NovelToon NovelToon
Royal Veil Of Java (Selendang Cinta Dua Kerajaan)

Royal Veil Of Java (Selendang Cinta Dua Kerajaan)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Uffahazz_2

Putri Raras Ayu Kusumadewi, putri tunggal dari salah satu bangsawan Keraton Yogyakarta, selalu hidup dalam aturan dan tata krama yang ketat. Dunia luar hanyalah dongeng yang ia dengar dari pengawal dan dayang-dayangnya.
Hingga suatu hari, atas nama kerja sama budaya, Keraton Yogyakarta menerima kunjungan kehormatan dari Pangeran William Alexander dari Inggris, pewaris kedua takhta Kerajaan Inggris.
Sebuah pertemuan resmi yang seharusnya hanya berlangsung beberapa hari berubah menjadi kisah cinta terlarang.
Raras menemukan kebebasan dan keberanian lewat tatapan sang pangeran yang hangat, sementara William melihat keindahan yang belum pernah ia temui — keanggunan Timur yang membungkus hati lembut seorang putri Jawa.
Namun cinta mereka bukan hanya jarak dan budaya yang menjadi penghalang, tapi juga takdir, tradisi, dan politik dua kerajaan.
Mereka harus memilih — cinta, atau mahkota.
.
.
Note: semua yang terkandung dalam cerita hanya fiktif belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uffahazz_2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Whispers of Home

Hujan telah reda, meninggalkan aroma tanah basah yang lembut di udara Singapura. Dari balkon apartemen sempit itu, Raras menatap langit pagi yang mulai berwarna oranye pucat. Burung-burung camar melintas, sayapnya menyisakan garis putih di antara awan rendah.

Suara kota mulai menggeliat, namun hatinya justru terasa semakin sunyi.

Sudah tiga hari mereka bersembunyi di tempat yang sama. William tidur di sofa ruang tamu, sementara Raras memilih di kamar kecil dengan jendela menghadap taman kota. Di sana, setiap pagi, ia menulis sesuatu di buku catatannya — huruf-huruf halus, dalam bahasa Jawa halus yang hanya ia pahami.

> “Ibu, apakah Raras masih anakmu yang patuh?

Jika iya, mengapa dunia kini memandangku seolah aku penghianat?”

Ia menutup buku itu dengan pelan, lalu menyandarkan kepala ke jendela. Bayangan Kraton Yogyakarta muncul dalam benaknya — gemericik air di taman sari, gamelan yang berdentang dari kejauhan, dan aroma melati dari sang ibunda. Semua terasa begitu jauh… tapi juga begitu dekat.

---

Suara yang Tak Hilang

Pintu kamar diketuk lembut. “Raras?”

Suara William terdengar parau, baru bangun tidur.

“Masuklah,” ucap Raras tanpa beranjak dari jendela.

William masuk dengan membawa secangkir teh panas. “Kau tidak sarapan sejak kemarin sore. Setidaknya minumlah ini.”

Raras menoleh, tersenyum tipis. “Kau sudah belajar membuat teh seperti orang Jawa sekarang.”

William duduk di kursi dekat jendela. “Aku hanya berusaha membuatmu merasa sedikit seperti di rumah.”

Kata “rumah” membuat dada Raras mengencang. Ia menatap cangkir di tangannya, lalu berkata pelan, “Aku tidak tahu apakah aku masih punya rumah.”

William menatapnya, raut wajahnya berubah. “Jangan bicara begitu.”

Raras menarik napas panjang. “William… aku mulai merasa bersalah. Aku meninggalkan keluargaku, keraton, tanahku. Mereka mungkin berpikir aku diculik, atau lebih buruk—aku mempermalukan darah biru yang mengalir di tubuhku.”

William terdiam sejenak. Ia tahu kata-kata itu datang dari tempat yang dalam—tempat di mana cinta dan kewajiban saling bertabrakan.

“Aku mengerti,” ujarnya akhirnya. “Tapi bukankah rumah adalah tempat di mana kau bisa menjadi dirimu sendiri? Jika mereka tak menerimamu karena kau memilih cinta, apakah itu masih bisa disebut rumah?”

Air mata Raras menetes. “Kau tidak mengerti, William. Bagiku, tanahku bukan hanya rumah. Ia adalah takdir. Ia adalah doa dari tujuh generasi sebelumku. Aku bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri.”

---

Kenangan di Balik Gamelan

Malamnya, Raras tak bisa tidur. Dari jendela kecil, ia mendengar suara musik dari taman bawah — sebuah pertunjukan budaya oleh komunitas Indonesia di Singapura.

Nada gamelan yang lembut itu mengalun, membuat hatinya bergetar.

Ia menuruni tangga, mendekat ke arah taman. Orang-orang berkumpul di bawah tenda, tertawa, menyanyikan lagu Jawa dengan irama lembut. Aroma sate ayam dan teh melati memenuhi udara.

