FAMILY AMBYAAAR
01
Sebuah lensa kamera fokus pada tiga remaja kembar yang duduk di bagian kursi mobil paling belakang. Dengan pose sebaik mungkin, mereka menginginkan hasil jepretan yang memuaskan.
Sang kakak yang bernama Yuma sangat puas dengan pose yang akan dia ambil.
"Oke my baby, kakak hitung yaa.. satu! Dua! Ti...-"
JENGGLUK!" Mobil tidak sengaja menabrak polisi yang sedang tidur dengan nyenyak.
"PAPAAAAAH!" teriak Jay, Jim dan Yuma. Sedangkan Ju hanya menghela nafas berat.
Yuda sang papah hanya menunjukan gigi rapinya lewat kaca spion.
"Sudah-sudah! Duduk yang tenang. Kita sudah memasuki desa, disini banyak polisi tidurnya. Jika kalian mau, buka saja atap mobil untuk melihat pemandangan disini," ucap Mumut sang ibu.
Dengan semangat 45. Jay, Jim dan Yuma langsung bergegas untuk membuka atap mobil separuh.
"Gua dulu!" teriak Jay
"Apaan sih, gua dulu!" teriak Jim tak mau kalah.
"SETOOOOP!" teriak Yuma melengking sampai Yuda yang menggunakan pengaman telinga masih merasakan gema yang Yuma keluarkan.
"Saya adalah kakak kalian! Jadi, saya yang pertama," ucap Yuma dengan senyum liciknya.
Jay dan Jim menaikan sudut bibir mereka karena merasa kesal dengan mulut kakak mereka yang begitu sangat tajam.
"Hmm ..." Mumut hanya bisa menghela nafas berat melihat tingkah anak-anaknya.
"Bertiga kan bisa sih berdiri sama-sama," ucap Yuda.
"Iya pah, nanti biar kami siiii... Siapa!!" teriak Jay.
"BOY J AHAA!" teriak Jay dan Jim serempak. Ju, dia hanya bisa ikut-ikutan saudara kembarnya yang sangat konyol dan tak pernah ada kediaman.
"Hahah.. Apa! Boy!?" tanya Yuma yang langsung duduk untuk mengejek adik-adiknya.
"Yes, kami adalah Boy J!" jawab Jay dengan puas.
"No! Kalian Baby J! Selamanya, titik!" tegas Yuma.
"Kakak! Stop memanggil kami Baby. Kami sudah dewasa. Kami sudah kelas 6 dan setelah liburan ini kami akan menjadi kelas 7 SMP!" protes Jay tak terima.
"Mau kelas 6 ataupun 7 bahkan sampai kalian menjadi kakek-kakek, kalian tetap Baby bagi kami," ucap Yuma semakin puas meledek Boy J.
"Bunda, kak Yuma!" rengek Jay.
"Mom, kak Yuma nyebelin!" Jim ikutan mengadu.
"Mamaaaah, bukankah apa yang Yuma katakan benar. Mereka tetap Baby bagi kita," ucap Yuma tak mau kalah.
Ju yang mulai jengah dengan sikap saudara-saudaranya akhirnya mengeluarkan suara.
"Ibu?" panggilnya lembut.
Mumut yang sedari tadi menutup telinganya karena keributan yang dibuat oleh Jay, Jim dan Yuma, setelah mendengar suara Ju dia langsung menjawabnya," Ah, iya sayang?" tanya Mumut.
"Ju ingin melihat pemandangan," ucapnya.
"Jay, Jim dan Yuma tolong kalian berikan tempat untuk Ju supaya dia bisa berdiri," ucap Mumut.
"Siap Mimi !" jawab Jay.
"Siap Mammy!" jawab Jim
"Oke mamah!" jawab Yuma
"Silahkan adik kakak tersayang," ucap Yuma mempersilahkan Ju untuk berdiri.
"Hay Ju, kita ikut berdiri ya?" tanya Jay.
"Ayok," jawab Ju tak mempermasalahkan.
Begitulah mereka. Mumut yang awalnya ibu yang pendiam dan tak pernah galak. Semenjak kehadiran Boy J yang memiliki beberapa sifat yang unik membuat Mumut bisa menjelma menjadi singa.
Yuda sang papah setiap berpergian dengan anak-anak, dia tak pernah lupa menutup telinganya. Karena keributan seperti itu pasti akan terjadi.
Sedangkan Boy Ju, dia adalah anak yang paling disegani dirumah. Selain tak pernah membuat onar, tak pernah membuat keributan, dia juga adalah anak paling genius di antara saudara kembarnya.
Sikapnya yang santai dan sangat cool, membuat jiwa Yuma sebagai wanita suka meronta-ronta. Yuma sering bergumam" andai dia bukan adikku, aku pasti akan mengencaninya!"
*****
Tiga pria kembar berdiri bersama didalam mobil dengan atap yang terbuka separuh.
