《PROSES REVISI》
Meidina Andini adalah gadis belia berusia 16 tahun, namun ia harus menerima takdirnya untuk menikahi pria lumpuh dari keluarga kaya raya untuk melunasi hutang kakeknya pada renternir.
Arsakha Virendra Alfarizqi, pria berusia 21 tahun ini sudah mendapatkan julukan sebagai raja bisnis. Karena berkat kerja keras, dan juga ketegasannya ketika mengelola bisnis mendapat julukan tersebut dari pegawai dan rekan bisnisnya.
Seorang penulis dan pengusaha dijodohkan secara tiba-tiba, mau tidak mau mereka berdua harus mau. Akan tetapi, hati Arsakha yang masih menyimpan nama mantan tunangannya tersebut membuat Meidina pergi meninggalkannya.
Sampai akhirnya, Arsakha telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ia teramat-amat menyesal atas perbuatannya, andai saja Sakha tidak menyia-nyiakan Meidina. Mungkin ia tidak akan sampai semenderita seperti ini, dan terluka begitu dalam.
SEASON 1 - 2
follow instagram author : @pinkymey55
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pinky Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SURAT
...Tinggalkan jejak seperti ♥ like, komen, vote dan rate jangan lupa favoritkan biar ngga ketinggalan updatenya ♥...
...♡ Happy Reading ♡...
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, meskipun sudah menikah, Meidina tetap harus bersekolah untuk pendidikannya sendiri.
Sakha memakai baju yang Meidina siapkan, meskipun Sakha sempat menolak, tetapi ia tetap memakainya. Dasar cowo 😏
Mereka berdua menggunakan lift untuk turun ke lantai bawah.
Ting
Lift terbuka, mereka berdua hendak akan sarapan, saat tengah dimeja makan.
"Kalian berdua mau kemana?" tanya Papah Rendra, pada Sakha dan Meidina.
"Kerja"
"Sekolah"
Ucap Sakha dan Meidina bersamaan.
Papah rendra yang mendengar ucapan mereka berdua, sontak langsung menghentikan makanannya. Begitu juga dengan mamah Devi, Adam dan Nico.
"Tidak boleh, selama seminggu kalian harus berbulan madu ke bali. Adam, Nico tolong siapkan semuanya" perintah Papah Rendra.
"Siap Tuan"
"Siap Om"
Ucap adam dan Nico, tak lupa mereka memberi hormat kepada Rendra.
Devi yang tengah menyantap sarapannya terkekeh geli menatap mereka, Sakha memberhentikan sarapannya ia menggebrag meja makan.
BRAK
"Tidak, aku tidak mau bulan madu. Aku ingin bekerja" ucap Sakha.
"Aku juga ingin bersekolah" lirih pelan Meidina yang sedikit takut.
"Tidak, tetap tidak bisa" ucap Papah Rendra.
"Benar, kalian juga butuh pendekatan" ucap Mamah Devi.
"Jangan sekarang mah, beri Sakha waktu"
"Huft, bagaimana Pah?"
"Baiklah, selama 3 hari kamu bekerja. Dan juga untukmu Meidina" ucap papah Rendra.
"Terima kasih Pah" ucap Meidina.
Arsakha hanya diam, sarapan sudah mereka selesaikan. Kini mereka disibuk kan dengan kegiatan nya masing-masing.
Arsakha yang pergi bekerja, dan Meidina yang pergi bersekolah.
Diperusahaan Virendra Group, banyak sekali karyawan yang membicarakan pernikahan Sakha, bukan hanya karyawan dan wartawan lokal.
Ada juga wartawan dari luar negeri meluputi pernikahan sang raja bisnis. Mereka bertanya-tanya, siapa sosok wanita pendamping tuan Sakha.
Arsakha tengah terduduk di kursi ruangannya, ia sedang berusaha membereskan berkas-berkas didepannya.Tak jauh dari itu semua, Adam dan Nico membantu Sakha.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu membuat ketiganya menoleh ke arah pintu, tanpa pikir panjang Sakha langsung memperbolehkannya masuk.
Ceklek
Pintu terbuka, sekertaris seksi itu masuk kedalam ruangan Sakha. Adam dan Nico jijik melihat tingkah laku sekretaris genit itu.
"Pak Presdir, saya dengar anda sudah menikah, apa itu benar?" tanya Jessica (Sekertaris Sakha)
"Untuk apa kau bertanya hal bodoh seperti itu" saut Nico.
"Ah tidak, saya hanya memastikan itu bukan berita hoax yang media liput"
"Cih"
"Katakan ada apa kau kemari?" tanya Sakha.
"Saya, saya mau memberikan ini kepada Presdir. Tukang pos yang memberikannya ke saya, saat Presdir belum datang ke perusahaan"
Jessica memberikan sebuah amplop berwarna coklat, dan Sakha mengambilnya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu Pak" ia membungkukkan badannya, terlihatlah jelas gunung kembar miliknya.
