NovelToon NovelToon
Direndahkan Keluarga Suami

Direndahkan Keluarga Suami

Status: tamat
Genre:Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Tamat
Popularitas:171.8k
Nilai: 5
Nama Author: chibichibi@

Karena perubahanku, pantaskah kalian menghina?
Bukankah aku seperti ini, lantaran telah melahirkan penerus keluarga!

"Seharusnya, Mas membelaku! Bagaimanapun, aku ini adalah istrimu. Jika, bukan suami ... siapa lagi yang akan melindungiku? Haruskah, aku mencari tempat perlindungan lain? Apakah itu maumu, Mas Azam!" Lika.

"Kita ini hanya seorang anak, sudah seharusnya kita mengalah!" Azam.

Mampukah, Lika bertahan atau memilih pergi dari sisi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15. Isi Hati Azam

MASIH POV AZAM

Aku terus memutar roda pada kursi ku demi mengikuti Lika. Hasrat ini sudah tak sanggup ku tahan lagi. Semenjak sore beberapa hari lalu, ketika Lika pulang mengantar pesanan. Dimana waktu itu ia keluar dari dalam kamar mandi hanya mengenakkan handuk yang kekecilan. Entah, handuknya yang salah ataukah bentuk tubuhnya yang over size. Satu hal yang pasti kala itu, geloraku tergugah. Hanya saja, saat itu aku marah lantaran ia pergi terlalu lama. Sehingga, aku harus kembali menelan omongan ibu yang tidak-tidak.

Bukannya aku suka ketika ibu dan ayah mencampuri rumah tanggaku. Rasa jengah ini juga hampir membuatku muak. Aku ingin dapat bebas bebas mengatur sendiri keuangan dalam rumah tanggaku. Bisa bebas berduaan, menikmati istriku sendiri. Aku tak peduli mau Lika hamil lagi atau tidak.

Aku akan mendaftarkan Lika mengikuti kelas aerobik agar tubuhnya tidak terlalu melebar ke samping. Tapi, sekali lagi, semua hanya sebersit angan. Selama tak bebas mengatur keuanganku sendiri, semua niat itu hanya sebatas ilusi.

Kulampiaskan rasa pusing yang mendera kepalaku beberapa hari ini. Dengan mencampuri Lika beberapa kali. Beberapa tempat telah kami jadikan panggung aksi. Sofa single adalah tempat paling pas. Sebab, Lika lah yang akan beraksi. Dengan keadaan yang seperti ini, aku tidak bisa melakukan penetrasi secara maksimal.

Tapi, entah mengapa gelora ini begitu menggebu kala melihat body tanpa sehelai benang Lika. Raga polos itu bak oase yang membaut dahagaku menemukan telaga. Ditambah suasana rumah yang sepi, sungguh momen yang sangat langka seumur hidupku. Ah ... ternyata jika di lakukan dengan tenang rasanya nikmat juga.

"Mas, gak boleh begini. Malu di lihat jin. Bahkan, malaikat akan melengos, Mas," ucap Lika berkali-kali memperingati ku. Bahkan, dia sering menengok kekamar takut Heru terbangun.

"Sudah, fokus saja. Jarang-jarang, Mas meminta hak padamu kan!" Aku menghardik Lika agar terus saja bekerja menggoyangkan tubuhnya di atas pangkuanku. Apa salahnya sih, bertubuh polos demi suami? Katanya itu pahala besar? Masih bagus aku mau menikmati bentuknya yang ... ah sudahlah.

"Mas, Lika ambil selimut dulu ya, emh!" ucap istriku sambil melenguh. Tentu saja sebab, senjataku sudah hampir menuju inti dari permainan kami ini. Aku pun sontak menahan pinggulnya yang hendak bergerak bangun.

"Teruskan Lika! Jangan harap ku sentuh lagi jika kau bangun sekarang!" ancam ku dan itu berhasil. Lika kembali bergoyang, bahkan aku memerintahkan padanya agar semakin cepat. Aku sudah hampir meledak untuk ketiga kalinya. Ah ... mumpung rumah sepi bukan. Apalagi di luar gerimis. Sungguh suasana yang pas sekali.

Jika saja aku sehat, mungkin akan ku ciptakan beberapa adegan dengan bermacam pose. Namun, untuk saat ini semua itu belum mampu ku lakukan. Cukup membayangkan saja, setidaknya aku pernah merasakan sensasi itu beberapa kali ketika kami masih menjadi pengantin baru.

Itu pun ketika aku menyewa villa di puncak. Kalau sudah pulang kerumah, mana mungkin bisa. Mencampuri Lika, dalam sebulan bisa dihitung dengan jari. Semua itu, di sebabkan oleh karena rumah kami yang terhubung dengan rumah ibu. Sementara kamarku tidak memiliki pintu. Bukannya aku tidak mau membuat pintu. Tapi, ibu melarang. Katanya buat apa membuang-buang uang saja. Sementara kamar ibu pun sama, tidak ada pintunya.

Emosiku yang kadang tak stabil itu adalah salah satu dari efek ganda. Dimana aku di tuntut untuk menahan hasrat juga kesal yang ku tahan. Jika kecerobohan ini bukan berasal dari orang tuaku sendiri. Mungkin, aku bisa melampiaskan kekesalan ini dengan cara memaki atau memukuli. Tapi, sekali lagi aku hanya bisa diam dan menahan semuanya. Percuma. Sebab, satu saja dari suara yang terucap dari bibirku akan memancing beberapa paragraf yang akan keluar dari mulut ayah.

