Flora, seorang gadis cantik yang mengalami kejadian di luar nalar. Ia kembali ke masa lalu! Flora yakin kalau sebelumnya dia benar-benar sudah mati, bahkan ia sendiri masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat terbakar api yang melahap dirinya di malam itu.
Meskipun berat dan sulit untuk di percaya akan situasi tersebut, Flora menganggap kalau tuhan telah memberikan kesempatan kedua padanya, semata-mata untuk membuat Flora memperbaiki semua kesalahan yang telah dia perbuat di kehidupan sebelumnya.
Dan yang paling penting adalah, ia kembali bertemu Daniel, laki-laki yang sangat dia benci di kehidupan sebelumnya, Daniel adalah sosok pria tampan namun lumpuh yang di jodohkan oleh sang papa dengan Flora.
"Terlahir Kembali! Kali ini aku tidak akan salah pilih lagi!" ucap Flora penuh tekad.
Kesalahan apa yang telah di lakukan Flora di kehidupan sebelumnya? Dan apa penyebab kematiannya? Penasaran bukan? Ayo ikuti kisahnya di sini bersama author.
"Terlahir Kembali, Menikahi CEO Lump
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"api! Api! Kak Niel pergi! Pergilah jangan pedulikan aku, api! Pergilah dari sini apinya semakin besar!" ucap Flora yang kini mengigau.
Daniel yang sedari tadi menjaga nya segera memegang tangan Flora dan berusaha membuat nya segera sadar.
"Flora, aku di sini, di sini tidak ada api," ucap Daniel sambil memegangi kedua tangan Flora yang sempat kesana-kemari seolah ia sedang menghalangi sesuatu.
"Kak Niel!" jerit Flora yang kini akhirnya tersadar dari mimpi buruk nya.
Ia melihat Daniel ada di samping nya dan segera memeluk erat laki-laki itu.
"Kak Niel jangan tinggalkan aku, aku benar-benar minta maaf," ucap Flora reflek tampa pikir panjang memeluk Daniel dengan erat.
Daniel menahan sakit di punggung nya akibat pelukan tersebut, dia sendiri belum mengobati lukanya.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau bermimpi tentang api?" tanya Daniel penasaran.
Flora yang saat itu memeluk nya melihat ke arah punggung Daniel yang masih belum di obati, dia segera melepaskan pelukannya dan menatap Daniel dengan tatapan iba.
"Mengapa kau tidak menjawab pertanyaan ku?" tanya Daniel sekali lagi.
Flora terdiam, akhir-akhir ini dia sangat sering mimpi buruk, dimana mimpi tersebut adalah mimpi dari kejadian di kehidupan sebelumnya seolah-olah waktu berhenti di sana setiap kali dia memejamkan mata.
Namun hal yang tidak masuk akal ini tidak mungkin dia ceritakan kepada Daniel, jika Daniel mengira kalau dirinya gila, dia bisa-bisa tidak jadi menikah dengan pria tampan itu.
"Kak Niel, punggung mu terluka, tunggu di sini sebentar," Flora seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Daniel, dia turun dari ranjang tampa ragu dan kemudian berlalu pergi dari hadapan Daniel.
"Tiba-tiba mimpi buruk, tiba-tiba memelukku, tiba-tiba pingsan karena trauma, Flora, sebenarnya apa yang terjadi padamu dan apa yang kau sembunyikan dariku?" batin Daniel.
"Untungnya aku bisa mengalihkan pembicaraan," batin Flora.
Tak lama kemudian ia pun kembali ke kamar dengan kotak obat di tangan nya (P3k)
"Buka baju mu," ucap Flora yang saat ini duduk di hadapan Daniel sambil menyiapkan obat.
"Kau yakin dengan perkataan mu itu?" tanya Daniel memastikan kalau dia tidak salah dengar.
Wanita yang biasanya sangat tidak ingin menyentuhnya dan juga dekat dengan nya kini jadi orang paling baik dan perhatian, siapa yang tidak pusing dan curiga dengan perubahan mendadak itu.
"Dulu apapun yang aku lakukan kau sama sekali tidak peduli padaku bahkan saat aku hampir mati, kenapa sekarang kau benar-benar perhatian? Bahkan hanya luka kecil sperti ini?" batin Daniel.
"Kenapa tidak yakin? Aku ingin mengobati lukanya," ucap Flora.
"Tidak perlu, biarkan Hans yang melakukan nya nanti, siapa yang tidak tau sebelumnya kau sama sekali tidak suka dengan ku, aku khawatir itu adalah racun yang bisu menyerap ke kulit luka," ucap Daniel menolak.
Flora melongo mendengar ucapan Daniel, dia tidak menyangka laki-laki dingin itu bisa banyak bicara di hadapannya dan bahkan menuduhnya yang tidak-tidak.
