NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haruskah Pergi?

"Aku hamil mas" ujar Helena dengan senyumnya, tangan kanannya mengelus perutnya yang masih rata. Tidak seperti dugaannya, Tama justru nampak datar dengan apa yang barusan dia dengar. Tidak bahagia seperti dirinya saat mengetahui jika dirinya hamil. Sejak kemarin Helena meminta untuk bertemu, katanya ada hal penting yang harus dia sampaikan. Kini dia mendengarnya, ternyata inilah hal penting yang dia maksud.

Malam yang tidak dia duga sebelumnya. Tama mengusap wajahnya kasar.

"Kamu tidak suka?" tanya Helena saat melihat Tama dengan ekspresi yang tidak sesuai ekspektasinya.

"B-bukan....hanya saja aku belum siap," jawabnya, perasaannya campur aduk, di satu sisi dia mencintai Helena. Di sisi lain bagaimana dengan Binar, istrinya. Bagaimana dia akan mengatakannya nanti, belum juga dengan Mamanya. Papanya meninggal karena syok dengan kebangkrutan perusahaan yang dirintis, jika kali ini Mamanya sampai syok lagi, maka dia akan menjadi pihak yang sangat berdosa.

"Mas, aku tidak minta kesiapan kamu, tapi kamu harus bertanggung jawab" Helena tersenyum penuh kemenangan. Dengan ini, Tama akan segera melepaskan Binar. Dia mencintai laki-laki yang ada di hadapannya.

Tama memejamkan mata, menghempas tubuhnya ke sofa empuk di rumah Helena. Ya, sebuah rumah mewah yang dimiliki wanita itu. Dia wanita kaya, cantik, dan memiliki apapun, kecuali cinta. Dia jatuh cinta pada Tama saat berada di kantor Aksa, laki-laki itu begitu menarik perhatiannya. Bahkan saat tahu Aksa sudah punya istri, dia tidak mundur.

"Kenapa kamu tidak mengikuti kesepakatan kita?" Tama protes, kesepakatan yang dimaksud adalah pengaman. Helena selalu mengatakan jika dia akan menggunakan kontrasepsi dan tidak mau ambil resiko. Karena dia juga belum siap untuk hamil, naum nampaknya Helena ingkar.

"Karena aku memang ingin kamu, Mas Tama" Helena duduk di samping Tama, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Tama sebelah kiri. "Aku ingin dia hadir mas," kembali Helena mengelus perutnya. Tama masih terdiam, mematung. "Kalau kamu tidak mau bilang sendiri, aku akan bilang ke istrimu secara langsung, bukankah dia semakin dekat dengan pandanganku sekarang?" kalimat demi kalimat seolah memberikan ancaman.

"Beri aku waktu," Tama buru-buru memotong, tidak mau Helena semakin memprovokasinya.

"Bayi ini tidak bisa aku sembunyikan lebih lama lagi Mas, dia akan menuntut kamu sebagai ayahnya. Aku tidak butuh kamu bekerja, keluarlah dan hidup bersamaku, kamu tidak akan kekurangan"

Helena memang punya kuasa, dan ini dia gunakan untuk menguasai Tama sekarang.

***

        Timbul bayangan-bayangan masa lalu dengan Binar, bagaimana dia memperjuangkan Binar, bagimana Binar sedang tersenyum dan tertawa saat bersamanya. Kembali, Tama mengusap wajahnya. Apa yang akan terjadi jika Binar mengetahui hal ini? dia ingin berpisah dengan Binar, tapi bukan seperti ini caranya. Apa yang akan dikatakan orang-orang nanti.

"Melamun saja seharian" Wira, teman sedivisi dengan Tama itu menarik kursi dan duduk di dekat Tama. "Perasaan bentar lagi naik gaji, masih aja melamun" Wira menambahkan. Sebuah cangkir kopi dia bawa dengan keadaan masih mengeluarkan asap. Aromanya memenuhi ruangan yang terasa sesak bagi Tama.

