NovelToon NovelToon
Bound By Capital Chains

Bound By Capital Chains

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Obsesi / Percintaan Konglomerat
Popularitas:930
Nilai: 5
Nama Author: hellosi

Ketika takdir bisnis mengikat mereka dalam sebuah pertunangan, keduanya melihatnya sebagai transaksi sempurna, saling memanfaatkan, tanpa melibatkan hati.

Ini adalah fakta bisnis, bukan janji cinta.

​Tapi ikatan strategis itu perlahan berubah menjadi personal. Menciptakan garis tipis antara manipulasi dan ketertarikan yang tak terbantahkan.

***

​"Seharusnya kau tidak kembali," desis Aiden, suaranya lebih berbahaya daripada teriakan.

"Kau datang ke wilayah perang yang aktif. Mengapa?"

​"Aku datang untukmu, Kak."

"Aku tidak bisa membiarkan tunanganku berada dalam kekacauan emosional atau fisik sendirian." Jawab Helena, menatap langsung ke matanya.

​Tiba-tiba, Aiden menarik Helena erat ke tubuhnya.

​"Bodoh," bisik Aiden ke rambutnya, napasnya panas.

"Bodoh, keras kepala, dan bodoh."

​"Ya," bisik Helena, membiarkan dirinya ditahan.

"Aku aset yang tidak patuh."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellosi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Victor Chen adalah Kepala Jaringan Intelijen Rahasia Aiden, direkrut dari jaringan hedge fund Manhattan.

Dia tidak bekerja untuk Aliston Corporation, melainkan sebagai operator bayangan pribadi Aiden.

​Layar menyala, menampilkan wajah Victor Chen yang dingin di depan latar belakang trading room yang sibuk.

​"Semua siap, Bos. Proyek Vantage sudah siap untuk diluncurkan. Semua data utangnya tampak otentik."

​Aiden duduk tegak di kantornya di Boston, tatapannya sedalam sumur.

​"Pastikan kerentanannya terlihat nyata, Victor. Alaric harus melihat Peluang Penyelamat di sana, bukan jebakan. Buat dia berpikir Vantage adalah satu-satunya cara untuk menutupi kerugian proyeknya." Suara Aiden dalam, suara seorang pemimpin yang mendominasi.

​"Siap. Dan 'perwakilan' kami sudah tahu perannya. Dia akan menawarkan saham diskon yang sangat menggoda."

​Aiden tersenyum tipis, senyum yang mencapai matanya.

​"Bagus. Aku akan mengurus Pusat. Begitu dana bergerak, Cabang Alaric akan terkunci. Kau sudah tahu, Victor, ini harus bersih. Tidak ada jalan pemulihan untuknya."

​Victor mengangguk.

"Tentu, Bos. Selamat kembali ke rumah."

***

Dini hari, menjelang subuh. Di sebuah terminal eksklusif, terpisah dari keramaian biasa, diselimuti kesunyian yang mahal.

Udara terasa dingin dan lembap. Di landasan yang masih gelap, Gulfstream G650 milik Aliston Corporation baru saja mendarat, mesinnya mendesis pelan.

Dua unit limusin hitam elegan sudah menunggu di apron, menempel dekat tangga pesawat.

Mercedes Maybach dan Rolls-Royce Phantom.

Pintu jet terbuka. Aiden melangkah keluar, mengenakan jas cashmere abu-abu gelap.

Wajahnya adalah cetakan ketenangan yang dingin. Tiga tahun di Barat telah mempertajam auranya.

Dia kembali bukan sebagai pewaris, melainkan sebagai Eksekutif yang mengendalikan.

Di belakangnya, Noa Ryder turun dengan santai, turtleneck dan blazer-nya tampak kasual, tetapi matanya memancarkan kewaspadaan yang sama tajamnya.

Sambil menuruni tangga, Noa berkata,

"Terima kasih atas tumpangannya, Aliston. Penerbangan yang nyaman, atau mungkin aku terlalu sibuk memantau market hingga lupa protes."

Aiden sedikit mendengus.

