NovelToon NovelToon
CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Karir / One Night Stand / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:334
Nilai: 5
Nama Author: chrisytells

Di Shannonbridge, satu-satunya hal yang tidak bisa direncanakan adalah jatuh cinta.
​Elara O'Connell membangun hidupnya dengan ketelitian seorang perencana kota. Baginya, perasaan hanyalah sebuah variabel yang harus selalu berada di bawah kendali. Namun, Shannonbridge bukan sekadar desa yang indah; desa ini adalah ujian bagi tembok pertahanan yang ia bangun.
​Di balik uap kopi dan aroma kayu bakar, ada Fionn Gallagher. Pria itu adalah lawan dari semua logika Elara. Fionn menawarkan kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan kesuksesan di London. Kini, di tengah putihnya salju Irlandia, Elara terperangkap di antara dua pilihan.
​Apakah ia akan mengejar masa depan gemilang yang sudah direncanakan, atau berani berhenti berlari demi pria yang mengajarkannya bahwa kekacauan terkadang adalah tempat ia menemukan rumah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chrisytells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Kebenaran di Balik Garis Lurus

Elara terbangun lebih dulu. Bukan di tempat tidur, melainkan kembali di sofa Fionn yang nyaman, diselimuti selimut tebal dan sweter rusa kutub yang berkedip-kedip. Aroma kopi dan kayu bakar memenuhi udara, tetapi kehangatan itu segera dihantam oleh ingatan yang dingin.

Fionn masih terlelap, lengan kuatnya melingkari bahu Elara, wajahnya yang damai terkubur di rambut Elara. Tubuh mereka saling bersentuhan di bawah selimut tebal, sebuah chao yang hangat dan nyaman.

Elara menatap wajah Fionn, yang dihiasi memar samar—pengorbanan perkelahian semalam. Dia merasakan detak jantung Fionn yang tenang. Kehangatan ini seharusnya terasa sempurna, tetapi segera dihantam oleh ingatan yang dingin dan menyakitkan.

Ingatan akan Malam Natal yang kacau. Gudang yang gelap. Kekerasan Cillian. Dan yang paling menusuk, tindakan dirinya sendiri di bawah pengaruh obat perangsang.

^^^Aku bertindak seperti binatang. Aku memaksa Fionn. Aku adalah wanita yang didorong oleh hasrat, bukan oleh cinta yang terencana. Aku melanggar semua standar diriku sendiri. Aku... aku seperti pelacur.^^^

Rasa malu dan bersalah menyerang Elara dengan kekuatan yang menghancurkan. Air mata menggenang. Dia melihat luka di lengan Fionn, luka yang ia dapatkan karena melindunginya, dan Elara merasa bersalah telah menyeret Fionn ke dalam kekerasan dan situasi intim yang dipicu oleh kejahatan seseorang.

Elara berusaha melepaskan diri perlahan dari pelukan Fionn, takut membangunkan pria itu. Dia harus melarikan diri dari rasa malunya.

Namun, gerakan kecil itu cukup membangunkan Fionn. Pria itu segera membuka mata birunya, yang langsung mencari Elara dengan kelembutan yang hangat.

“Hei, Elara. Kenapa sudah bangun? Kau masih lelah. Tidurlah lagi,” bisik Fionn, suaranya serak karena tidur, tangannya terangkat untuk memeluk Elara lebih erat.

Bukan kehangatan, tapi ketakutan yang menguasai Elara. Sentuhan itu terasa seperti api, mengingatkannya pada malam di gudang dan bagaimana ia kehilangan kendali.

“Jangan, Fionn!” bisik Elara dengan nada panik, wajahnya menoleh ke samping. “Aku… aku tidak bisa. Aku harus pergi.”

Fionn merasakan ketegangan Elara. Ia melepaskan pelukannya perlahan. Tapi Elara sudah lepas kendali. Rasa malu, trauma, dan ingatan efek obat itu mendorongnya.

Dengan gerakan mendadak, Elara melompat dari sofa. Ia tidak menatap Fionn, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya berlari, tubuhnya gemetar, mencoba menjauh dari keintiman dan pengakuan yang menyakitkan.

“Elara! Tunggu!”

