Karya ini adalah lanjutan dari "Anak Genius milik wanita kurang Se-On's"
Sangat disarankan untuk pemula membaca terlebih dahulu seosan pertamanya di judul " Anak Genius, milik wanita kurang se-On's" supaya lebih nyambung ceritanya.
Kisah di novel ini akan menceritakan tentang lika-liku perjalanan cinta anak-anaknya Mumut.
Dari Raka, Yuma, dan juga Triple Baby J.
yuk, jangan lupa dukung Author dengan Like, Komen dan Vote 🙏
o ya.. jangan lupa juga follow akun Novel Author ya...
see you...
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keinginan Ju
15
Malam itu hanya Raka dan Ju yang masih setia menghangatkan tubuh mereka di depan api unggun.
"Kak, apakah tidak merasa berat?" tanya Ju tiba-tiba.
"Berat!? berat kenapa sayang?" tanya Raka.
"Kakak mengurus perusahaan ayah Pangeran. Terkadang kakak juga membantu perusahaan papah Yuda. Di tambah dengan kebandelan kak Yuma yang sudah membuat onar di perusahaan. Hmm, apakah itu tidak berat?" tanya Ju.
Raka tersenyum.
"Kamu tahu, masalah yang kakak hadapi sekarang tidak ada apa-apanya jika di bandingkan yang dulu pernah kakak alami. Kamu tahu, kelahiran kalian sangat dramatis pada saat itu. Kalian lahir di Kalimantan dengan cara yang sangat luar biasa cobaanya. Masalah seperti yang kakak hadapi sekarang tidak ada apa-apanya.
Yang jelas, uang bukan apa-apa bagi kakak, yang terpenting adalah adik-adik kakak bisa merasakan hidup yang sangat layak. Kakak akan pastika jika kalian akan mendapatkan bagian masing-masing," jelas Raka.
"Apakah kakak akan menyerahkan semua warisan pada adik-adik kakak!? Apakah kakak tidak akan mengambilnya sepersen pun!?" tanya Ju mengerti dan memahami arah tujuan pembicaraan Raka.
Raka tersenyum lagi. Ju ini adalah anak yang benar-benar sangat cerdas. Dia bisa menyimpulkan apapun dengan sangat tepat.
"Setelah kalian mendapatkan hak kalian masing-masing. Mungkin kakak akan kembali ke desa ini untuk menjadi petani saja," jawab Raka sambil mengelus rambut Ju.
"Bersama dengan istri kakak? Apakah istri kakak bersedia tinggal didesa? Apakah kak Angel mau hidup di desa? Di desa untuk liburan memang asyik, tetapi jika untuk bergaya hidup, apakah kak Angel yang seorang doktor hebat mau meninggalkan pekerjaannya dan hidup dengan kakak di desa sebagai petani!?" tanya Ju.
Sebenarnya itu adalah luapan Ju jika dia tidak terima dengan keputusan Raka. Ju membawa-bawa nama Angel supaya Raka berubah pikiran.
Raka menatap bintang. Bagaimana dia menjelaskan, jika Angel telah pergi dari beberapa tahun silam. Dengan tiba-tiba, Angel menghilang tanpa jejak. Bahkan, segala alat pelacak yang Raka sembuyikan di tas, kalung dan anting-anting milik Angel tidak dapat di lacak.
Tidak pernah Raka pecahkan, apa alasan Angel pergi dari sisinya.
Raka tersenyum kepada Ju.
"Kamu tidak perlu cemas, Ju. Kakak akan selalu disini, kamu bisa datang jika kamu rindu dengan kakak. Sebagaimana kata nenek. Kakak juga mungkin suatu saat ingin merasakan sensasi ketika kalian datang karena merindukan kakak," jelas Raka.
"Kakak.. kami sangat sayang kakak. Ju janji, Ju akan belajar dengan giat supaya dapat segera meringankan beban kakak. Ju juga berjanji akan mengajak saudara-saudara kembar Ju supaya mereka mau giat belajar supaya menjadi hebat seperti kakak!" ucap Ju dengan penuh harapan.
"Semua ada waktunya, Ju. Kamu tidak perlu terburu-buru. Nikmati saja masa muda kamu dengan teman-teman. Sekolah dengan benar dan memiliki teman, jangan sia-siakan masa-masa ini karena akan ada saatnya kamu untuk duduk di posisi kakak," ucap Raka mencoba menasehati Ju.