"Anggap saja itu diskon aliansi, Ryder. Fokusmu seharusnya pada aset Asia, bukan mengganggu penerbanganku."

Saat mereka berhenti di ujung tangga pesawat, Noa menepuk bahu Aiden.

"Bro, bau minyak bumi dan polusi terasa familiar? Ini bau permainan yang sebenarnya."

Seorang pengawal berseragam Aliston maju. Dia memberi hormat dan segera menyerahkan secangkir kopi hitam panas kepada Aiden.

"Selamat datang kembali, Tuan Muda. Kopi tanpa gula, panas, sesuai instruksi Tuan Henhard."

Aiden menerima kopi itu, menatap pengawal, rahangnya sedikit mengeras.

"Aku tidak meminta kopi."

Pengawal itu menyampaikan perintah dengan nada formal.

"Perintah dari Tuan Henhard. 'Pewaris harus selalu memiliki senjata kesukaannya di tangan, bahkan jika itu hanya kafein,' begitu katanya."

Pesan itu jelas, Henhard mengawasinya.

Noa tersenyum geli, melirik dua mobil mewah di landasan.

"Pesan sambutan yang hangat dari Ayahmu. Dia tahu kau benci kejutan."

Mereka berjalan menuju mobil masing-masing.

Berhenti di samping Rolls-Royce-nya, Noa bertanya,

"Jadi, rencana pertama?"

Suara Aiden serak dan tegas.

"Ada satu akar beracun yang harus kucabut."

Noa menyeringai.

"Sampai jumpa, kita harus merayakannya setelah kau berhasil membersihkannya."

Aiden hanya mengangguk.

Kedua mobil hitam itu meluncur dari apron eksklusif. Permainan kekuasaan yang sesungguhnya baru saja dimulai.

***

Dua minggu berlalu. Aiden telah mengukuhkan posisinya sebagai Wakil Direktur Utama (Executive Vice President) Aliston Corporation.

Satu tingkat di bawah Henhard, memegang kendali penuh atas kepatuhan legal dan risiko operasional.

Ruang Dewan Direksi Pusat Aliston.

Suasana terasa dingin, dipenuhi oleh formalitas yang mencekik.

Cahaya lampu gantung kristal memantul pada meja marmer hitam panjang, menciptakan suasana dominasi absolut.

Aiden, duduk di samping Henhard, wajahnya adalah topeng tanpa emosi. Di seberang meja, Alaric duduk dengan puas, ditemani oleh putranya yang tampak arogan.

Alaric, yang merasa lega karena Aiden sibuk di Pusat dan jauh dari kantor Cabangnya, tersenyum lebar. "Kau sudah kembali, Aiden. Selamat datang."

Aiden menatap Alaric. Ekspresinya tenang, suaranya pelan dan terukur, tidak menunjukkan emosi.

"Saya melihat kantor Cabang Aliston yang Paman pimpin."

Aiden menggeser tablet di depannya, memunculkan grafik.

"Meskipun kuartal lalu bagus, Margin Laba Kotor Proyek Gading masih 4% di bawah target."

"Efisiensi modal dan pengeluaran kita bermasalah, karena kita kehilangan 4 sen dari setiap dolar yang seharusnya didapat setelah biaya produksi."

​Alaric tertawa meremehkan, melambaikan tangan.

​"Margin itu penting, tetapi 4% itu hanyalah biaya tak terhindarkan untuk menjaga keloyalan dan operasional di lapangan."

"Jangan berkutat pada angka kecil itu, Aiden. Visi besarnya adalah cabang kita menyumbang 20% dari seluruh operasional Aliston." Alaric menampilkan arogansinya.

Aiden menyandarkan punggungnya di kursi, tatapannya sedingin es. Dia tidak membantah, tetapi menetapkan hukum baru.

"Tentu. Tapi integritas adalah dasar dari visi, bukan? Itu sebabnya, sebagai Wakil Direktur Utama, saya dan tim Legal Aliston Corp akan segera menerapkan 'Zero-Tolerance Compliance Policy' pada setiap transfer dana lebih dari $1 juta."

