Leukemia atau kanker darah adalah salah satu penyakit mematikan yang paling di takuti banyak orang di dunia ini. Leukemia juga bukan sekedar penyakit sepele, karena jika seseorang terlambat mengatasinya bisa - bisa akan sulit untuk disembuhkan. Proses pengobatannya pun cukup menguras kantong karena harus rutin melakukan kemoterapi sampai waktu yang telah ditentukan oleh seorang dokter.
Laura Shalsabila adalah seorang siswi cantik dan berprestasi yang harus mengalami nasib malang ini. Laura di vonis mengidap penyakit leukemia ini sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Namun disaat Laura di vonis mengidap penyakit leukemia secara bersamaan masalah besar datang menghampiri Laura, dimana Laura harus menyimpan perasaan sakit hatinya terhadap Chika sahabatnya sendiri berpacaran dengan seseorang yang ia sayangi.
Akankah Laura mampu melawati hari - hari tersulitnya ini?🤔
Author : Febi Ayeni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febi Ayeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Keesokan harinya.....
Chika yang baru masuk kelas kebingungan karena biasanya ia sudah melihat Laura duduk manis di tempat duduknya sambil memainkan handphonenya, namun pagi ini Chika sama sekali tak melihat keberadaan Laura di kursinya.
"Ca, liat Laura ga?" Tanya Chika kepada Caca yang tengah duduk di samping kursinya.
"Laura sakit Chik, masa lu ga tau sih, lu kan sahabatnya!" Jawab Caca sambil memainkan Handphone nya.
"Laura sakit, tapi kok ga ngabarin gue ya?" Tanya Chika dalam hati.
"Oh yaudah makasih ya Ca infonya, handphone gue tadi lowbat jadi gue ga tau!"
Ucap Chika ngeles.
Mendengar ucapan Caca, Chika pun segera keluar kelas untuk menghubungi Laura.
Tuuuuttt tuuuttt tuuuttt...
Nomor yang anda tuju tidak menjawab.
"Aduh Laura angkat dong, jangan buat gue khawatir!"Ucap Chika sambil mondar - mandir seperti setrikaan.
Chika sudah menghubungi Laura berkali - kali namun tidak ada jawaban dari Laura.
"Laura, lu kok ga bilang sih sama gue kalau lu sakit!" Ucap Chika dengan wajah yang semakin panik, dan masih terus mencoba menghubungi Laura, namun masih tidak ada jawaban dari Laura.
"Nelpon siapa sih yank?" Tanya Randy yang tiba - tiba datang dari belakang Chika.
"Ini sahabat aku yank, dia lagi sakit tapi ga ngabarin aku sama sekali yank!" Jawab Chika yang masih terus mencoba menghubungi Laura.
"Udah nanti kita ke rumah dia aja ya yank!" Ucap Randy sambil merangkul bahu Chika.
"Yaudah kalau gitu yank aku masuk kelas dulu ya!" Jawab Chika sambil mencoba menghilangkan ke khawatir yang ia rasakan.
"Oke, sampai ketemu nanti ya yank!" Ucap Randy dengan senyuman manisnya dan Chika hanya membalas ucapan Randy dengan senyuman.
KRIIIIINGGGGG!!!
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Chika segera memasukkan semua buku dan alat tulisnya ke dalam tas nya. Chika menyandang tas sekolahnya dan segera mencari keberadaan Randy.
Chika sudah berada di depan kelas Randy namun Chika sama sekali tidak melihat Randy.
"Apa Randy lupa ya?" Tanya Chika dengan nada suara yang rendah.
Tiba - tiba ada seseorang yang menutup matanya dari belakang.
"RANDY, udah dong bercanda nya!" Ucap Chika sambil membuka kedua tangan yang menutupi matanya.
"Loh kamu kok tau sih ya?" Tanya Randy yang sudah melepaskan tangannya dari kedua mata Chika, kemudian Randy meletakkan tangan kananya ke bahu kanan Chika.
"Ya tau lah!" Jawab Chika jutek.
"Jutek amat sih!" Ucap Randy sambil mencubit hidung Chika dengan tangan kirinya.
"Sakit tau!" Jawab Chika sambil melepaskan tangan Randy dari hidungnya.