Namun Sakha dan Adam masih menjaga pandangannya, sedangan Nico.
Nico terus memandangi Jessica sampai depan pintu, Adam melempar bantal yang berada di sofa.
PLUK
Bantal itu sukses mendarat di kepala Nico.
"Aiw, sakit sialan" ucap Nico.
"Jagalah pandanganmu "
"Cih, aku sudah mencicipi tubuh wanita beberapa kali. Untuk apa sekarang aku jaga pandangan" saut Nico.
Sakha tidak memperdulikan apa yang kedua sahabatnya debatkan, ia dengan serius membaca isi surat yang diberikan oleh Jessica.
Ia segera meremas kertas itu, dan membuangnya ke tong sampah.
Adam dan Nico yang sedang berkelahi, segera menghentikan adu mulutnya ketika melihat Sakha memasang wajah masamnya.
"Kenapa dia?" tanya Nico kebingungan.
Adam hanya menaikan kedua bahunya, Nico mengambil sampah kertas yang Sakha buang ke tong sampah.
Ia membacanya dengan teliti. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal ia menatap Adam yang tengah bingung.
Nico meremas dan meleparkan kertas itu ke arah Adam, dengan sigap Adam menerimanya.
Sama seperti Nico, Adam sangat marah ketika membaca isi surat itu.
"Sialan"
Mereka bertiga dibuat kesal akan isi surat itu, seakan mereka sudah tahu siapa pengirimnya
Dari : Adelia
Untuk : Arsakha
Hai sakha apa kabar? aku dengar kau sudah menikah, sebegitu marahnya kah kau padaku?
Aku akan segera kembali ke indonesia, untuk membereskan kesalahan pahaman ini.
Dan aku harap kita bisa seperti dulu lagi, aku sangat merindukanmu ❤
^^^Adelia ^^^
Adelia mengirim pesan lewat pos untuk Sakha, mereka tahu jika akun sosial media Adelia sudah Sakha blokir semua.
Tapi setelah mebaca surat dari Adelia, ia akan kembali ke indonesia. Adam dan Nico geram sekali pada wanita itu.
"Sakha!" Nico melirik Sakha yang tengah bersikap tenang.
"Ingat kau sudah menikah!" tegas Nico.
Sakha tidak menjawab, ia hanya fokus dengan pekerjaan nya.
Disekolah, Adinda dan Meidina tengah mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan. Meidina yang semalaman tidak bisa tidur karena tidur di sofa, membuat Adinda salah paham.
Hoaaam. Meidina menguap.
"Cie pengantin baru, berapa ronde semalam. Sampe nguap gitu" goda Adinda.
"Ish apa sih" ucap Meidina.
"Hahaha, cie-cie" ucap Adinda mencolek-colek pipi chubby Meidina.
Jam mununjukan pukul 2 siang, kelas di pulangkan lebih cepat dari biasanya.
Adinda sudah pulang di jemput sang supir, Meidina memutuskan untuk ke toko buku untuk menjual novel hasil karyanya, saat tengah diperjalanan akan kembali ke kantor.
Mata Nico tertuju pada Meidina, yang sedang berada didalam toko buku.
Tit.....
Mobil berhenti mendadak, Adam yang duduk disamping pengemudi menjitak kening Nico.
"Kau tidak bisa menyetir ya!" tegas Adam.
"Biarkan adam yang menyetir, kau pergilah naik taksi Nico!" ucap Sakha, tak kalah kesal nya.
"Haist, kenapa kalian berdua memarahiku sialan" ucap tidak terima Nico.
"ITU MEMANG SALAHMU!" ucap Adam dan Sakha bersamaan.
"Aku tidak sengaja mengerem mendadak, lalu aku melihat adik ipar"
"Siapa?" tanya bingung Adam.
"Istrinya Sakha, dia sedang berada di dalam toko buku" ucap Nico.
Sakha langsung memalingkan wajahnya ke arah samping, ia menatap istri kecilnya membawa beberapa buku tebal.
Tak jauh dari itu, seorang pria masuk dan tak sengaja Meidina menatap lelaki tersebut, mereka saling tersenyum. Membuat Sakha geram akan perilaku Meidina yang munafik.
"Tenanglah Sakha, mungkin itu temannya" saut Nico.
"Aku tidak peduli"
"Cih, kau ini"
"Adam!" tegas Sakha.
"Iya, tuan muda"
"Pergi kedalam, suruh anak kecil itu pulang!" perintahnya.
"Baik, baik tuan muda"
"Tunggu dulu" saut Nico.
"Katanya tadi kau tidak peduli" goda Nico.
"Diamlah nico!"
.......
.......
.......
...Author mencium bau-bau cemburu nih 😅...
anaknya Nico juga pas lahir harus kembar khan
tetap semangat author ya. 👍👍👍