Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebersamaan
Nasita berada di pantry. Memperhatikan Dara yang sedang sibuk memasak. Kegiatan madu nya selama satu Minggu ini. masak memasak.
Masakan sara lumayan enak. Tak banyak resep yang di kuasa. Hanya sekedar nya. tapi lumayan cukup memanjakan lidah penikmat nya.
Nasita kemarin sampai nambah. Ketika dara memasak ayam rica rica.
Kali ini entah apa yang di masak madu nya itu. ada ikan nila ukuran nya lumayan besar.
Dara meracik bumbu nya sendiri. Membersih kan dapur nya sendiri. Gadis itu tak mau di bantu oleh asisten rumah tangga. Yang di ketahui nya gaji mereka bukan berasal dari Emran. Melain kan dari Nasita Unang yang di berikan ayah oleh ayah nya.
''Dau. Apa yang kamu masuk kan itu Dara.'' tanya Nasita yang melihat dara memasuk kan sesuatu seperti daun kedalam masakan nya
''ini daun kemangi mbak. Sebenar nya aku mau masak mangut lele. Tapi gak ada ikan lele. Ikan nila pun jadi. Rasa nya juga gak kalah enak.'' tutur Dara seraya mengaduk masakan di kuali.
Nasita mengangguk kan kepala. Tidak tau jenis jenis ikan. Nasita mendengar kan saja.
''Ayam yang kamu masak. Kemarin itu enak Dara. Nama nya rica rica. tapi rasa nya tak begitu pedas.'' ucap Nadira jujur ada nya
Masakan Dara kemarin memang enak. Bukan hanya Nasita yang nambah nasi Emran juga.
''itu karna aku gak banyak pakai cabe kecil nya mbak. Di sesuaikan saja. Takut nya tuan Emran gak begitu suka makanan pedas.'' tutur Dara. gadis itu sudah selesai dengan masakan nya yang sekarang tengah membersih kan dapur dan mencuci alat masak yang sudah terpakai
''kamu sudah selesai masak nya.'' tanya Nasita melihat dara melepas celemek yang melekat di tubuh nya
''Sudah mbak.'' Tak banyak masakan yang dara buat hanya satu jenis masakan. dengan tumis terong. Itu saja
Mula nya Dara takut untuk memasak. Emran selalu membelikan nya makanan dari luar. Dara merasa bosan dan meminta ijin belanja dan memasak sendiri di rumah.
Percobaan pertama Emran langsung suka. Sekarang Dara mulai memasak sendiri makanan nya.
''kamu tuh benar benar istri idaman. cantik dan pinter masak.'' puji Nasita jujur
Dara memang cantik. Dan sekarang suka masak meski tak banyak resep yang di kuasai. tapi Nasita suka.
''Di rumah ini jarang masak. Karna Emran jarang makan di rumah. Hanya aku kadang kadang. Para pelayan masak untuk mereka sendiri di dapur belakang.'' tutur Nasita
"Maka nya aku bosan selalu beli makanan di luar mbak. Lebih enak masak sendiri di rumah juga terjamin kebersihan nya. Kalau sesekali tidak apa apa.'' jawab Dara
''Kamu benar Dara. Emran juga terlihat suka masakan rumahan.''
tak menampik Emran lebih suka makan di rumah sebenar nya. Karna pelayan cuek dan acuh tak acuh pada nya. Semu karna Wira. Membuat Emran malas. meski Nasita berulang kali untuk tidak bersikap seperti yang ayah nya mau. tetap saja mereka menurut perintah Wira.
Emran berjalan memasuki rumah. Hidung nya sudah di suguh kan dengan aroma masakan yang menguat ke udara.
Emran tersenyum. Tak kala data Dara dari arah dapur menghampiri diri nya. Akhir akhir ini istri muda nya itu rajin menyambut kedatangan nya
''Kok cepet pulang nya mas,'' tanya Dara meraih tangan Emran mencium nya takzim
Dara juga mengambil alih. Tas kerja Emran.
''Sengaja hari ini tak begitu sibuk.'' jawab Emran seraya mengusap pucuk kepala Dara
Dari kejauhan. Nasita menyaksikan adegan yang tak pernah ia lakukan dengan Emran. Sekedar menyambut kedatangan suami mencium tangan nya. Membawakan tas kerja nya. Tak sekali pun Nasita melakukan itu.
Semasa sehat. Nasita sama sibuk nya seperti Emran. Wanita itu juga bekerja di perusahaan ayah nya. pergi pagi pulang malam sudah menjadi hal biasa.
''Nasita kamu juga di sini.'' Emran menghampiri istri pertama nya. mengecup kening Nasita dengan sayang.
