NovelToon NovelToon
Istri Cadangan

Istri Cadangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Kakak perempuan Fiona meninggal dalam kecelakaan mobil, tepat pada hari ulang tahunnya ketika hendak mengambil kado ulang tahun yang tertinggal. Akibat kejadian itu, seluruh keluarga dan masyarakat menyalahkan Fiona. Bahkan orang tuanya mengharapkan kematiannya, jika bisa ditukar dengan kakaknya yang dipuja semua orang. Termasuk Justin, tunangan kakaknya yang membencinya lebih dari apapun. Fiona pun menjalani hidupnya beriringan dengan suara sumbang di sekitarnya. Namun, atas dasar kesepakatan bisnis antar keluarga yang telah terjadi sejak kakak Fiona masih hidup, Justin terpaksa menikahi Fiona dan bersumpah akan membuatnya menderita seumur hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berdamai?

"APA YANG KAMU PIKIRKAN?"

Justin membanting pintu mobil dan terus mengikuti Fiona saat sedang melenggang menuju pintu, pinggulnya sedikit bergoyang. Apa karena sepatu haknya? Tapi Justin tak peduli, setidaknya tidak sekarang. Justin siap merobohkan semua tembok itu hanya untuk menghajar Fiona habis-habisan, atau kalau tidak Justin bersumpah akan mencekiknya saat tidur.

"Oh, kumohon Justin. Aku terlalu lelah buat berurusan sama kamu sekarang. Aku cuma ingin tidur nyenyak." Fiona balas menyerang tanpa melihat Justin sedikitpun, lalu mendorong pintu hingga terbuka dan melangkah lebih jauh ke dalam rumah.

Justin geram. “Oh tidak, Nona kecil. kamu harus menjelaskan sesuatu.”

"Kamu tidak akan tidur kalau kamu tidak memberitahuku apa-apaan tadi itu. Apa sebenarnya yang kamu harapkan dengan aksi kecilmu itu?" Perkataan Justin menarik perhatian Fiona karena dia berhenti melangkah dan berbalik menghadap Justin.

"Aksi? Atau maksudmu 'terima kasih Fiona sudah bantu aku mendapatkan kembali uang yang kuhabiskan untuk pesta paling membosankan dan gila yang kurencanakan, dan karena benar-benar membantuku meraup untung?' Kamu tahu, jadilah manusia sekali saja. Dan, sama-sama." Fiona mulai berjalan pergi, tapi Justin belum selesai dengannya. Dia menarik lengan Fiona dan dengan cepat memutarnya menghadap Justin. Justin menariknya tiba-tiba dan mendekatkannya, terlalu dekat untuk merasa nyaman karena payudara Fiona tiba-tiba menekan dada Justin.

“Dengar, yang harus kamu lakukan hanyalah berpidato singkat dan menyampaikan beberapa kata-kata yang baik. Bukan melelang aku dan seluruh populasi pria seperti anak sapi berharga." Justin berteriak di wajah Fiona, tetapi ia tak bisa menahan pandangannya untuk beralih dari matanya ke bibir beludru itu, dan ke dadanya yang menempel di dada Justin.

“Hentikan, Justin. Ini Fiona. Dan tak ada hal baik yang pernah datang darinya,” di dalam hati, Justin mencoba menyadarkan akal sehatnya sendiri.

"Ada apa sih sama kamu? Aku baru saja memberimu 50.000 dolar dari pesta sialan yang kamu bilang itu. Kamu nggak bisa dapat uang segitu begitu saja, dan langit juga pasti nggak akan turunkan hujan uang dolar yang jumlahnya mencapai 50 ribu."

Fiona benar, tapi tidak bisakah dia mengakui sedetik saja bahwa perbuatannya benar-benar keterlaluan? Justin tak habis pikir.

"Dengar, Justin. Aku menghadiri pesta itu agar aku bisa bantu kamu menjaga wajah dan reputasimu karena itu satu-satunya hal yang penting di duniamu, Justin. Dan kalau kamu mau pendapat jujurku, pesta itu benar-benar kacau. Jujur saja, pesta paling membosankan yang pernah kuhadiri, dan kalau bukan karena 'aktingku', orang-orang pasti sudah tertidur lelap. Jadi, daripada bertingkah seperti bangsawan yang sok tahu yang meludahkan kata-kata suci, ucapan terima kasih yang baik akan sangat aku hargai. Lagipula, aku benar-benar butuh tidur." Fiona mengatakan semua itu tanpa berkedip, lalu melepaskan diri dari genggaman Justin dan mulai berjalan pergi.

