Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Adiknya sudah bertindak kelewat batas karena berani bersikap seperti itu padanya padahal selama ini dia melakukan apa saja untuk mereka.
Kaya ingin berjingkrak kesenangan karena Arman sepenuhnya percaya padanya, dan menentang keluarganya.
"Aku sudah memperingatkan kalian sejak awal, Hana itu bagian ku, kalian tidak bisa bertindak seenak nya padanya, kalian bisa membuat kita semua terusir dari sini, para petinggi perusahaan akan selalu datang kesini untuk mengecek keadaanya, bagaimana kalau mereka datang dan menyaksikan kalian menyiksa Hana, kita tidak hanya masuk penjara tapi kehilangan harta juga".
Kayya semakin unjuk gigi dihadapan Arman, dia akan berpura-pura peduli pada mereka tapi nyatanya dialah yang akan menjadi diri dalam daging yang menusuk dan menghancurkan mereka
Aina dan juga Anita menatap sengit dan penuh permusuhan padanya tapi dia tidak peduli, semakin mereka membencinya dan menyerangnya, maka mereka akan semakin dibenci oleh Arman.
"Kayya benar, aku menjadi pemimpin perusahaan sementara tapi segala keputusan umum melalui Hana dan mereka mengatakan diruang rapat jika mereka akan sering mengadakan kunjungan pada Hana sebagai pemilik perusahaan yang sah, jadi jika mereka datang dan menyaksikan kalian menganiaya Hana, kita semua dalam masalah besar".
Arman menarik nafasnya dalam-dalam, tangannya bergetar hebat karena telah memukul adiknya, hal yang tidak pernah dia lakukan seumur hidupnya.
"Jadi dengarkan apa kata Kayya, dia yang akan mengurus Hana, kita harus memastikan Hana diam dan tidak melaporkan apapun perbuatan kita padanya, dia sudah tahu jika sebagian asetnya telah kita ambil, jadi dia bisa membuat kita dalam masalah jika dia melaporkan perbuatan kita".
Aina dan Anita hanya mengangguk kosong, dia tidak menyangka jika Kayya tadi melakukan itu untuk melindungi mereka, lebih tepatnya melindungi Arman dari petinggi perusahaan.
Benar saja belum juga mereka duduk dengan baik, suara bibi memecah ketegangan di antara mereka.
"Maaf tuan, diluar ada tuan Andre, ingin bertemu degan ibu Hana, apa bisa bertemu sekarang?? ". Tanya bibi dengan sopan.
Mereka semua saling memandang, Kayya tersenyum tipis tanpa ada orang yang tahu karena ini adalah bagian dari rencananya untuk meyakinkan Arman.
"Kalian lihat kan, petinggi perusahaan datang kemari??, kepala Hana terluka, beruntung Kayya sudah mengobatinya, aku yakin Hana pasti tidak akan berani macam-macam jika sudah kita ancam".
"Iya bi, kami akan kesana sekarang, Kayya tolongin mas, pastikan keadaan Hana dan bawah dia keruangan tamu, kita harus pastikan dia menutup mulutnya saat ini, dia sudah tahu semua keburukan kita".
Kayya mengangguk kemudian melenggang pergi sana menyisakan Anita dan Aina yang kini menunduk menyadari jika perkataan Arman ada benar nya.
"Jangan ulangi lagi, aku tidak mau mengasari kalian lagi, dan untuk kamu Aina, kakak minta maaf karena menamparmu, kamu tidak boleh kurang ajar pada kakak karena kakak selama ini yang membiayai semua kebutuhanmu, jadi patuhi perintah kakak, kalau tidak seluruh fasilitas mu kakak cabut".
Arman meninggalkan keduanya setelah mengancam keduanya, dia harus menemui Andre sambil menunggu Hana.
Kayya yang berada di ruangan Hana kini mengatakan kembali rencananya agar semua berjalan lancar.
"Kak kakak harus pura-pura ketakutan padaku dan pura-pura tetap tidak tahu apa-apa, aku mau rencana kita berjalan, tadi saja Arman menampar adik kesayangannya karena hasutan ku jadi kakak harus pura-pura juga ok".