Aiden menekankan kata-katanya.

"Dimulai dari Cabang berkinerja tertinggi. Kami harus memastikan setiap akar Aliston kuat dan bersih dari biaya yang 'tak terhindarkan'."

Henhard, di samping Aiden, hanya mengangguk pelan, sebuah persetujuan yang diam namun mematikan.

Alaric tersentak. Dia menyadari bahwa Aiden tidak hanya pulang, tetapi sudah diberi kekuasaan untuk memeriksa keuangannya.

Namun, Alaric segera mengabaikannya, melihat ini sebagai gangguan birokrasi yang merepotkan, bukan ancaman yang mematikan.

Dia tidak tahu bahwa kebijakan yang baru dibuat Aiden sudah mengikat lehernya.

***

​Kantor Pusat Ryder Corporation

memiliki dinding panel kaca dari lantai ke langit-langit, menyajikan panorama kota sibuk yang berkilauan di bawah.

Cahaya dingin dari monitor raksasa yang menampilkan peta Asia menyala, menyelimuti ruangan.

​Noa berdiri tegak di depan monitor itu.

Di hadapannya, tiga eksekutif kunci duduk di meja konferensi marmer, siap siaga.

​"Inti dari masalah Winston," Noa memulai, menunjuk pada area yang disorot di peta,

"bukan pada inovasi, melainkan pada keunggulan yang dibangun di atas monopoli infrastruktur. Dia menguasai pasar domestik Asia bukan karena dia yang terbaik, tapi karena dia mengunci jalannya."

​Noa menggesek layar tabletnya, menampilkan grafik.

"Winston mengenakan tarif logistik rata-rata 15% lebih tinggi dari harga wajar. Margin 15% itu adalah lemak yang akan kita potong."

Dia menoleh ke timnya, matanya tajam.

"Kita akan menyerang fondasi logistik mereka. Mulai hari ini, kita meluncurkan R-Logistik Asia (R-LA)."

​Salah satu eksekutif logistik segera menanggapi,

"Tuan Ryder, bagaimana penetapan harga kita?"

​"R-LA akan menawarkan harga 10% lebih rendah dari Winston, sejak hari pertama," tegas Noa.

"Tapi itu hanya setengah dari serangan. Keunggulan kita yang sesungguhnya adalah jaminan ketepatan waktu yang jauh lebih unggul."

​Eksekutif strategi bisnis mengangkat alis.

"Saya berasumsi keunggulan biaya dan waktu ini terkait dengan integrasi global?"

​"Tepat," jawab Noa.

"Keunggulan ini mustahil direplikasi oleh Winston yang terbatas pada pemasok domestik Asia. Kita, berkat aliansi dengan Aliston dan jaringan Ryder, menarik rantai pasok dari sumber global."

​Noa menggeser tablet ke eksekutif ketiga.

"Tugas prioritas. Identifikasi dan beli hak eksklusif di tiga pelabuhan utama yang menjadi choke point logistik Oliver Winston. Kita tidak hanya bersaing, kita akan mengunci jalur kritis mereka. Saya ingin laporan konfirmasi akuisisi di meja saya dalam 48 jam."

Dalam tiga bulan, R-Logistik Asia (R-LA) milik Noa mengambil pangsa pasar yang signifikan.

Oliver Winston terpaksa memerintahkan pemasok logistik utamanya, untuk memotong harga secara drastis, tetapi penalti keterlambatan R-LA membuat jaringan logistik Winston kesulitan bersaing.

Volume pengiriman berpindah dengan cepat, seperti migrasi burung.

Harga saham Winston Corporation anjlok 6%.

Jarak kekuasaan Winston mulai menyempit secara signifikan.

Noa menutup tabletnya dan bersandar di kursinya, tatapannya menyapu keindahan kota.

"Oliver Winston adalah target," Noa menegaskan, matanya berkilat puas.

"Dan sekarang, dia akan dipaksa datang kepadaku dengan kepala tertunduk."

"Tugas kita telah dimulai."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!