Kali ini, Justin tidak menghentikannya.

Ia berdiri di sana dengan kesal sambil melihat Fiona menaiki tangga hingga menghilang di lantai dua.

“Dia benar. Dia memang membantuku menghasilkan uang dengan aksi tak terduga yang dilakukannya. Tapi sialan, apa dia harus melemparkannya ke wajahku seperti itu? Aku tahu aku salah, tapi kenapa dia tidak bisa setidaknya mendengarkan apa yang kukatakan?”

Justin tidak senang dengan apa yang Fiona lakukan tadi. Sebab, Justin harus menenggelamkan paru-parunya dalam segelas besar alkohol sebelum melangkah ke lantai dansa bersama para ibu-ibu bertubuh besar itu. Dan mereka langsung menyerbunya tanpa membuang waktu.

Itu mengerikan!

Dan ya, Fiona memang memberinya uang dan membantu menyelamatkan acaranya. Tapi tetap saja...

Sambil mendesah keras, Justin mengusap wajahnya dengan telapak tangan dan memutuskan untuk memakai celana pendeknya. Dia memutuskan akan mengikuti Fiona ke kamarnya, meminta maaf, dan menjadi kepala keluarga yang benar.

“Keluarga?”

“Apakah kita benar-benar sebuah keluarga?”

Terserah saja, Justin tidak peduli.

Setelah memutuskan, ia menaiki tangga dan menuju kamarnya. Mengetuk pintu pelan, Justin bersandar di sana untuk menangkap suara apa pun dari dalam, lalu mengetuk lagi ketika tidak ada suara yang masuk. Pintunya tiba-tiba terbuka dan di sanalah Fiona berdiri dengan kaus oblong kebesaran, melotot ke arah Justin. Untuk seseorang sependek itu, Fiona benar-benar punya sifat pemarah yang menutupi semua kekurangannya.

"Apa?" bentak Fiona, dan Justin mengangkat tangannya ke udara untuk menunjukkan bahwa ia tidak datang di sana untuk mencari gara-gara.

"Bolehkah aku masuk?" tanya Justin, dan Fiona menatapnya seolah ia punya sepasang mata tambahan.

"Maksudku, aku tidak bermaksud mengganggu. Aku hanya ingin minta maaf," kata Justin sambil berdoa sepenuh hati agar Fiona setidaknya meletakkan senjatanya dan tidak membalas tembakan. Doa Justin tampaknya terkabul karena Fiona membuka pintu sedikit dan menunggu sampai Justin masuk.

Berjalan ke kamar tidur Fiona, bagi Justin terasa... berbeda.

Entah apa yang ia harapkan, tapi semua yang ada di sana begitu... nyaman. Berbeda sekali dengan sifat pemiliknya. Fiona kasar, tak terkendali, dan sangat ceroboh. Dan sungguh mengejutkan melihat boneka-boneka di tempat tidurnya yang bundar, begitu pula dengan banyak barang merah muda di mana-mana.

Jauh di lubuk hati, Justin tahu Fiona pasti sudah menata ulang kamar itu sesuai seleranya. Sebab Justin tidak ingat ada kamar lain yang seperti itu. Rasanya seperti melangkah ke zona yang berbeda.

Justin tak tahu sudah berapa lama ia sibuk terhanyut dengan isi kamar Fiona, hingga membuatnya tersadar.

Ia berbalik dan mendapati Fiona berdiri di ujung tempat tidurnya, menatap Justin dengan tangan terlipat di dada. Mata Justin menelusuri seluruh tubuhnya dan mulutnya terasa lebih kering daripada gurun Sahara ketika matanya mendarat di kaki Fiona yang telanjang.

Sepasang kaki yang mungil, dan tampak begitu halus dan lembut hingga tangan Justin gatal ingin membelainya. Fiona diam tidak membalas, dia membiarkan Justin menikmati momennya, dan ketika Justin menatapnya lagi, ia mendapati bibir Fiona sedikit terbuka dan matanya sayu.

Tiba-tiba, suasananya berubah.

Justin samar-samar menyadari pergerakan dada Fiona yang naik turun saat ia menarik napas pelan, bagaimana ia nyaris tak berpakaian dalam kaus pudar yang telah lama kehilangan warnanya. Justin tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya apa yang ada di dalamnya. Apakah ia telanjang di balik semua itu? Akankah ia...

"Spark...." Suaranya melemah, dan Justin menggeleng cepat.

“Sebenarnya ada apa denganku?” Justin merutuki diri dalam hatinya.