Seorang wanita tua mengenakan kebaya menyapanya, “Mbak, ayo ikut duduk. Dari mana asalnya?”

Raras tersenyum kaku. “Dari Yogyakarta, Bu.”

Wanita itu menatapnya hangat. “Ah, Yogyakarta… tanah para ratu. Kau pasti rindu, ya?”

Raras hanya mengangguk, matanya memanas. Dalam cahaya lampu taman, ia tampak seperti bayangan masa lalu yang tersesat di negeri orang.

Tiba-tiba, suara gamelan berganti menjadi lagu “Suwe Ora Jamu.”

Liriknya sederhana, namun terasa seperti pisau di dada Raras.

> Suwe ora jamu, jamu godhong telo,

Suwe ora ketemu, ketemu pisan gawe gelo…

Air matanya tumpah tanpa bisa ditahan. Ia menutup wajah dengan tangan, berusaha menahan isak yang pecah di tenggorokannya.

---

Antara Dua Dunia

William menemukannya beberapa menit kemudian, duduk di bawah pohon beringin kecil, masih menangis. Ia berlutut di hadapannya, memegang tangannya tanpa sepatah kata pun.

“Maafkan aku…” bisik Raras. “Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai tanahku.”

William menatap matanya yang basah. “Dan aku tak akan pernah meminta kau memilih, Raras. Kau boleh mencintai keduanya. Aku hanya ingin menjadi bagian dari dunia yang membuatmu bahagia.”

Raras menggeleng, bibirnya bergetar. “Tapi dunia itu tidak sama, William. Dunia kita tidak akan pernah menyatu. Kau pewaris Inggris, aku putri Jawa. Kita hidup di bawah bayangan takhta yang berbeda.”

“Lalu biarkan aku menghancurkan bayangan itu,” katanya dengan nada lirih namun penuh tekad. “Aku tidak peduli pada gelar, pada mahkota, atau pada darah biru. Aku hanya ingin kau hidup bebas — di sisiku.”

Raras menatapnya lama. Di dalam tatapan itu ada cinta, ada ketakutan, dan ada keputusasaan yang manis.

Ia lalu bersandar di dada William, mendengarkan detak jantungnya yang tenang — satu-satunya suara yang terasa seperti rumah saat ini.

---

Pagi yang Baru

Keesokan paginya, Raras menulis surat panjang di bukunya.

Kali ini bukan untuk ibunya, tapi untuk dirinya sendiri.

> “Jika cinta adalah kesalahan, maka biarlah aku menjadi kesalahan yang paling indah.

Karena untuk pertama kalinya, aku tahu bagaimana rasanya hidup — bukan hanya menjadi bagian dari sejarah, tapi menciptakannya.”

Ia menutup buku itu, lalu menatap William yang tengah menyiapkan koper.

“Ke mana kita selanjutnya?” tanyanya.

William menatapnya lembut. “Ke tempat di mana kita bisa diterima. Mungkin bukan di sini, bukan di sana. Tapi suatu hari nanti, dunia akan punya ruang untuk cinta seperti kita.”

Raras tersenyum kecil. “Mungkin itu bukan dunia bangsawan… tapi dunia manusia.”

William menggenggam tangannya. “Dan di sanalah kita akan menulis akhir cerita kita sendiri.”

1
🌹 Mommy caeeeem 😍
kereeennnn
Dede Karlina
hadir di sini😄
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
dari fb ada info teh uffa ada novel baru di NToon auto loncat sini🥰 save dulu sik🫶
🌹 Mommy caeeeem 😍
bagi William mendapatkan cinta begitu sulit ya,,,
nah,,, buat sebagian org, cinta nya kok bisa diobral sana sini,, heran deh,,
🌹 Mommy caeeeem 😍
puitis banget kata"nya,,,
aku suka,,,aku suka,,,
🌹 Mommy caeeeem 😍
neng,,,,,
mommy komen nih ya,,,🥰
kalo sempet blz komen kita" ya
🌹 Mommy caeeeem 😍
welcome,,,,,
senang banget mommy atuh neng,,,
bisa baca karya mu di sini lg🥰
New Ulfa aulia
dan aku disini masih diam, mengamati cinta kalian yang mulai tumbuh perlahan😍
New Ulfa aulia
keren thor, karya mu emang gak pernah gagal, selalu berhasil membuat pembacanya nyaman, merasa tenang dan ikut hanyut kedalam suasana cerita👍
Narti'atty Putry Rasyid
🥰🥰🥰🥰
Narti'atty Putry Rasyid
🥰🥰🥰
Fatimah Azzaa88
hadir kk😍😍
Maria Christina Gultom
Hadir Thor,semangat🥰🥰
Faiqotur Rohmah
Save dulu Kak, dibaca nnti 😋
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**: Mba Fai dah sampai sini duluan 😄
total 1 replies
RadenAyu
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Yunita Widiastuti
🌻
Yunita Widiastuti
🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!