Hazella 2 adalah kelanjutan dari cerita Hazella sebelum nya ya guysss!!!!
Jadi sebelum baca hazella 2, sebaiknya baca dulu Hazella 1 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 14
"Jangan menangis" ucap David dengan sangat lirih bahkan nyaris tak terdengar.
Tangannya terangkat mengusap lelehan air mata hazel yang tak berhenti mengalir.
"Jaga anak-anak untukku ya..."
Uhukk!
Uhukk!
David terbatuk, rasa sakit pada perutnya semakin intens. Wajahnya tampak semakin pucat seperti tak dialiri darah sedikit pun. Pandangannya mulai meredup, tangan yang tadinya mengusap air mata sang istri perlahan mulai melemah dan jatuh begitu saja.
"Tidak, Mas tidak boleh menutup mata!" desis hazel semakin panik.
"Aku sangat mencintaimu, zel"
Dengan sisa tenaga yang di milikinya David membawa tubuh hazel dalam perlindungannya, melindungi hazel dari segala bahaya yang mengancam.
Dor!
Dor!
Dor!
Lesatan tembakan secara beruntun terdengar menggema. Orang-orang yang menyaksikan berlarian dengan semakin histeris.
"ARGH!" Citra, wanita itu mendapatkan tembakan pada tangan dan kakinya hingga berteriak kesakitan.
Ya, Citra adalah pelaku pen*usukan. Target wanita itu bukanlah david, melainkan hazel. Namun David memasang badan untuk istrinya ketika menyadari gelagat yang mencurigakan.
Sedetik saja dia terlambat maka pasti hazel yang akan mendapatkan tik*man sebilah pis*u itu. Taruhannya adalah hazel dan janin yang baru saja mereka ketahui keberadaannya.
Terkahir saat Citra membidik kepala hazel dalam keadaan panik David juga menyadarinya dan langsung menarik hazel dalam perlindungannya. Namun seseorang yang lain memasang badan menerima temb*kan itu.
Sherina kini terkapar tepat di hadapan citra. Wanita paruh baya itu berlari disaat-saat genting, membiarkan tubuhnya menjadi perisai untuk putranya. Pel*ru citra berakhir pada Sherina.
"ARRGGHH!" hazel berteriak putus asa.
Wanita itu mendekap erat tubuh suaminya yang sudah kehilangan kesadaran. Cairan merah tak berhenti keluar dari bekas tus*ukan itu.
Sudah bertahun-tahun wanita itu bekerja sebagai tenaga medis dan sudah tak terhitung berapa kali dia melihat darah, bahkan ada yang lebih banyak dari yang dilihatnya saat ini. Namun baru kali ini hazel tak kuat melihatnya.
Tubuhnya bergetar hebat, longlongan putus asa tak henti-hentinya keluar dari mulutnya. Bahkan kata-kata meminta bantuan sudah tak dapat keluar dari mulutnya lagi.
Dar*h David sudah tampak ikut mengotori dress yang dikenakan oleh hazel. Dunia wanita itu terasa runtuh. Baru saja mereka menyambut kehamilannya dengan sukacita meski pada awalnya tak lepas dari drama yang hampir saja membuat Arya menghajar David.
Mereka baru saja tertawa bahagia, menanggapi celotehan Vina yang tak ada habisnya. vino yang biasanya begitu hemat suara banyak mengajukan pertanyaan mengenai kehamilan hazel. Pria kecil itu katanya ingin menjaga hazel disaat daddynya harus bekerja.
Benar-benar tidak ada kesedihan beberapa saat yang lalu.
Hazel tidak dapat mencerna apa pun yang terjadi di sekitarnya lagi. Dunianya sekarang hanya tentang suaminya yang sudah tak sadarkan diri dalam pelukannya. Dia bahkan tidak lagi menyadari para tenaga medis yang berusaha mengangkat tubuhnya dan tubuh suaminya.
David, hazel, Sherina serta Citra langsung dibawa ke unit gawat darurat. Khusus untuk citra, tangan wanita itu diikat, juga dijaga dengan ketat agar tidak membahayakan orang lain lagi.