"Tidak suka? Coba hitung sudah berapa kali aku menyentuh dan memelukmu? Kau masih bilang tidak suka dan tidak percaya kalau aku ini sudah berubah? Kau malah menuduhku!?" marah Flora dengan tatapan tajam dan terlihat sangat kesal.
"Mati sudah, apa dia akan memukulku sekarang?" batin Daniel takut.
Siapa sangka seorang tuan muda yang dididik keras oleh kakek nya dan selalu galak kepada semua orang malah takut dengan seorang perempuan?
Flora yang marah kini segera meraih kancing kemeja putih Daniel, ia membuka nya satu persatu sampai selesai, kejadian itu begitu cepat sehingga memberikan Daniel hanya melongo.
Flora juga secepat kilat memutar balik kursi roda Daniel dan kemudian melepaskan kemeja tersebut dari belakang.
Terlihat lah punggung kekar dengan beberapa luka bekas cambukan tersebut di hadapannya.
"Wait, kenapa punggung seorang laki-laki yang sehari-hari hanya duduk di kursi roda bisa se kekar ini? Oh Flora, apa yang kau lihat? Bukan kah seharusnya kau hanya fokus dengan lukanya saja?" ucap Flora segera menyadarkan dirinya sendiri.
"Kenapa masih belum di obati?" lirih Daniel." Kau menyesal?" lanjut nya.
Flora tidak menjawab, dia segera mengambil katembat dan kemudian mengoleskan obat dengan benda itu.
"Ahh, bisa tidak jangan gunakan katembat? Itu sakit," ucap Daniele lagi.
Mendengar itu, Flora segera membuang katembat tersebut mengoleskan obat di jarinya dan kemudian mengobati Daniel sambil meniup luka-luka yang dia obati agar tidak terlalu perih.
Hal ini membuat Daniel semakin tidak menyangka karena Flora benar-benar mematuhi ucapan nya.
Hembusan tersebut bukan nya mengurangi rasa sakit Daniel, malah merangsang laki-laki itu. Rasa sakit hilang namun rasa bergejolak di tubuh Daniel tidak bisa hilang, tangan lembut Flora yang menyentuh punggung nya membuat ia merasa panas meskipun AC di dalam kamar sudah di stel sebaik mungkin.
"Flora hentikan," ucap Daniel sambil mengemgam erat pegangan kursi roda nya.
Sebagai laki-laki dewasa yang berusia dua puluh tujuh tahun bukan hal yang mustahil bagi Daniel merasa tegang apalagi dia adalah laki-laki normal.
"Sabar, masih ada beberapa luka yang belum di oleskan obat," jawab Flora tidak peka dengan cegahan tersebut.
"Sial aku benar-benar tidak bisa menahan diri," ucap Daniel saat Flora kembali meniup lukanya, di tambah lagi jarak bibir Flora yang lumayan dekat.
"Aroma mint ini, lagi-lagi rasanya tidak asing, sama seperti selimut abu-abu yang ku dapatkan di ruang leluhur keluarga," batin Flora.
Karena penasaran ia pun mendekatkan hidung nya lebih dekat untuk menghirup aroma tersebut, hal ini membuat bibir nya tanpa sengaja menyentuh pundak Daniel.
"Flora kau," tanpa basa-basi Daniel segera membalikkan kursi rodanya dan kini bibir keduanya malah menyatu tepat setelah Daniel berbalik secara tiba-tiba.
Mata Flora membulat sempurna, kedua benda kenyal dan lembut itu kini saling menempel satu sama lain untuk yang pertama kalinya.
"Ciuman pertamaku," batin Flora.
Daniel tertegun sejenak, namun entah setan apa yang merasukinya, ia menarik Flora ke pangkuan nya, mencengkram kuat pipi gadis itu dan kemudian meraup kembali bibir indah itu.
Kali ini bukan menempel namun Daniel benar-benar memasukkan bibir mungil Flora ke dalam mulutnya dan menghisapnya dengan agresif.
Ini kontak fisik pertama mereka yang paling dekat, sudah begitu lama Daniel menginginkan hal ini dan ia tidak pernah memiliki kesempatan, namun akhir-akhir sepertinya tuhan telah memihak kepadanya.
Flora yang masih berusia dua puluh satu tahun begitu minim akan tindakan sperti itu, ia hanya bisa memejamkan matanya, pasrah dan tidak melakukan perlawanan apapun.
"Sial, dia benar-benar tidak mendorong ku sedikitpun, Flora, apa kau terbiasa sperti ini dengan Liam?" batin Daniel, mengingat Liam dirinya malah semakin kehilangan kendali.
****
prcpt pst ultah ny kk... gk sbr aq.