Emran teramat merindukan. wanita itu. Sudah lama sekali tidak pernah mengobrol hati ke hati. Selalu nya hanya sebentar itu saja saat di meja makan. Terkadang tidak.
Emran yang sangat sibuk sekali. Nasita yang jarang di rumah. wanita itu lebih banyak menghabiskan kan waktu di rumah ayah nya. Tanpa Emran tau kemana sebenar nya kemana wanita itu pergi.
''Lakukan juga dengan Dara emran.jangan hanya aku.'' ucap Nasita. Tak kala suami nya itu mencium kening nya.
''Ya nanti ku lakukan.'' ucap Emran akhir nya. Meningal kan Nasita di bawah. Menyusul Dara yang sudah lebih dulu naik ke atas
begitu masuk ke kamar nya. Dara sudah menyiapkan air untuk Emran mandi dan seperti biasa, baju ganti juga.
Masih terlalu sore. Dara tak menyiapkan kan baju piyama. Melain kan baju rumahan kaos dan juga celana pendek.
Dara sudah mengerti situasi sekarang. Emran hanya tersenyum tipis.
pria itu bergegas mandi. menyegarkan tubuh yang sudah gerah dan lengket.
Tak lama kemudian Emran sudah selesai dengan ritual mandi nya dan sudah terlihat segar.
seperti biasa. Sudah kebiasaan Dara. Aroma kopi mengudara. Memenuhi ruang kamar. menanti Emran untuk segera di sesap nya
''terima kasih ya.'' ucap Emran melihat kopi di atas meja seperti biasa.
Dara hanya mengangguk dan tersenyum. Berdiri tak jauh dari sofa.
Meski komunikasi nya dengan Emran sangat baik. Namun Dara masih takut untuk berdekatan dengan Emran. Gadis itu hanya mampu. berdiri agak jauh dari posisi Emran
sedang Emran diam tak memaksa. mengerti Dara masih merasa canggung jika berdekatan dengan diri nya.
''Mas Emran mau makan sekarang.'' tanya Dara begitu melihat ke arah luar. Hari sudah sangat gelap. Jam di dinding juga menunjukkan waktu nya makan malam
''Boleh. Hari ini kamu masak apa.'' tanya Emran meletak kan tablet di tangan Nya. seraya beranjak dari sofa
''Masak ikan.'' jawab Dara apa ada nya.
''Ikan goreng kah.'' tanya Emran lagi mendekati Dara dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana
''Bukan ikan goreng. Tapi berkuah dan bersantan.'' Emran menaik kan satu alis nya penasaran. Dengan masakan Dara
''Ya sudah Ayuk. Kita turun sekarang.'' ucap Emran mendahului Dara. Lebih dulu ke luar dari kamar nya
Sedang Dara tak lantas turun. Gadis itu memanggil Nasita lebih dulu. Dara mendorong kursi roda Nasita. Turun bersama untuk makan malam.
Sesampai nya di meja makan. Dara menyiapkan kan semua nya. Masakan yang tadi di masak nya tak lantas Dara sajikan. menghangat kan nya kembali. Dan menyajikan nya dalam keadaan masih berasap
"Kelihatan nya emak." ucap Emran sudah tidak sabar. menerima piring berisi nasi.
Tak lupa Dara juga menyiapkan kan nasi untuk Nasita.
"Cobain ya. Maaf nanti kalau gak enak. Atau kurang cocok di lidah mas Emran dan mbak Nasita." tutur Dara meletak kan ikan di atas piring Emran dan Nasita
Satu suap masuk kedalam mulut Emran dan juga Nasita. Kedua nya sama sama mengangguk. setuju kalau masakan Dara memang enak.
"Ini ikan nya di goreng dulu ya." tanya Emran merasakan tekstur ikat tidak lembek. Ada rasa keras namun juga lembut.
"Iya ikan nya di goreng dulu. kalau tidak di goreng bisa hancur." jelas Dara
"ini enak Dara." sambung Nasita tang tampak lahap menyantap makanan. Di piring nya. "sesekali makan makanan bersantan tidak apa apa." ucap nya Nasita wanita yang sangat menjaga penampilan. Meski duduk di kursi roda penampilan nya sangat modis
Ketiga nya menikmati santap makan malam dengan tenang. Dara maupun Nasita Tak terlihat mereka mempunyai suami yang sama. Kebersamaan itu. terlihat seminggu ini.
Jika biasa nya mereka. Makan dengan menu Masing masing. Di tempat berbeda. Semenjak Dara memutus kan masak. Emran dan kedua istri nya makan di satu meja makan