"Aku..." Sebaiknya Justin cepat bereskan urusannya. Fiona benar-benar membunuh akal sehatnya, astaga. Dan hanya dengan pikiran itu saja, suasana hati Justin berubah tak tentu arah.

Justin menegakkan tubuh, mata Fiona mengikuti setiap gerakannya hingga dia mendongak ke arah Justin, lehernya menjulur.

"Aku keterlaluan. Seharusnya aku tidak melakukan apa yang kulakukan saat kamu membantuku. Maafkan aku."

Dia, Justin, si Serigala Spark yang minta maaf?

Justin tidak minta maaf. Justin tidak pernah minta maaf. Tidak kepada siapa pun, kecuali Fania, bahkan ibunya sendiri pun tidak pernah mendengar kata maaf dari mulutnya. Tapi Fiona...

"Nggak apa-apa. Aku nggak benar-benar marah. Aku cuma... kesal, kurasa?"

“Benarkah?”

Reaksi Justin pasti terlihat jelas di wajahnya karena Fiona tertawa kecil yang kedengarannya sangat lucu sampai-sampai Justin tidak dapat mempercayainya.

Justin pun mengangguk, tidak ingin berada di ruangan itu lebih lama lagi.

"Aku akan pergi," kata Justin yang sudah jelas sambil menuju pintu. Fiona tidak menjawab, dia tidak merasa perlu menjawab. Namun saat Justin membuka pintu, suara Fiona menghentikan langkahnya.

"Justin?"

Justin menoleh padanya. Cahaya hangat di kamar Fiona menciptakan bayangan di wajahnya, dan Justin mendapati dirinya mulai tertarik pada Fiona secara tak ia sadari. Fiona tampak tersenyum lembut dan memiringkan kepalanya ke samping, "Selamat malam."

Justin mengangguk, tak menginginkan apa pun selain melarikan diri.

Dalam sekejap, Justin sudah berada di luar kamar tidur itu, membelakangi pintu yang tertutup.

“Fiona Hadwin, sebenarnya kamu siapa?”

1
Herman Lim
kalian punya kisah yg sama moga kalian BS jadi KK adek yg saling menguatkan
Herman Lim
ya ampun Jeny kamu akan menyesal seumur hidup mu
erviana erastus
ih ngerikx si jeny .... knp nggak jd p*****r sekalian tanggung eh
erviana erastus
ini novel apa dongeng ya .... 🤭🤭🤭
ArchaBeryl
ikut sedih 🥹🥹🥹
erviana erastus
sedih 😭😭😭😭😭
shenina
ahh tiba2 mataku keluar air baca adegan ini 😭 sedihnya nyampeee...
shenina
nah betul kalian berdua harus bicara dan terbuka dari hati kehati
Herman Lim
kamu kalah lagi Fiona 🤭🤭
ArchaBeryl
Kasih pelajaran dulu Fiona ke suami durjana mu😄😄
LB
🙄🙄🙄 apa2 sebut fania😔.
kamu mau mengharapkan apa Fiona pada lelaki yang belum bisa lepas dari masa lalunya bahkan tidak mencoba lepas dari dulu sebelum kamu masuk dlm hidupnya.beri ruang untuk diri masing2 aja dulu, tidak usah dipaksakan agar selaras karena kalau dipaksakan selaras, Fiona lah yang harus kuat mental,jika tak kuat mental siapa2 aja tertekan batin.
LB
cara pertama: pergi matilah kau ikut masa lalu mu itu 😤.
cara paling utama: jangan pernah mencintai secara berlebihan segala sesuatu yg bersifat sementara (tidak kekal) karena segala yg berlebihan itu tidak pernah baik . lihat kamu, seperti orang gila +tolol+Ling lung, hilang arah.
erviana erastus
ya Justine segera temukan fiona selesai kan semua nya
Kostum Unik
Plisss jgn kasih Justin ktm Fiona kak, tunggu sampe dia menyadari perasaannya
ArchaBeryl
Lanjut kak tetap semangat 💪💪
shenina
nahh justin dengarin tuh apa kata kennedy
jadi orang kok egoisan banget...
Herman Lim
tolol baget u Justin kyk gini malah bikin Fiona makin tersakiti dia merasa selama ini Justin hanya melihat fanik di diri Fiona bukan Fiona tuh 💩💩
erviana erastus
kau laki2 tolol justine ... fiona pergi yg jauh kasih pelajaran laki2 berengsek itu biar dia tau rasax kehilangan dan dibenci
ArchaBeryl
kemarin koq gak up kak
ArchaBeryl: Makasih kak🤭🤭
total 2 replies
Kostum Unik
Up lg dong kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!