Fionn bereaksi instan. Ia tidak mengejar dengan paksa, tetapi dengan kecepatan yang gesit, ia melompat. Fionn yang kini hanya mengenakan celana boxer mengejar Elara yang hanya selangkah di depannya. Tepat sebelum Elara mencapai pintu pondok, Fionn berhasil meraihnya.

Bukannya menarik dengan kasar, Fionn menarik Elara ke dalam dekapan yang sangat erat dari belakang. Fionn memeluknya, menahan tubuhnya agar tidak bergerak, dagunya bersandar di puncak kepala Elara.

“Jangan lari dariku, Elara. Jangan lari.” Suara Fionn dalam, lembut, tetapi tegas. Ia menahan Elara sampai napas wanita itu sedikit mereda.

“Aku… aku malu, Fionn,” Elara bergumam, air mata mulai membasahi pipinya. “Aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku takut… aku menjijikkan.”

“Sst. Tidak. Kau tidak menjijikkan, Sayang. Kau adalah korban. Korban dari kejahatan seseorang yang tak bertanggung jawab! Kau telah dijebak."

Fionn membalikkan tubuh Elara perlahan dalam pelukannya. Ia tidak membiarkan Elara melihat matanya sendiri yang berkaca-kaca karena rasa iba. Kemudian, dengan langkah yang sangat lambat dan menenangkan, Fionn membawa Elara kembali ke sofa, duduk di sana, memeluk Elara di sisi dadanya.

“Kita duduk di sini. Kita tidak perlu bicara, tidak perlu lari. Cukup di sini. Tenang. Aku di sini, Elara. Fondasimu aman,” Fionn berbisik, mengusap rambut Elara dengan lembut.

Elara akhirnya berhenti meronta. Ia bersandar di dada Fionn, tangannya yang gemetar menopang pada dada Fionn yang kini tak tertutup apapun, membiarkan kehangatan yang murni dan tanpa tuntutan dari Fionn perlahan-lahan menenangkan jiwanya yang terluka.

“Ada apa? Apa kau sakit? Lukamu sakit?” tanya Fionn, nadanya khawatir.

Elara menggeleng, wajahnya memerah karena malu. Dia menarik selimut hingga menutupi dagunya.

“Aku minta maaf, Fionn. Aku minta maaf atas malam itu. Aku ingat semuanya. Bagaimana aku memohonmu… aku tidak tahu harus berkata apa. Aku bertindak seperti… aku seperti pelacur. Aku memaksamu,” Elara mulai menangis, rasa bersalahnya terasa sangat nyata.

Fionn segera menarik selimut itu sedikit ke bawah, memperlihatkan wajah Elara. Dia memegang kedua pipi Elara, menatapnya lurus di mata, tatapannya penuh cinta yang hangat dan sabar.

“Dengar, Sayang. Tidak ada yang perlu disesali, Elara. Tidak ada yang menjijikkan, dan kau tidak pernah memaksaku,” Fionn berkata dengan nada tegas.

“Aku tahu, di bawah pengaruh obat perangsang, itu terasa seperti kekacauan yang tidak terkendali. Tapi kau tahu, apa yang aku lihat semalam? Aku melihat wanita yang terluka parah dan mencari perlindungan membersihkan dirinya.”

“Sikapmu semalam bukanlah gairah, tetapi efek dari obat itu. Dan aku memberikannya kepadamu, karena aku mencintaimu dan aku ingin kau merasa aman di tanganku.”

Fionn mengelus pipi Elara, jemarinya terasa kasar tetapi lembut. “Itu bukan pemaksaan, Elara. Itu adalah tindakan pemulihan yang paling berani yang pernah kau lakukan.”

Fionn menekankan kata-katanya. “Aku tidak melihat pelacur atau kekacauan. Aku melihat wanita yang kucintai yang sedang membutuhkan bantuan. Kau adalah fondasi yang harus kulindungi, Elara. Dan keintiman itu adalah janji bahwa fondasimu tidak akan retak lagi. Itu adalah cinta, Elara. Murni dan tidak terencana.”

Kata-kata Fionn menembus perisai rasa malu Elara. Dia tidak menilainya; dia memvalidasi penderitaannya dan mengubah narasi rasa bersalah menjadi tindakan keberanian dan kepercayaan.