Luar biasa bukan. Jika kau di besarkan oleh orang tua yang selalu merasa dirinya benar, serta mencari pembenaran jika mereka melakukan kesalahan. Setidaknya, akan selalu ada kambing hitam.

"Mas, sudah kan?" tanya Lika yang kini telah terduduk lemas bersandar pada sofa. Tubuhnya ia tutupi dengan pakaiannya sendiri. Sementara aku tinggal menurunkan sarung yang sempat ku kalungkan tadi. Sebenarnya aku bisa berdiri, tapi hanya mampu beberapa menit. Lika dan yang lainnya belum tau. Mungkin, benar kala Lika. Jika aku dapat pengobatan yang baik maka kesembuhan ku pun akan lebih cepat.

"Kenapa nanya begitu sih? Kamu gak ikhlas ya melayani ku?" semprot ku lancang dengan nada tinggi. Kesal juga, sepertinya istriku ini tidak menyukai yang kami lakukan barusan. Apa ia tidak rindu sentuhan ku? Atau, benar kata ibu, jika di luar sana Lika punya selingkuhan? Awas saja!

"Bukan begitu, Mas ... Lika cuma nanya aja. Kalau, Mas Azam masih kurang. Lika mau bersihin badan dulu. Kan Sunnahnya gitu, Mas. Harus wudhu dulu baru ulangi lagi," jelasnya yang membuatku malas untuk mendengarkan. Ribet, padahal dia baru beberapa kali ku ijinkan ikut pengajian di masjid. Tapi, lagaknya udah kayak Ustadjah saja. Selalu apa-apa di kaitkan dengan agama.

"Udah gak mood!" Setelah mengatakan ucapan barusan aku pun kembali memutar roda pada kursi ku untuk menuju ke kamar mandi. Tubuh ini lengket, bahkan keringat Lika bercampur dengan ku. Memang sih, kuakui meskipun didiagnosa lumpuh, aku masih bisa memuaskan istriku itu. Atau ... Lika pura-pura? Seperti kata ibu.

Seketika ingatanku kembali pada penawaran yang di sampaikan oleh Jelita semalam.

...Bersambung ...

1
Dyah Oktina
aamiin ya Allah
Indah Rohmiatun
kasih bonus donk thor
Ran Aulia
Luar biasa , ceritanya bagus, ada ilmunya juga 👍👍👍👍😍😍😍😍

terimakasih ya kak ❤️❤️❤️❤️
Dwika Artama
thor karyamu ini sungguh bikin aku nyesek tapi lanjutttttt.👍👍👍bikin para pembacanya gedeg ama keluarga si suami
Dwika Artama
thor karyamu ini sungguh bikin aku nyesek tapi lanjutttttt.👍👍👍bikin para pembacanya gedeg ama keluarga si suami
Silvi Vicka Carolina
permpuan hanya butuh tempat tuk bisa curhat ,bergosip ,sandaran ..laki laki yang di harapkan pwempuan laki laki yang bisa semua nya bisa jadi ayah .kakak.sahabat .bisa jadi tukang ledeng .biaa jadi tukang kuli bangunan.bisa jadi tukang listrik .bisa jadi tkang cuci bqju .cuvi piring .bisa jadi koki .waa pokoknya arus serba bisa ....
Ratih
Novel yg luar biasa , bagus bgt 🤗🤗🤗
Mak Aul: makasih udah baca karya2 aku
total 1 replies
Khusnul Khotimah
tp karma yg di terima sama azam cuma KATANyA kok gk langsung sih thor.. pasti seru kisah e azam pas tau istri barunya tdr ma bpk nya sendiri 😁😁
Mimik Pribadi
Nah lhooo,,,,ada berita apaan y???
Mel Rezki
mertua oh mertua 😣
Mel Rezki
ampun deh mertua begitu 🤧
‼️n
Gedeg aq ma si Azam .....
Sulati Cus
ye tu klu lakinya cm liat body ae lagian yg bikin melar sp??? cantik jg perlu modal kali😂
Mak Aul: otak lakiannya dari oncom
total 1 replies
Asyatun 1
keren
Mak Aul: makasihh lanjut season keduanya Terjerat pesona janda
total 1 replies
Echatiganecha
semangat lika
angel
emang dosa apa ya gk layanin laki ????bingung dgn aturan yg ada..laki kaya gt emang kudu di layanin ..?
angel
pusing bacanya ..bisa gk Thor bikin novel tuh yg gk bw2 agama. ...yg netral aj
Mak Aul: ini memang khusus religi. klo yang gak bawa agama banyak kok novel otor yang lainnya
total 1 replies
Yunia Afida
semangat terus💪💪💪💪💪, terimakasih
Mak Aul: maksiihh juga ya
total 1 replies
Yunia Afida
Alhamdulillah happy ending, akhirnya si azam dapat karna tu
Yunia Afida
itulah karma setiap perbuatan pasti ada balasannya, aku pernah ngalamin juga sering direndahkan dihina gara gara anak yatim, g bisa sekolah, dan ketemu jodoh tamatan smp, Alhamdulillah sering berjalan nya waktu sekarang bisa beli tanah bisa bangun rumah walaupun g gede udah punya sendiri, malah yang hina aku nunggu warisan baru bangun rumah
Mak Aul: Allah mengangkat derajat ornag yang dihina.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!