Tama melirik ke arah temannya itu, lalu kembali ke layar komputernya. Pikirannya sedang tidak ada di sini, pendengarannya masih terngiang di mana Helena mengatakan jika usia kehamilannya sudah satu bulan.

"Oh ya, karyawan bos kita yang baru, sudah lihat?" Wira melihat ke arah Tama, lalu dia menyesap kopinya.

Tama melihat ke arah Wira dengan penuh tanda tanya, "Ada apa?," pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin dia tanggapi sama sekali, tapi terdengar menggelitik.

"Cakep juga," Wira tertawa, temannya itu memang belum menikah, dan banyak orang yang membullynya dengan sebutan jejaka lapuk, padahal usianya baru juga 35. "Masa sih Pak Aksa nggak tertarik sama karyawan secantik dia? tapi memang sih kalau dibanding sama Bu Helena, rekan Pak Aksa masih bohay Bu Helena" Wira mengangguk-angguk sambil tangannya memperagakan liukan tubuh.

Tama masih seksama mendengar ocehan Wira tanpa ingin menimpali, Wira sedang membicarakan dua wanita yang ada hubungannya dengan hidupnya. Dan kini dia sedang pusing karenanya.

"Tapi nggak mungkin juga sih Pak Aksa menyukai dia, karena kan gosipnya pak Aksa belok" tangan Wira bergerak seperti ular. Tama hanya diam saja melihat reaksi Tama yang sedang menggosipkan atasan mereka. Urusan bosnya tidak ada hubungannya sama sekali dengannya, entah mau belok entah mau lurus dia tidak peduli.

"Kerja sana, aku udah pusing malah denger ocehan nggak penting kamu"

"Eh kenapa tuh? cerita sini, apa yang buat kamu pusing? nanti kita makan-makan bareng, mau?" Wira menatap ke arah Tama, wajahnya memang kelihatan kusut. Tapi Wira yang ndablek tidak peduli, dia semakin suka mengusili. Tegukan akhir kopi sudah tandas.

"Aku sibuk," jawab Tama.

"Sibuk apaan sih? perasaan proyek kita sudah beres dan kamu dapat apresiasi dari pak bos,".

Ya, kinerja Tama memang bagus, Aksa menyukainya dan benar adanya hingga hendak dipromosikan. Banyak hal yang dia tutupi dari lainnya, kisah hidupnya, kehidupan pribadinya. Bahkan tidak ada yang mengetahui secara terbuka dia memiliki istri. Tidak ada cincin pernikahan yang melingkar di sana.

Sekantor dengan Binar pun seolah seperti asing, benar-benar asing. Binar berada di ruang yang berdekatan dan mungkin saja sering seruangan dengan Aksa. Tapi dia tidak peduli, bahkan sekedar ngobrol pun tidak dilakukan, pernah bertemu di kantin saat makan siang pun mereka menjadi pribadi yang benar-benar asing.

Awalnya terasa aneh bagi Binar, namun kini menjadi sesuatu yang biasa. Tama sudah bukan Tama yang dulu, mereka serumah hanya sekedar status. Tidur juga sudah memilih untuk berada di kamar yang berbeda. Tinggal menunggu waktu.

Binar seolah sudah menyiapkan semuanya. Pernah beberapa waktu lalu Binar mengatakan untuk tinggal di kontrakan saja, mengingat jika rumah tersebut adalah murni milik Tama sebelum mereka menikah. Binar sangat memahami hal tersebut. Dari rangkaian peristiwa demi peristiwa yang bagi Binar sangat menyakitkan itu, dia memiliki tekad untuk berpisah dengan Tama.

"Silahkan jika kamu ingin mengakhirinya mas, aku kira hubungan kita sudah tidak sehat, aku lelah tapi aku tidak tahu harus bagaimana," ujar Binar pasrah. "Akupun tidak akan menuntut apapun dari kamu, aku hanya ingin bahagia. Begitu juga kamu mas, mungkin wanita itu yang akan membuat kamu bahagia, bukan aku."

Tama menatap Bina lekat, wanita itu sudah mengetahui semuanya. Rasa berdosa menyelimutinya, terlebih lagi dia tersiksa karena Binar nampak biasa saja, mungkin lukanya sudah mengering hingga membuatnya tak ingin apapun.