Elara menangis lagi, kali ini karena kelegaan. Dia memeluk Fionn erat-erat. “Terima kasih, Fionn. Kau membuatku merasa normal.”

“Kau normal. Kau manusia. Kita semua manusia biasa, itu adalah Gantt Chart darurat yang harus kita jalankan,” Fionn tersenyum, mengembalikan sedikit keceriaan.

Setelah merasa lebih baik, Elara segera berdiri. Tugas baru: merawat luka Fionn. Ini adalah tugas yang nyata, yang bisa dia kendalikan.

"Kau mau kemana?" tanya Fionn, kini berdiri dari posisi duduknya.

"Perbanmu harus diganti, Fionn. Tetaplah disana," ucap Elara berlalu mencari kotak P3K.

Fionn pun kembali duduk, lengan kanannya yang diperban sudah dicuci oleh Moira pagi-pagi, tetapi kini membutuhkan penggantian agar tidak terjadi infeksi.

“Kau sangat ceroboh, Fionn. Kau seharusnya tidak menghadapinya seorang diri. Kau merusak lenganmu demi pria seperti dia,” Elara mencuci luka di lengannya dengan lembut, fokus pada tugasnya.

“Aku tahu. Itu adalah respon impulsif, tidak efisien, dan sangat protektif. Tapi melihat tamparan di wajahmu, dan tahu bahwa dia berusaha menjebakmu… Aku tidak bisa memikirkan Perencanaan apa pun selain melindungimu,” Fionn menatap mata Elara, kehangatan yang tidak pernah menghakimi.

“Aku harus tahu. Aku harus tahu apa yang membuat seorang pria lari dari kesuksesan finansial demi seekor anjing dan juga Kedai Kopi di desa, lalu kemudian mempertaruhkan lengannya untuk menyelamatkan wanita yang hanya ia kenal hanya beberapa minggu,” kata Elara, perlahan.

“Aku sudah memberitahumu, aku takut kehilangan jiwaku pada struktur yang kaku,” Fionn berbisik.

“Aku mengerti. Tapi kau juga harus mengerti aku, Fionn. Aku takut kehilangan kendali. Aku terobsesi dengan Perencanaan karena aku pernah mengalami kehancuran yang tiba-tiba. Trauma yang tidak terencana.”

Elara menarik napas dalam-dalam. Sambil mengobati luka Fionn, dia akhirnya memutuskan untuk membuka luka masa lalunya, kunci utama obsesinya terhadap jadwal.

“Kau bertanya mengapa aku terobsesi dengan Gantt Chart dan deadline?” Elara memulai, suaranya sedikit bergetar, tetapi penuh tekad untuk jujur.

“Itu adalah perisaimu, kan? Perisai dari kekacauan ” Fionn mendorong dengan lembut.

“Ya. Itu terjadi lima tahun lalu. Aku sedang mengerjakan proyek besar di London—sebuah proyek redevelopment yang sangat penting. Proyek itu adalah puncak Rencana A-ku. Aku bekerja tanpa henti. Setiap detail sudah dihitung, setiap deadline sudah dikunci.”

Elara menekan perban steril baru di lengan Fionn, fokusnya yang tajam kini kembali.

“Semua berjalan sempurna. Kami akan menandatangani kontrak akhir yang akan melambungkan karierku ke level direktur. Tapi… malam sebelum penandatanganan, aku kelelahan. Aku hanya tidur dua jam. Aku pikir aku bisa mengendalikannya.”

“Aku datang ke rapat. Dokumen itu di tanganku. Aku sudah memeriksa 99,9% detailnya. Tapi ada satu hal kecil… Aku lupa memasukkan satu klausul kompensasi risiko lingkungan yang baru diperbarui ke dalam cetak biru final,"

Fionn mendengarkan, wajahnya serius dan penuh pengertian.

“Itu hanya kecerobohan kecil yang disebabkan oleh kurang tidur dan pergantian flash drive. Tapi rekan kerja kami menggunakan celah itu. Mereka membatalkan kontrak, menuduh timku ceroboh, dan mengambil proyek itu. Aku tidak hanya kehilangan pekerjaan. Aku kehilangan reputasiku di seluruh perusahaan. Aku dihancurkan, Fionn. Kehancuran yang sempurna, hanya karena satu kesalahan kecil yang tidak terencana, karena aku tidak fokus.”