***
"Pasien sudah cukup banyak kehilangan darah dan luka tus*kannya juga cukup dalam. Beliau adalah pasien dokter Rio yang mengalami kerusakan ginjal dan tengah menunggu adanya pendonor. Dari posisi pen*sukan sepertinya mengenai ginjal beliau dan semakin memperparah kerusakannya"
"Detak jantung pasien semakin melemah, dok"
"Hubungi dokter Rio!"
"Baik dok"
Tiiiiittttttt....
"Pasien kehilangan detak jantungnya, dok"
"Siapkan defibrillator"
"120 joule"
Dokter yang menangani David mulai meletakkan alat kejut jantung itu didada David, berusaha mengembalikan detak jantung suami hazel itu.
Tubuh David tersentak kala alat itu bekerja tapi tetap tidak menunjukkan jika detak jantungnya telah kembali.
"120 joule" titah sang dokter sekali lagi.
Tiiiiittttttt...
Detak jantung David masih tetap belum kembali.
Situasi semakin bertambah menegangkan, para tenaga medis yang menangani David berusaha mengembalikan detak jantung David.
"Naikan 200 joule"
Tiiiiittttttt...
Namun detak jantung David masih belum juga kembali.
"200 joule"
Tit tit tit...
Seketika semuanya langsung bernapas lega, keajaiban benar-benar terjadi. Ditengah kepanikan semua orang, detak jantung David akhirnya kembali.
"Detak jantung pasien kembali dok"
“Segera siapkan ruang operasi!”
Sementara diluar ruangan Vino dan Vina terus berteriak memanggil David. Dari balik kaca keduanya menyaksikan penanganan yang dilakukan pada David.
"Daddy, Vina mau Daddy. Kenapa Daddynya Vina disetrika, nanti Daddy kepanasan dan kulitnya terbakar. Vina mau Daddy. Lepasin Vina Opa. Mommy, huaaa... Vina mau Mommy. Vina mau Daddy" teriaknya berusaha memberontak melepaskan diri dari
pelukan Wijaya.
Vino tak kalah histeris, dia menangis dalam pelukan marina. Bedanya pria kecil itu mengerti bahwa dirinya tidak bisa menghampiri orang tuanya saat ini.
"Papa dan Mama akan membawa anak-anak ke ruangan Papa. Kabari Papa tentang perkembangan kondisi David, hazel dan Mamamu. Tolong tenangkan hazel jika sudah sadar" pinta Wijaya pada rossa.
Dengan linangan air mata rossa menganggukkan kepalanya
Ya, hazel tidak sadarkan diri kala para tenaga medis membawanya menuju ruang gawat darurat. Mommy twins itu tentu sangat syok dengan tragedi yang tak terduga ini.
***
"Eungh" hazel melenguh tersadar dari pingsannya.
"zel, kamu sudah sadar?"
Hazel memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Kepalanya terasa sangat berat, ditambah lagi tubuhnya juga sangat lemas.
"Apa ada yang sakit? Bagaimana dengan perutmu, apa kamu merasa nyeri atau semacamnya?" tanya rossa.
"Kepalaku sangat pusing" jawab hazel dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali.
Tangannya terus memijat kepalanya.
Hazel menelisik sekitarnya, bau obat-obatan meruak masuk dalam indra penciumannya. Ruangan yang dia tempati saat ini didominasi dengan warna putih, hazel yakin dia tengah berada di rumah sakit.
Perlahan Hazel meruntut kejadian hingga membuatnya berakhir di ruangan ini. Seketika netranya membola sempurna saat ingatannya terlempar pada kejadian sebelum dirinya berakhir tak sadarkan diri. Sontak saja Hazel langsung panik dan cemas.
"Mas David... Bagiamana keadaan Mas David dan Mama?. Aku... Sudah berapa lama aku pingsan?"
Hazel serta merta turun dari ranjang kala ingatannya telah terkumpul dengan sempurna.
David dan sebilah p*sau yang menancap pada perutnya, wajah pucat suaminya dan juga Sherina yang tergeletak tak berdaya.
Pokoknya sampe END ya ceritanya..
aku suka keributan ini
Mayan Bu, nonton roman picisan live
hazeel nya pasti ga nolak🤣🤣