. Pupil mata nya melebar karena aksi Seno yang spontan. Kedua tangan Seno mencengkeram kuat pundak Yuka, sorot mata nya menatap Yuka tajam.
'' Kenapa kamu menghapus vidio itu, Yuka? ''
Yuka tergugu. Dia tidak menyangka jika Seno sudah menyadari perbuatan nya secepat itu. Bibir Yuka bergetar saat melihat mata Seno yang menampakan kemarahan. Yuka berusaha menutupi ketakutan nya dengan melawan Seno dengan tatapan yang sama tajam nya.
'' Aku gak bodoh, Mas! Aku gak mau bercinta dengan orang yang gak lagi aku cintai! ''
Seno tersenyum miring, '' Apa itu artinya sekarang kamu mencintai Papa? Dengar Yuka, dia ayah mertua mu, jadi kamu jangan kurang ajar! ''
'' Itu bukan urusan mu, Mas! '' tegas Yuka. '' Asal kamu tau, aku gak pernah memaksa Papa, justru Papa lah yang mengajak ku lebih dulu. ''
'' JANGAN PERNAH MERASA MENANG YUKA! Aku pasti akan memberi tau Mama dan Artha kalau kamu berselingkuh dengan Papa. Akan ku pastikan kamu di usir dari rumah ini!'' ancam Seno tidak main main.
Yuka terkekeh jahat. ''Tanpa bukti, semua nya akan sia sia, Kakak Ipar! ''
Seno terdiam. Tangan nya yang berada di pundak Yuka seketika melemas, membuat Yuka dengan mudah langsung menghindar dari nya. Yuka pun meraih ta rotan nya lalu bersiap siap untuk pergi meninggalkan dapur.
Sebelum Yuka benarbenar pergi, Seno sempat menahan tangan Yuka. ''Cepat atau lambat, aku akan membongkar perselingkuhan mu dengan Papa, Yuka! ''
Yuka tak menggubris nya, lantas dia menghempaskan tangan Seno begitu saja, kemudian pergi meninggalkan Seno. Yuka menyentuh dada merasa lega setelah berjalan cukup jauh dari dapur. Yuka berusaha menormalkan mimik wajah nya untuk menormalkan ekspresi kegelisahan dan ketakutan agar Artha tidak curiga pada nya.
'' Ayo, Mas. Kita berangkat sekarang.'' ujar Yuka setelah berada di halaman rumah. Di sana Artha sudah menunggu dengan posisi berdiri bersandar di muka mobil.
'' Seperti nya gak ada kata jelek di dalam kamus hidup kamu, Sayang.'' puji Artha merasa jika sang istri tidak pernah jelek dalam situasi apapun. Sebalik nya Yuka selalu tampil cantik sepanjang waktu. Artha selalu terpukau dengan penampilan sang istri yang selalu membuat nya ingin terus terusan memandang nya.
Kali ini Yuka memakai dress selutut dengan warna kuning bermotif bunga bunga. Topi lebar berwarna krem yang terpasang di kepala nya membuat Yuka tampak seperti bule yang sedang berlibur di pantai. Yuka memang secantik itu.
'' Bisa gak sih, Mas. Sehari aja gak usah gombalin istri?'' keluh Yuka kemudian tersenyum manis.
Artha mendengus pelan. '' Wah, ini perintah yang sangat sulit untuk di laksanakan Sekertaris Yuka.'' ujar Artha formal sekali, meniru perbincangan selagi di kantor.
Yuka menyipitkan mata malas. '' Pak Direktur ini memang raja gombal abadi. ''
`