Hana tersenyum senang, ternyata Madu yang dianggap orang sebagai saingan dan momok menakutkan untuk hidup itu ternyata tidak selamanya benar, dan sekarang dia merasa jika punya pelindung dan juga adik yang bisa membelanya setiap saat.
"Oh iya dokter pesanan ku akan datang, aku sudah menyuruh Andre untuk mengurusnya, jadi Arman tidak bisa menolak karena itu langsung dari petinggi perusahaan, aku juga sudah memberitahu dokter dan suster untuk berpura-pura mencoba mambuat kakak mati perlahan-lahan, jadi kita jalankan rencana kita, oke??".
Hana mengangguk senang, dia yakin nantinya dia akan sembuh tanpa mereka tahu, dan bisa membalas mereka semua sekaligus.
Arman yang telah menghampiri Andre pun menjabat tangannya dengan ramah, sebisa mungkin dia mengambil hati pemegang saham kedua perusahaan itu untuk memuluskan rencananya nanti.
"Bagaimana kabarnya pak Andre? , lama tidak jumpa". Ucap Arman dengan basa-basi.
Andre yang sudah tahu tingkah Arman pun menjabat tangan itu dengan wajah pura-pura senang dan ramah padahal dia ingin sekali mendaratkan pukulan diwajah lelaki sialan ini.
"Dimana ibu Wina, kok anda yang menyamperin saya, seharusnya ibu Wina?? ". Tanyanya dengan nada begitu merendahkan
Arman tersenyum paksa dan berusaha mengontrol emosinya yang mulai meledak karena tidak terima karena dihina.
"Dia sedang bersama sekretaris saya pak, tadi sekretaris saya membawa berkas untuk diberikan kepada Wina hari ini". Ucapnya dengan senyum paksa.
Andre pura-pura mengangguk mengerti, padahal dia sengaja bersandiwara agar Arman percaya.
"Oh iya ini ada dokter dan suster dari perusahaan langsung, mereka akan menangani khusus kesehatan Wina, dan itu tidak bisa ditolak karena mereka rekomendasi para petinggi perusahaan dan juga investor".
Arman mengepalkan tangannya dengan tidak percaya, mereka semua tidak pernah melihat dirinya sebagai pimpinan sampai masalah seperti ini dia tidak tahu.
"Maaf Pak Andre saya keberatan, saya adalah pemimpin perusahaan yang baru, kalian tidak pernah mengatakan apapun apda saya soal seperti ini, ini nanya terlalu lancang dan tidak menganggap keberadaan saya". Ucapnya dengan emosi tertahan.
"Maaf Pak Arman, ini memang bukan urusan dan wewenang anda, cukup urus perusahaan saja seperti perkataan Ibu Hana waktu itu jadi tolong posisikan diri anda, Hana tetap yang paling utama diperusahaan jadi anda tidak bisa banyak tingkah".
Wajahnya sungguh merah padam, apa dia diangkat menjadi pimpinan hanya untuk dijadikan bahan lelucon dan juga tidak ada harganya.
"Hay Pak Pak Andre, anda sudah datang ternyata". Ucap Hana dengan ramah berusaha terlihat baik-baik saja, kepalanya diperban karena terluka lumayan dna sudah diobati.
"Kepala ibu Hana kenapa?? ". Tanya Andre dengan terkejut.
Keringat dingin membasahi wajah Arman, dia sungguh khawatir jika istrinya mengadukan perbuatan ibunya dan adiknya tadi.
"Oh ini, tidak apa Pak, saya jtuh dikamar mandi tadi, beruntung ada suami dan sekretaris nya membantu saya". Ucapnya melirik ketakutan pada suaminya
Dalam hati dia betul-betul mengumpat dengan kasar nama suaminya dan berharap dia cepat mati.
Melihat dan mendengar perkataan istrinya, dia melirik Kaya dengan senyum tipis, dia yakin Kaya sudah mengancam Hana sehingga tidak berkata sembarangan.
"Ada apa yah Pak Andre, kok tumben datang kesini?? ". Tanyanya pelan.
"Oh ini bu, saya membawakan dokter dan perawat dari perusahaan untuk membantu pemulihan ibu".
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??