Angin kekacauan berhembus dari utara, membawa peperangan yang tiada akhirnya. Seorang pemuda berjubah merah berdiri di atas takhtanya, memandang tiga alam di bawah kakinya. Qin Shan menutup matanya dan mulai mengangkat pedangnya ke atas langit tertinggi seraya berkata, “Beri aku waktu seribu tahun untuk mengakhiri kekacauan ini.”
Genre: Wuxia, Xianxia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LEVIATHAN_M.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 15 - Di Dalam Kegelapan Malam
Jarak antara hutan belantara yang saat ini Qin Shan berada dengan kota Empat Mata Angin sekitar 150 kilometer. Dan akan memakan waktu dua jam jika Qin Shan berlari dengan cukup cepat.
Di sepanjang perjalanan dia juga menemui beberapa hewan buas yang cukup kuat, namun itu dapat dituntaskan dengan mudah olehnya.
Hari sudah mulai gelap dan jangkrik mulai berbunyi. Qin Shan memutuskan untuk beristirahat sejenak di tengah padang rumput.
Dia sempat membunuh dua ekor ayam liar di perjalanannya. Dia membakar ayam tersebut lalu memakannya untuk mengisi perut.
Qin Shan saat ini sedang berbaring dengan mata tertuju pada langit yang luas. Karena cuaca sedang bagus maka hanya ada sedikit awan di langit.
"Dari semua bintang yang ada, manakah di antaranya yang merupakan dunia agung?" ketika dia melihat taburan bintang seperti pasir, Qin Shan menjadi sedikit merindukan kampung halamannya.
Di tengah lamunannya itu perlahan mata Qin Shan tertutup dan dia tertidur di bawah langit malam yang indah.
.......
"Tuan putri, sudah kubilang sepertinya kita tersesat.... Perlukah kita untuk beristirahat sejenak?" seorang yang menunggangi kuda di depan bertanya sesuatu kepada seorang gadis yang terlihat berusia 13 atau 14 tahun.
"Baiklah, kita akan mencari tempat untuk beristirahat... Kita akan melanjutkan perjalanan esok hari," balas Gadis tersebut dan terlihat cemas.
Seorang wanita yang berpakaian jirah besi dari belakang menghampiri gadis tersebut menggunakan kudanya.
"Tenanglah tuan Putri, kita memiliki 10 orang di sini... Anda tidak perlu takut." wanita yang kira-kira berusia 28 tahun itu menenangkan gadis kecil di dekatnya itu. Jelas bahwa dia takut dengan tempatnya berdiam saat ini.
"Ya, tapi kita sebaiknya memilih tempat yang sedikit agak terbuka... Disini terlalu gelap," desah gadis tersebut.
Wanita berjirah besi itu hanya menghela napas panjang lalu memerintahkan semua orang yang menunggangi kuda untuk mengikutinya.
.....
"Hmm?"
Tidur nyenyak Qin Shan dibangunkan oleh suara hentakan kaki kuda dari kejauhan, karena pada saat ini adalah malam yang sunyi maka suara tersebut dapat terdengar dengan jelas.
"Apakah itu bandit? Tidak mungkin di sini ada bandit, bukan?" batin Qin Shan.
Qin Shan segera memeriksa sekelilingnya lalu melompat ke pohon tertinggi yang ada di sana. Dari ketinggian dapat terlihat dengan jelas rombongan berkuda yang kira-kira sekitar 10 orang sedang menuju ke arah tempat di mana sebelumnya dia tertidur.
"Pasukan? Pengawal?" rasa ingin tahu di hati Qin Shan terus melonjak saat dia merasakan bahwa di antara mereka ada beberapa orang yang berada di tingkat Pembentukan Inti menengah, yang artinya sebagian dari mereka merupakan seorang Seniman bela diri.
Begitu rombongan tersebut telah berhenti, Qin Shan tetap memperhatikan gerak-gerik mereka dengan teliti. Hal mengejutkan yang dia temukan adalah bahwa rombongan ini mengawal seorang putri dari Klan Chen, yang merupakan salah satu klan terkuat di provinsi Angin Laut, namun juga bukan berasal dari kota Empat Mata Angin.