Chika dan Randy kini telah sampai di parkiran tepat di depan pintu sebelah kiri mobil Ferrari Spider milik Randy.
"Silahkan masuk tuan putri!" Ucap Randy sambil membukakan pintu mobilnya dan menundukkan sedikit badannya layaknya prajurit kerjaan saat memberikan hormat kepada sang raja atau ratu.
"Lebay banget sih!" Ucap Chika yang tersenyum - senyum malu dan menampol muka Randy pelan.
"Di bilang tuan putri malah ga mau!" Ucap Randy sambil berjalan menuju pintu mobil sebelah kanannya.
"Kalau aku tuan putri, aku ga mau lah milih kamu, kamu kan jelek!" Ledek Chika saat Randy sudah berada di dalam mobil.
"Emang ya, ga boleh di puji kayaknya!" Jawab Randy sambil menyubit kedua pipi Chika.
"Aduh sakit tau!" Ucap Chika sambil mengelus - elus pipinya.
"Makanya jangan macem - macem sama aku!" Jawab Randy dengan sombongnya sambil menjalankan mobilnya.
"Oh ya yank, kita ke supermarket dulu ya, habis dari supermarket kita ke toko boneka ya!" Ucap Chika.
"Toko boneka? Ngapain yank?" Tanya Randy dengan ekspresi wajah kebingungan.
"Beli cabe lho yank, cabe di rumah aku habis!" Jawab Chika dengan ekspresi wajah yang sangat meyakinkan.
"Lho, kamu seriusan yank mau beli cabe di toko boneka?" Tanya Randy yang terkejut dengan jawaban Chika.
"Serius lho sayang!" Jawab Chika dengan wajah kesalnya.
"Emang di toko boneka ada jual cabe ya yank?" Tanya Randy lagi.
"Ya adalah 😒" Jawab Chika santai seperti bayi yang tak berdosa.
"Beli cabe di toko boneka? Kamu sehat kan yank?" Tanya Randy sambil meletakkan punggung tangan kirinya ke kening Chika.
"Ih apaan sih, ya sehat lah!" Jawab Chika sambil menurunkan tangan Randy dari keningnya.
"Ya Allah, punya pacar ganteng tapi mau aja di kerjain dan paoknya lagi percaya lagi. Ya kali di toko boneka ada jual cabe." Ucap Chika dengan nada pelan dan mengarah kesamping kiri sedikit.
"Apa yank?" Tanya Randy.
"Ga ada kok yank!" Jawab Chika santai padahal dalam hati Chika udah ngakak.
"Yank, beli cabenya di supermarket aja kali ya, ga usah di toko boneka ya?" Tanya Randy lagi.
"Hahahaha.... 😂😂" Chika hanya tertawa mendengar pertanyaan Randy.
"Kok ketawa sih yank?" Tanya Randy bingung.
"Aduh yank yank!" Jawab Chika sambil memegang perutnya yang sakit akibat tertawa berlebihan.
"Kenapa sih yank?" Tanya Randy yang semakin kebingungan.
"Kamu benaran percaya ada jual cabe di toko boneka?" Tanya Chika kembali.
"Yah, percaya ga percaya sih, ya mau gimana lagi kamu yang bilang kok!" Jawab Randy sambil sesekali melirik Chika.
"Aduh yank, yank punya pacar ganteng, cool, jago main basket ehh otaknya malah paok!" Ucap Chika sambil menepuk - nepuk bahu kiri Randy.
"Parah kamu yank, berarti dari tadi kamu ngerjain aku ya?" Tanya Randy sambil menatap Chika dengan tatapan tajam.
"Rasain ni ya!" Lanjut Randy sambil menggelitik perut Chika dengan tangan kirinya.
"Aduh yank 😂, aampuun!" Ucap Chika sambil ketawa ketiwi dan mencoba menahan tanga Randy agar berhenti menggelitiki nya.
"Ga ada ampun ampun!" Jawab Randy yang masih mengelitiki perut Chika.
"Ampun yank, liat tu nanti nambrak pula!" Ucap Chika yang masih berusaha menahan tangan Randy.
"Awas kamu tunggu pembalasan ku ya!" Jawab Randy dengan tatapan sinis sambil memegang setir dengan kedua tangannya.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membacanya ya guys. 😉
Terimakasih buat yang udah dukung, like dan komentnya. 😊