Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Menghadapi Sherina
Saat Hani tiba di apartemen, Hani melihat apartemen yang kosong. Suaminya yang biasanya menyambutnya di ruang tamu kini menghilang, jadi Dia segera mencari keberadaan Rizki hingga menemukan Rizki ada di dalam ruang kerja.
Pria itu ketiduran dengan sebuah dokumen masih berada di tangannya, sementara dokumen yang lainnya berserakan di atas meja kerja.
"Sayang," Hani berbicara dengan pelan untuk memastikan suaminya benar-benar terlelap. Dan Rezki yang tidak memberi respon akhirnya membuat Hani mengambil selimut dan dengan hati-hati menyelimuti sang suami agar tidak terbangun.
Setelahnya, Hani merapikan dokumen yang berserakan di atas meja. Sesekali Hani memeriksa isi dokumen di sana dan dia merasa puas saat melihat kinerja sang suami yang sudah berkembang di luar perkiraannya.
"Aku rasa alasan Hardi sangat membatasi perkembangan Rizki karena dia mungkin mengetahui hal ini," ucap Hani sambil tersenyum memandangi Rizki yang masih terlelap. Dia senang bahwa suaminya cepat belajar dan cepat menangkap sesuatu yang diberikan padanya.
Hani tidak mengganggu istirahat Rizki, ia segera keluar dari ruang kerja setelah membereskan tumpukan dokumen di atas meja. Hani memeriksa gaun yang akan ia kenakan malam itu dan juga melihat setelan jas yang telah disiapkan oleh asistennya untuk Rizky.
Setelah memilih beberapa setelan jas yang menurutnya benar-benar cocok untuk suaminya, saat itu juga pintu ruangan terbuka memperlihatkan sang suami yang tampaknya baru saja bangun dan langsung mencarinya ke sini.
"Sayang," Rizki mendekati Hani, memeluk Hani dari belakang dan dengan manja menumpukkan dagunya di bahu sang istri, "Kenapa tidak membangunkan ku?" Tanya Rizki dengan suara yang masih serak, khas bangun tidur.
"Mana mungkin aku tega membangunkan suamiku yang kelelahan setelah bekerja? Suamiku sudah bekerja begitu keras, bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Hani dengan tangan mengelus lembut pipi Riski.
"Aku merasa nyaman," jawab Rizki dengan memejamkan mata, menikmati momen keberduaan mereka.
"Mau mandi bersama?" Tanya Hanin.
"Tentu!" Rizki tersenyum dengan kilatan mata berubah dari yang polos menjadi membara, segera membawa Hani ke gendongannya dan melangkah menuju kamar mandi.
Segera, aroma romantis penuh gairah memenuhi kamar mandi sebelum 2 orang itu keluar dengan posisi Hani masih berada di gendongan Rizki.
"Aku sudah memilih dua setelan untuk mu, kita akan makan malam di luar," kata Hani memperlihatkan dua setelan yang sebelumnya ia pilih untuk sang suami.
"Terima kasih sayangku," kata Rizki diikuti sebuah ciuman yang mendarat di bibir lembut Hani.
"Bantu aku memilih gaun ku," ucap Hani menunjukkan dua gaun yang sebelumnya telah Ia siapkan.
"Aku rasa yang putih akan lebih cocok dengan istriku," ucap Rizki membuat Hani segera mengambil gaun yang dipilih oleh sang suami.
Sepasang suami istri itu segera bersiap-siap sebelum menaiki mobil menuju kediaman keluarga Aruna.
Dalam mobil yang melaju, sebuah panggilan telepon yang berasal dari Vina membuat Hani mengeryit.
Sebelumnya dia telah mengatakan pada asistennya agar tidak menghubunginya sampai besok pagi, tapi dengan sebuah panggilan telepon dari asistennya itu, maka sudah dipastikan ada sesuatu yang mendesak.
Hani segera mengangkat panggilan telepon yang masuk, "ada apa?" Tanya Hani sambil melirik sang suami yang sibuk membuat DIY gantungan kunci, katanya mau dipasang di salah satu tas branded Hani yang tampak polos.
"Nyonya, saya mendapat sepasang suami istri yang mengaku-ngaku sebagai mertua Nyonya muda, saat ini saya berada di kantor polisi Setelah mendatangi mereka, dan di luar kantor polisi ada banyak wartawan yang ingin meliput berita ini," ucap perempuan dari seberang telepon membuat kerutan di kening Hani semakin bertambah.
Perempuan gila itu dan suaminya akan membuat ulah lagi?
"Bahwa mereka pergi secara diam-diam," ucap Hani.
"Ke mana saya harus membawa mereka?" Tanya sang asisten yang saat itu berada di kantor polisi memandangi sepasang suami istri yang tampak begitu belagu menatap Vina.