"Kak, sebenarnya Ju tidak ingin sekolah. Ju sudah yakin jika Ju bisa bersanding dengan kakak. Kak, jadikan Ju sekertaris kakak. Biarkan kak Yuma kembali melanjutkan S2-nya." Ju dengan tatapan sangat yakin.
CTAK!
Raka menjitak kening Ju.
"Auw! Kakak! Sakiit!" pekik Ju.
"Jangan macam-macam! Belajar dan bermainlah dengan teman-teman mu. Kakak tahu kamu pintar, tetapi ini belum saatnya, Ju!" jelas Raka.
"Kakak tahu jika aku pintar tetapi kakak selalu tidak memperdulikan kepintaran aku! Aku pintar, tetapi jika kepintaran aku tidak di asah dan dikembangkan, aku malah akan kembali bodoh, Kak! Kakak hanya memikirkan masa kelam kakak yang tidak memiliki teman! Ju tidak perduli kak! Ju tidak ingin memiliki teman! Tetapi Ju ingin mengembangkan kemampuan Ju. Apakah kakak ingin Ju seperti kak Yuma, pintar tetapi bodoh karena sering bergaul dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya! Kakak ingin Ju seperti itu!?" teriak Ju yang melupakan semua esmosinya. Ju yang benar-benar merasa kesal pun akhirnya memilih pergi dan meninggalkan Raka.
Deg..
Raka pun sangat tertampar dengan ucapan adiknya sendiri. Ia berfikir jika semua karena keegoisannya juga. Tetapi Raka hanya ingin yabg terbaik untuk adiknya. "Ju, dewasa sebelum waktunya, itu tidaklah menyenangkan yang dibayangkan,"batin Raka.
Tetapi Raka pun sadar, hanya karena masa kelamnya, dia sampai mengklaim jika semua anak-anak harus seperti anak pada umumnya. Belajar sesuai usia dan bermain dengan teman-teman.
Tetapi sepertinya Raka pun melupakan sesuatu. Tidak semua anak menginginkan apa dia ingin, dan merasakan apa yang ingin dia rasakan.
Raka pun berlari mencoba untuk menyusul Ju. Dia menemukan Ju yang duduk di sofa.
Perlahan Raka mendekati Ju.
"Maafkan kakak," ucap Raka menunduk.
Ju masih diam.
"Apakah Ju ingin seperti kakak?" tanya Raka kembali.
Ju hanya diam dan mengangguk.
"Apakah Ju ingin masuk kerumah genius!?" tanya Raka tersenyum.
Mendengar itu pun Ju langsung tersenyum mengangguk kuat.
"Mau..mau..mau kak! Joushua sangat mau!?" ucap Ju antusias.
"Baiklah, tetapi kamu harus benar-benar mengasah kemampuan kamu supaya diterima disana. Hmm, kamu juga harus siap dengan segala apa rintangan. Semua tidak semudah yang kamu pikirkan Ju. Tetapi, apapun itu kakak berharap kamu berhasil. Kakak akan selalu mendukungmu, maafkan kakak yang tidak pernah mengerti keinginan mu," jelas Raka.
"Terima kasih kak, Terima kasih! Ju janji, Ju akan bersungguh-sungguh. Ju hanya tidak ingin bermain-main seperti anak lainnya, itu bukanlah Ju kak! Ju tidak ingin memiliki teman, Ju hanya ingin mengasah kemampuan Ju dan menjadi pintar seperti kakak!" ucap Ju yang langsung memeluk Raka dengan sangat erat.
Raka hanya membalas pelukan adiknya yang memiliki kegigihan yang luar biasa. Raka hanya bergumam, semoga adiknya ini tidak menyesali apapun ketika dia benar-benar terjun kedunia politik. Dimana kawan bisa menjadi lawan bahkan bisa menjadi predator yang sangat mematikan.
Disisi lain, tanpa mereka sadari Jim yang habis mengambil minum tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
Dia nampak gusar dan bingung. Mendengar salah satu saudara kembarnya akan pergi membuat hatinya merasa sakit yang sulit dijelaskan.
..
..
...
JANGAN LUPA LIKE!