Mereka dengan asyik ber-selfi mengambil pose sebagus dan seunik mungkin.
Setelah puas berfoto. Mereka akhirnya melewati sebuah perkebunan warga. Terlihat beberapa warga ada yang sedang bertani. Dengan ramah, Jay dan Jim menyapa penduduk desa.
"Woy, wong ndeso! Kami dataaaang!" teriak Jay sambil melambaikan tangannya.
"Yuhuuuuuu!" teriak Jay dan Jim serempak.
"Wohoo.. Haaayy ... Dadaaaaa !!!" sahutan warga melambaikan tangannya kepada Jay, Jim dan Ju.
Mumut yang mendengar sapaan yang dilontarkan anaknya hanya bisa menepuk jidatnya dengan kasar.
Puas menyapa warga, Jim dan Ju memutuskan untuk duduk kembali. Jay yang awalnya ingin duduk juga, tidak sengaja matanya melihat seorang gadis desa yang menurutnya sangat cantik dan imut. Dia mengayuh sepeda sambil tersenyum kearah Jay.
Jantung Jay seolah-olah berubah menjadi love besar dan berdetak tidak karuan.
Matanya selalu mengikuti kemana wanita itu mengayuh sepeda nya. Sampai tanpa Jay sadari, didepannya ternyata ada sebuah pohon mangga besar yang rantingnya melengkung kearah jalan dengan segerombolan buah besar yang menggantung dengan kokoh.
BUGH!"
Dengan keras buah mangga berhasil menempol mata Jay.
"Auuw!" Seketika Jay meringis kesakitan.
"Bhuahahahaaa! Makanya baby Jay, fokus jika melihat. Lagian kamu itu ya! Masih kecil udah main lirik-lirik!" ejek Yuma.
"Yuma!" Mumut menegur.
"Wek!" Jay menjulurkan lidah ke Yuma.
"Jay, sini aku bantu," ucap Ju yang langsung membantu Jay untuk mengobati luka memar pada matanya.
"Sayang, ini kotak obatnya, nak!" ucap Mumut memberikan kotak obat yang selalu tersedia di dalam mobil.
Dengan telaten Ju mengobati memar pada Jay. Tidak hanya matanya terkena tempolan mangga, ternyata keningnya terluka karena kesabet ranting.
"Hmm, Jay. Lain kali hati-hati ya, nak! Ju, apakah lukanya parah?" tanya Mumut.
"Tidak buk, diberi obat merah saja sudah cukup," jawab Ju dengan nada yang sangat halus.
"Dek, kakak juga luka dan sakit," ucap Yuma dengan manja menaruh kepalanya di pundak Ju. Ju sendiri hanya fokus Mengobati luka Jay.
Jim yang melihat kakak wanita mulai kegenitan dengan saudara kembarnya langsung mentoyol kepala kakaknya dengan keras sampai kepala Yuma membentur kaca mobil.
"Auw.. Baby Jim! Kamu ini jahat banget sih sama kakak!?" pekik Yuma.
"Kakak itu, genit banget sama adek sendiri! Lagian, kita ini kembar! Kita sama saja. Lihatlah, wajah kami tidak ada bedanya! Hanya rambut saja yang berbeda supaya kalian dapat membedakan kami. Kenapa kakak hanya memanjakan Ju!" ucap Jim dengan kesal.
"AURA!" teriak Yuma sambil mengekspresikan keseriusan.
"Aura-lah yang telah membedakan kalian. Memang kalian sama, tetapi kenapa kamu tidak sepintar Ju?" ejek Yuma.
"Ya, ya, ya ... bukannya kami tidak pintar! Kami hanya tidak suka fokus belajar saja seperti Ju!" ucap Jim mengelak.
"Bukan karena tidak fokus! Tetapi memang kamu itu bodoh. Hahahaha!" tawa Yuma terlihat sangat puas mengolok-olok adiknya.
BRAK!
Ju dengan kasar menutup kotak obat membuat Yuma langsung menutup mulutnya.
"Kak, meski aku bukan adikmu. Aku tidak akan mau dengan wanita yang tawanya sangat keras!" ucap Ju membuat Yuma salah tingkah dan pipinya memerah karena malu.
"Bhuahahahahaaaa..!" Kini Jay dan Jim gantian tertawa sangat keras untuk mengejek Kakak mereka ya.
Mumut dan Yuda hanya bisa menutup telinga mereka. Hal seperti ini selalu saja terjadi jika mereka kumpul bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sufiyah Auristanto
sengklek Loe yum..😅😅
2022-12-07
0
Queen Tdewa
lupa yuma dgn diri ny sndri
2022-09-16
0
Queen Tdewa
bener2 mirip raka...secara wktu babby sllu raka yg gendong dan dia sllu diam d bawah asuhan raka
2022-09-16
0