"Bi...."

"Terima kasih sudah pernah memperjuangkan aku,"

Kalimat demi kalimat dari Binar semakin membuatnya terluka tapi tidak bisa menahan Binar untuk tidak pergi.

1
Sunaryati
Tama kapan kau dapat Karma, atau tahu hubungan Helena dengan Hansen. Dan jika Bos Aksa dan Binar berjodoh, mereka hidup bahagia
Sunaryati
Syukurin Tama sepertinya kamu tertipu sikap Helena yang seakan tulus. Perkiraan emak itu hanya sandiwara. Dari kata kita tidak pernah selesai dan hari ini senang, itu seperti ayah biologis anak yang dikandung Helena, dan menjerat Tama uny menikahinya. Jika benar pikiran emak 🤣🤣✋✋
Sunaryati
Semoga kalian berjodoh dan hidup bahagia pada waktu dan Tama hidup dalam penyesalan terdalam
Sunaryati
Ya Binar akan hidup bahagia, sekarang dia hancur karena ulahmu Helena dan ibumu. Sekarang kamu dan Helena nikmati bahagia karena adanya anak yang tumbuh hasil pengkhianatan kamu. Namun selanjutnya Kamu Helena dan keluarga yang akan hancur oleh karma perbuatan kalian.
Sunaryati
Sudah tumbuh benih cinta di hati Binar dan Bos Aksa semoga cepat berkembang subur dan bersatu tanpa banyak rintangan. Ibu Binar segera siuman dan sembuh. Untuk Tama, Helena, dan ibu Tama segera dihampiri karma
Sunaryati
Kalian Tama dan Helena manusia tak berperasaan senang- senang di atas luka hati perempuan. Puas- puasin bermesraan kalian ditempat umum. Mungkin sebentar lagi kalian yang akan hancur menuai karma.
Sunaryati
Emak pastikan hidupmu akan hampa dan rumah tanggamu hambar , karena di hatimu penuh Binar dan kau akan selalu di hantu rasa bersalah. Emak berharap Helena keguguran dan tsk bisa punya anak lagi.
Sunaryati
Binar tidak balas dendam tapi Pak Bos mulai pendekatan, jangan ganggu dan hormati, serta instropeksi diri. Serta tunggu balasan untuk bukan dari tangan Binar tapi secara alami. Emak menunggu juga kehancuran dan penyesalan kamu , dan keluargamu terutama ibumu.
Sunaryati
Sepertinya Tama belum ikhlas jika Binar bersama pria lain. Thoor ibu Binar sakit dan koma gara-gara dengar omongan ibu Tama. Tolong segera beti balasan instan pada Tama, Thoor🙏🙏
Sunaryati
Kebanyakan pengusaha menjodohkan anak- anaknya demi memperkokoh bisnis, bukan kebahagiaan anak- anak . Kebanyakan laki- laki yang dipaksa. Sungguh martabat wanita makin rendah, menawarkan diri bahkan ada yang memaksa, sampai menggunakan cara licik
Sunaryati
Tama , ibunya, dan Helena harapan emak mendapatkan balasan yang pedih sedangkan Selina dan orang tuanya hidup, rukun ,harmonis serta bahagia
Sunaryati
Tama dan Bu Ratih seger mendapatkan teguran atas kedzaliman terhadap Binar dan kedua orang tuanya.
Sunaryati
Bagus Bos lindungi dan sayangi Binar. Buat perusahaan pelakor hancur, saat Tama bergabung di perusahaan istri barunya.
Sunaryati
Maka sekali lagi nasehat emak cari kehidupan pribadi Binar, Nak Aksa. Tak sulit bagimu mengetahui riwayat pribadi karyawan kamu. Cintamu tidak salah Binar, telah bebas, dia telah dicerai suaminya. Balaskan sakit hati Binar dengan menghancurkan usaha Helena dan pecat Tama, mantan suaminya, miskinkan keduanya🙏🙏
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!