Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketegasan Nathan
Happy Reading.
Silvia menelan salivanya dengan kasar saat mendengar kata-kata dari dokter Rian yang mengatakan bahwa Nita adalah cucu dari pemilik rumah sakit ini.
Apakah dia telah lancang dengan menyuruh wakil kepala rumah sakit memecat dan memberi sanksi pada Nita.
Masih dengan rasa terkejutnya, Silvia melihat dokter Rian pamit pada Nita untuk memeriksa pasien.
Nita tahu kalau sebenarnya itu hanya alasan dokter Rian agar tidak mendapatkan masalah karena telah membongkar rahasia yang tidak boleh di buka sama sekali.
'Kenapa juga harus bilang kalau aku cucu dari pemilik rumah sakit!! Itukan rahasia utama! Dokter Rian, awas, ya!!' batin Nita kesal.
"Ta, apa benar kamu cucu dari pemilik rumah sakit?" tanya Nathan penasaran.
Nita menghela napas, dia tidak suka kalau masalah itu di ketahui oleh semua orang, nanti yang ada dia pasti di interogasi seperti ini.
Sedangkan Nathan masih berusaha mencari tahu tentang mantan istrinya itu. Jadi ternyata mantan istrinya adalah wanita dari keturunan orang hebat. Pantas saja dulu Ibunya benar-benar ingin dia menikah dengan Nita, entah apa alasannya, kata ibunya karena dia sangat menyukai Nita apalagi bisa menjadikannya menantu.
"Maaf, bapak Nathan, saya rasa anda sudah mendengar dengan jelas ucapan dari dokter Rian, bukan? Kalau masih belum paham, bisa tanya lagi padanya," jawab Nita profesional.
Biarlah sekalian kalau mereka tahu siapa dirinya. Sejak dulu Nita sangat malas kalau ada yang tahu, karena jujur itu bukanlah suatu hal yang membanggakan bagi dirinya.
Terlahir dari keturunan orang kedua sangat tidak menyenangkan, apalagi satu-satunya sepupu sangat membencinya dan juga Rara.
Ayah Nita adalah putra kedua dari kakek Abimanyu, pemilik rumah sakit Abimanyu Husada dari istri kedua.
Sedangkan cucu dari istri pertama adalah seorang pria yang arogan dan sombong, meskipun dia adalah cucu angkat karena putri dari istri pertama kakek tidak bisa memiliki anak. Mereka mengadopsi anak laki-laki dari panti asuhan.
Meskipun begitu, Nita dan Rara tidak pernah bangga karena selalu di hina oleh Paman dan Tantenya dari istri pertama sang kakek.
(Di sini paham kan silsilahnya, jadi cucu kandung dari Kakek Abimanyu adalah Rara dan Nita, tapi dari istri kedua🤭)
"Ta,," Nathan mendekati mantan istrinya dan hal itu membuat Silvia langsung berpura-pura mengaduh.
Memegang perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri. Ayu yang melihat hal itu tidak tahu apakah perut Silvia benar-benar sakit ataukah hanya pura-pura karena meminta perhatian dari Nathan.
Nathan dan Nita menoleh, melihat Silvia yang sedang kesakitan, itu terlihat dari ekspresinya.
"Ada apa, nona Silvia? Perutnya sakit? Apakah bisa saya periksa?" tanya Nita yang di angguki oleh Silvia.
"Iya dok, tolong saya, perut saya sakit sekali," jawab Silvia.
"Baiklah, bapak Nathan tolong bantu saya memapah calon istri anda," ucap Nita.
"Kami sudah putus!"
"Nathan...!" sahut Silvia menatap Nathan dengan tatapan yang tersiksa.
"Bapak Nathan, tolong!" sela Nita yang tidak ingin melihat drama lagi. Dia masih belum paham dengan apa yang terjadi di ruangan ini. Tapi Nita juga tidak akan mengabaikan kondisi pasien yang sedang meminta tolong padanya.
Nita menatap Nathan dengan tatapan tajam, berbicara lewat mata untuk segera pembantu Silvia untuk berbaring di atas ranjang.
'Kalau Silvia tidak sedang sakit, aku tidak akan pernah mau menyentuhnya lagi!' batin Nathan.
Nathan yang masih menatap Nita langsung menghela nafas kasar, diapun akhirnya membantu Silvia untuk naik ke atas ranjang pasien yang ada di ruangan dokter Rian.
Nita memeriksa keadaan Silvia, dengan menekan bagian perut bawah apakah masih ada rasa sakit setelah pengangkatan sel kanker tersebut.
Silvia harus meminta maaf secepatnya pada Nita, dia tidak ingin masalah hari ini membuatnya di usir dari rumah sakit itu.
"Dokter, saya minta maaf," ucap Silvia menunduk.
"Memangnya apa yang nona Silvia lakukan kepada saya? masalah apa yang dikatakan oleh Dokter Rian?" tanya Nita menatap Nathan dan Silvia bergantian.
Ayu yang melihat situasi semakin menegang izin berpamitan keluar dari ruangan Dokter Rian, dia tidak ingin terseret ke dalam urusan Nona-nya yang ternyata bermain-main dengan cucu pemilik dari rumah sakit ini.
Nathan hanya bisa menghela nafas. Sungguh dia sudah tidak tahan dengan situasi seperti ini.
Setelah pemeriksaan selesai, Nathan kembali membantu Silvia duduk di atas kursi roda.
"Sebaiknya kita bicara bertiga, ayo, Ta, kamu ikut aku dan juga Silvia, kali ini aku akan menjelaskan semuanya," Nathan menarik tangan Nita lembut tapi langsung ditepis oleh Nita.
"Memangnya masalah apa? aku tidak punya masalah dengan kalian," jawab Nita.
Nathan benar-benar gemas dengan sikap mantan istrinya, berbeda sekali dengan Nita yang dulu selalu lembut dan suka tersenyum.
"Aku ingin semua orang tahu kalau aku dan Silvia sudah putus, sudah lama aku memutuskan nya, tapi dia tidak mau dan masih ingin bertahan, tapi setelah aku bertemu denganmu kembali, aku meyakinkan Silvia bahwa aku mencintaimu," ucap Nathan lantang, di hadapan Silvia dan Nita.
Mengatakan seluruh isi hatinya yang selama ini hanya dia pendam, Nathan memang sadar bahwa dia adalah orang Bodoh yang tidak sadar akan perasaannya sendiri.
###
Nathan menatap Silvia dengan tatapan seperti ingin membunuh, pria itu benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Silvia.
Apakah dia kurang tegas menghadapi mantan kekasihnya itu?
"Sebenarnya apa mau mu, Silvia? Aku sudah mengatakan padamu bahwa jangan mencampuri urusanku, aku sudah memberikan apa yang kamu inginkan, selama ini aku bertahan denganmu karena kamu tidak mau aku putus, tapi sekarang sudah cukup, Silvi!!"
Bersambung.
Nah, nah kenapa itu si Nathan kok marah-marah sama Silvia??