Air mata Elara kembali menggenang. “Mereka mengatakan aku tidak profesional. Aku cacat dalam detail. Aku adalah kesalahan yang berjalan.”

“Sejak saat itu, aku bersumpah. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah membuat kesalahan lagi. Aku tidak akan pernah membiarkan kekacauan sekecil apa pun merusak fondasiku. Aku harus menghitung setiap variabel, setiap detail, setiap menit. Gantt Chart adalah perisai dan penjaraku. Aku takut bahwa setiap kali aku santai, kehancuran akan menyusul. Aku takut pada kehilangan kendali yang tidak terencana, Fionn.”

Elara menyelesaikan perban Fionn, tangannya bergetar. “Kau takut kehilangan jiwa di kota. Aku takut kehilangan segalanya karena kecerobohan kecil. Kita berdua adalah pelarian, Fionn. Hanya saja, kau melarikan diri dari struktur, dan aku melarikan diri ke dalamnya.”

Fionn meraih tangan Elara, memegangnya erat-erat.

“Kau bukan cacat, Elara. Kau manusia. Dan kesalahan kecil itu adalah peringatan, bukan hukuman seumur hidup. Tapi kau memilih untuk mengubahnya menjadi obsesi. Kau membuat dirimu sendiri menderita,” kata Fionn, nadanya penuh kasih.

“Aku tahu! Tapi bagaimana aku bisa percaya bahwa tidak akan ada kegagalan yang tiba-tiba lagi?” Elara memohon.

“Karena sekarang kau memiliki Rencana C,” Fionn mencondongkan tubuh lebih dekat. “Kau tahu mengapa aku menghajar Cillian tanpa planning? Karena melindungimu adalah rencana paling penting yang pernah kubuat.”

“Kau dan aku, kita akan saling mengisi. Kau akan memberiku struktur dan fondasi yang kuperlukan untuk membangun mimpiku di sini lagi, tanpa takut kehilangan jiwa. Dan aku akan memberimu kekacauan yang aman dan kehangatan yang tidak bisa dicantumkan dalam deadline. Aku akan menjadi klausul kompensasi risiko emosionalmu, Elara.”

Fionn memegang kedua tangannya. “Malam itu, dengan obat itu… kau takut karena kau merasa kehilangan kendali. Tapi aku di sana. Aku mengendalikan situasi, bukan dengan logika, tapi dengan cinta. Aku membuktikan bahwa Rencana B bisa menjadi lebih aman daripada Rencana A mana pun. Keintiman kita bukanlah chaos—itu adalah pemulihan terencana yang didorong oleh cinta.”

“Kita akan membangun Rencana C, Elara. Rencana kekacauan yang Terencana. Di mana kita merencanakan risiko, tapi kita merangkul kegembiraan yang tidak terukur. Kau tidak akan pernah sendirian dalam planning-mu lagi.”

Elara menatap Fionn. Dia melihat pria yang terluka, tetapi memilih untuk menjadi kuat demi dirinya. Dia melihat pria yang tidak lagi takut pada 'serius' karena dia telah menemukan makna yang sesungguhnya.

“Rencana kekacauan yang Terencana. Aku menyukainya, Tuan Gallagher. Berapa Integritas kehangatan yang kita targetkan setiap hari?” Elara tersenyum, senyum yang pertama kali muncul pagi itu, bebas dari rasa malu dan rasa takut.

“Minimal tiga pelukan per jam, Nona O’Connell. Dan satu pancake gosong wajib per sarapan. Itu adalah fondasi yang tidak bisa dibantah.”

Elara mengangguk, hatinya terasa hangat dan damai. Di tengah kekacauan, dia telah menemukan struktur yang ia butuhkan: cinta yang tidak pernah tercatat di spreadsheet.

1
d_midah
ceilah bergantung gak tuh🤭🤭☺️
d_midah: kaya yang lebih ke 'sedikit demi sedikit saling mengenal, tanpa terasa gitu' 🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!