Qin Shan terus mengawasi rombongan tersebut dengan tajam. Dia berpikir bahwa kemungkinan besar mereka akan diserang oleh hewan buas!
Benar saja, belum lama setelah rombongan tersebut mengulurkan barang, mereka telah dikepung oleh sekumpulan serigala bermata merah dari segala arah.
"Semuanya, harap tenang! Kita akan melawan mereka!" tegas Salah satu penunggang kuda.
Pengawal yang lain saling berpandangan dan tidak yakin dengan keputusan yang dibuat barusan. Mereka lebih memilih diam dan tidak bergerak.
Ini membuat pria yang ada di depan merasa frustasi. Bagaimana bisa anak buahnya ini sangat pengecut?!
Di tengah kerumunan para pengawal itu, gadis yang bersama dengan wanita berjirah itu ketakutan dan hampir menangis melihat keadaan mereka sekarang.
Tidak ada yang menyangka bahwa mereka akan berhadapan dengan hewan buas seperti ini.
Satu per satu serigala mulai menyerang ke depan, menerkam ke arah pengawal yang berjirah besi dengan kejam.
Serigala yang lain pun demikian. Lolongan penuh haus darah mereka dapat terdengar sejauh ribuan meter.
"Arrggghh!!!"
"Tidak...! Aku tidak ingin mati!"
"Ughh!!!"
Satu orang pengawal telah tewas oleh serigala bermata merah, dua pengawal, tiga pengawal.... Hingga akhirnya di rombongan tersebut hanya tersisa 5 orang.
Bau amis darah memenuhi area tersebut, ini membuat hewan buas yang lain terpancing untuk mendatangi tempat ini.
Gadis yang saat ini dipeluk oleh wanita berjirah besi itu menangis karena ketakutan. Hanya karena tersesat, setengah di antara mereka telah tewas di tempat yang antah-berantah ini.
Ketika salah satu serigala menerjang ke depan ke arah gadis tersebut, wanita yang memeluknya itu hanya bisa menggertakkan gigi dan bersiap mengayunkan pedangnya.
Namun, sebelum cakar dari serigala itu menyentuh rambutnya, kepala dari serigala tersebut melayang ke udara dengan darah menyembur ke segala arah.
Pemandangan ini membuat Wanita tersebut takjub dan mematung di tempat.
Dari arah atas pohon yang tinggi, terlihat seorang pemuda dengan jubah yang berwarna hitam turun ke tanah dengan pelan.
5 orang yang tersisa benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini adalah peristiwa yang bahkan jarang terjadi di mata mereka!
Begitu Qin Shan sudah menapak di tanah sepenuhnya, dia bergerak secepat kilat dan hanya meninggalkan bayangannya saja. Rambut hitam pekat panjangnya tergerai kebelakang saat dirinya melayang di udara bersamaan dengan pedang Kayu Neraka di tangannya.
Satu per satu serigala bermata merah terbunuh mengenaskan di tangan Qin Shan. Semua ini hanya terjadi dalam waktu kurang dari 3 tarikan napas.
Saat tinggal satu lagi serigala yang tersisa, Qin Shan segera menghunuskan pedangnya ke arah depan dan menargetkan kepala serigala tersebut.
Tubuhnya kemudian berubah menjadi cahaya dan melesat ke depan dengan kecepatan yang menakjubkan.
Jleb...
Crass...!!
Darah serigala itu menyembur ke jubah hitam Qin Shan, dia sekarang telah dibasahi oleh darah hewan buas.
Semuanya telah selesai begitu cepat. Qin Shan kemudian berbalik dan menatap pada 5 orang yang tersisa.
"Semuanya sudah baik-baik saja..."
........
Bonus 2 chapter dari author, terus dukung novel ini dengan Vote supaya makin banyak Chapter yang Update, semakin banyak Like dan Vote semakin cepat Up Chapter baru!
500 ribu km , jauh boss ,...
500000 km = 39 kali diameter bumi , atau
= 12 kali keliling bumi ,...
69 3
hhhhhh