Dari tingkah laku kedua orang itu saja Vina sudah mengetahui bahwa perempuan yang mengaku sebagai ibu mertua Hani pasti memiliki tempramen yang begitu buruk, sementara pria yang di sebelah perempuan bertemperamen buruk itu tampaknya lebih pendiam dan Sepertinya dia adalah pria dengan tipe suami takut istri.
"Bawa mereka ke rumah susun," kata Hani dengan suara yang begitu dingin.
"Baik," jawab Vina segera mematikan panggilan telepon itu lalu menatap dua orang di hadapannya.
"Jadi kau benar-benar mengenal menantuku?" Sherina memperhatikan perempuan di hadapannya, penampilan yang modis dan tampaknya seorang perempuan kaya, Bagaimana bisa berkenalan dengan Hani yang selama ini tak pernah memiliki seorang pun kenalan kecuali anak-anak sampah dari panti asuhan?
Sepertinya apa yang dikatakan oleh para tukang kebun itu memang benar, saat ini putranya sudah benar-benar sukses hingga membuat Hani si menantu sampah itu kini memiliki sedikit kekuasaan dan sedikit pergaulan yang bagus.
Memikirkan Hani memanfaatkan kesuksesan putranya membuat Sherina menjadi sangat kesal, seharusnya dialah yang menikmati apapun yang dimiliki oleh putranya, namun sekarang seorang perempuan asing yang tidak berguna malah menjadi orang yang menguasai segala milik putranya?
Benar-benar tidak bisa dibiarkan!
"Saya adalah,,,, silakan ikuti saya," Ucap Vina tidak ingin mengatakan identitasnya pada perempuan di hadapannya ini, Sebab Dia cemas perempuan itu mungkin ingin mencari kesempatan.
Bagaimanapun, dia telah mendapat informasi bahwa mereka berdua adalah gelandangan setelah diusir oleh seorang janda kaya raya bernama Dinda karena perempuan itu mengalami kebangkrutan.
Jadi Vina ingin berjaga-jaga sehingga dia membiarkan dua orang itu mengikutinya ke dalam mobil.
Memasuki mobil yang mewah, Sherina benar-benar terkejut, "apa hubunganmu dengan putraku?" Tanya Sherina.
"Silakan nanti bertanya pada tuan muda, sekarang saya masih memiliki beberapa pekerjaan untuk diselesaikan," ucap Vina memasang earphone miliknya dan tenggelam dalam pekerjaannya.
Sherina menggertakkan giginya, merasa kesal dengan sikap sombong yang dimiliki oleh Vina namun dia tidak berkata apapun dan hanya menunggu sampai akhirnya mobil tiba di rumah susun yang membuat Sherina terkejut.
Mereka menaiki mobil mewah namun pada akhirnya tiba di rumah susun yang sangat sederhana?
"Apa yang kita lakukan di sini?" Tanya Sherina.
"Silakan ikuti saya," kata Vina melangkah menuju tangga membuat Sherina merasa kesal dengan sikap angkuh yang ditunjukkan Vina padanya.
Meski begitu, Sherina masih tetap tenang hingga akhirnya mereka tiba di salah satu petak rumah susun yang membuat Sherina terkejut.
Petakan tersebut hanya satu ruangan saja di mana kamar dan dapur menyatu jadi satu.
Sungguh di luar perkiraannya!
"Ini adalah salah satu properti tuan muda, silakan menginap di sini terlebih dahulu malam ini," ucap Vina sebelum berjalan pergi meninggalkan sepasang suami istri itu.
"Hei! Tunggu!" Sherina berlari mengejar Vina dan menahan Vina, "Aku ingin dibawa ke rumah putraku, bukan di tempatkan di tempat lain! Aku ingin bertemu dengan putraku! Dia harus disadarkan supaya tidak terjebak dengan perempuan rendahan itu!," Tega Sherina yang berniat menemui putranya dan menyadarkan putranya tentang apa yang terjadi, putranya tidak boleh dimanfaatkan oleh perempuan sampah itu!
Vina menatap perempuan di hadapannya, sangat tidak senang, "Nyonya, jika anda tidak suka tempat yang disediakan oleh putra Anda, Anda bisa pergi sekarang juga," kata Vina selalu berbalik pergi meninggalkan Sherina, sekarang dia tahu alasan Hani mencampakkan perempuan itu, benar-benar perempuan gila.
Sherina masih ingin menghentikan Vina, tapi dia sendiri digantikan oleh Marlon.
"Tidak usah mencari masalah, sudah bagus kita diberikan tempat tinggal," ucap Marlon.
"Sial!" Sherina melototi suaminya, "kau sebut rumah susun yang kecil ini sebagai tempat tinggal? Sempit dan kotor! Kita disuruh tinggal di sini sementara si sampah itu menikmati uang hasil kerja keras putraku?! Kau pikir aku bisa tenang memikirkannya? Tidak! Tidak akan pernah!" Teriak Sherina penuh Amara, duduk dengan dada naik turun karena emosi yang meluap-luap
lanjut Thor....