Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wilayah Terpencil Kerajaan
“Semuanya telah siap? Kita akan pergi lebih dalam ke Kerajaan Amberwater, persiapkan diri kalian semua!” ucapku sebelum mengaktifkan batu sihir teleportasi.
Kami keluar dari portal teleportasi dan kembali ke lokasi terakhir kami, Wilayah Terpencil Kerajaan. Wilayah yang biasanya didiami oleh para rakyat jelata dan yang terbuang dari Kerajaan ini.
“Apakah benar ini wilayah terpencil?” tanya Alessandro memperhatikan bangunan di sekitarnya.
“Ini benar-benar berbeda dari wilayah terpencil yang ada dipikiranku,” ucap Elano yang juga ikut memperhatikan.
“Dan juga jalanannya disini sebagus jalanan utama Kerajaan, mungkinkah Kerajaan Amberwater sebelumnya adalah Kerajaan yang sangat Makmur?” tanya Maria sekarang.
“Kerajaan Amberwater adalah salah satu Kerajaan masa lampau dan dinyatakan menghilang dari Terra lebih dari 600 tahun yang lalu. Kerajaan ini adalah Kerajaan yang memiliki peradaban sihir dan teknologi diluar kemampuan manusia. Masih menjadi sebuah misteri mengapa Kerajaan ini akhirnya menghilang 600 tahun yang lalu,” ucapku memberikan sebuah informasi pada mereka.
“Bagaimana anda tahu akan itu Yang Mulia?” tanya Lukasz yang melihatku secara langsung. Aku tidak bisa memberitahukannya kan kalau itu aku dapatkan dari penjelasan game ini.
“Aku pernah membacanya di arsip utama Kerajaan Lukasz,” ucapku yang memimpin penjelajahan kami disini.
Wilayah kedua adalah Wilayah Terpencil Kerajaan, berbeda dengan gorong-gorong yang memiliki beberapa ruangan berbeda dan sebuah ruangan boss, tempat ini hanya memiliki satu wilayah garis lurus dan sebuah ruangan boss di ujungnya.
“Yang Mulia, apakah tidak ada manusia yang meninggali rumah-rumah ini?” tanya Maria padaku.
“Iya, saya merasa seperti ada sesuatu yang memperhatikan kita dari tadi, namun saya tidak bisa merasakan hawa manusia maupun monster disini,” lanjut Elano yang sesekali mengintip jendela rumah-rumah.
“Mungkin itulah yang disebut sebagai arwah gentayangan manusia disini. Apa kalian sadar manusia apa yang dapat hidup selama 600 tahun di tempat yang dipenuhi kegelapan seperti ini?” tanya Alessandro yang menyalakan rokoknya.
“Masuk akal juga Pak tua, perkataanmu itu,” ucap Lukasz.
“Umurku masih 50, aku belum tua,” balasnya.
“Tapi hal itu termasuk benar, apa yang dikatakan Alessandro, ucapku.
“Apa kalian bisa hidup disini tanpa penerangan, dalam kegelapan yang dapat memakan kita hidup-hidup, selama 600 tahun?” ucapku pada mereka.
“Yang Mulia benar, selain itu, seluruh pintu dan jendela rumah ini telah disegel. Apakah ada sesuatu yang memungkinkan mereka menyegel pintu mereka?” tanya Elano saat memperhatikan.
“Tapi, pintu-pintu ini disegel dari luar, dan untuk jendela disegel dari dalam, bukankah kalian merasa ada hal yang aneh yang terjadi?” tanya Lukasz kali ini yang diikuti oleh anggukan Maria.
“Mungkin itu bukan untuk mengunci orang yang akan masuk, tapi untuk mengunci agar mereka tidak keluar,” ucap Alessandro yang menghela nafasnya.
“Jadi ada apa dibalik sana tidak ada yang mengetahuinya,” ucapnya kembali dan berjalan ke salah satu air mancur disana.
“Bahkan air disini tidak terlihat kering, namun aku tidak merasakan air ini sama dengan yang dirumah,” ucapnya yang mencoba meraih air mancur ditengah itu.
“Oleh karena itu, semakin kita berhasil menjelajahi Kerajaan ini, semakin banyak misteri yang akan terungkap,” ucapku pada mereka.
[Dungeon 2-1 Wilayah Terpencil Kerajaan]
[Kalahkan Musuh, Orc]
“Kita memasuki wilayah pertempuran, musuh kita adalah Orc! Bersiap untuk bertempur!” Perintahku dan kami semua bersiap dengan senjata kami masing-masing.
“Musuh terlihat!” ucap Elano saat melihat beberapa Orc maju menyerang kami dari depan.
Perisai Elano menahan serangan Orc dan tebasan pedang kami berhasil mengalahkan mereka.
Orc merupakan mahluk yang memiliki tubuh tinggi dan besar seperti hulk dan memiliki kekuatan yang setara dengan tiga manusia. Secara garis mereka lebih kuat dan lebih besar daripada manusia. Secara kecepatan mereka hampir sama dengan manusia dan yang membuat manusia unggul adalah di kecerdasan kami.
Namun, beruntungnya aku kali ini, para Orc memiliki pertahanan terhadap serangan fisik senjata tumpul yang bagus, namun kelit mereka secara umum sama seperti kami, yang berarti senjata-senjata tajam, peluru dan sihir akan berpengaruh dengan baik untuk mereka.
Meskipun mereka memiliki kekuatan layaknya tiga manusia, kami adalah para penantang dengan kekuatan pahlawan, yang artinya meskipun jumlah kami sedikit, kami mampu mengalahkan mereka dengan cukup mudah.
Alessandro adalah maestro serangan berjarak, Elano memiliki kekuatan pertahanan yang tinggi, Maria memiliki sihir dalam jumlah yang tinggi, dan kami berdua, aku dan Lukasz adalah salah satu karakter kuat dalam game ini. Secara umum kami berhasil mengalahkan berapapun Orc yang menyerang, meskipun beberapa dari mereka berhasil memukul kami mundur secara harfiah.
“Apa kalian menyadari sesuatu?” tanya Elano pada kami.
“Kita hanya berada di satu jalan lurus tanpa ada perempatan dan yang lainnya?” tanyanya kembali.
“Jika dipikir-pikir ini hal yang aneh bukankah begitu Yang Mulia?” tanyanya lagi padaku.
“Tadi saat saya terlempar keatas, saya berpikir akan terbang kebalik tembok itu, tapi anehnya, seperti ada sesuatu yang mendorong saya kembali ke tengah,” ucapnya.
“Ada banyak hal yang mungkin tidak bisa kita pikirkan secara logika, tapi yang pasti kita akan terus maju dan mencari tahu apakah itu Elano,” ucapku sebelum melemparkan sebuah batu keluar, namun batu tersebut seperti ditarik kembali kedalam.
“Sudah kuduga, lebih baik kita dengan cepat mengalahkan boss mereka dan kembali ke Kota, aku merasa sesuatu yang lebih buruk akan terjadi semakin lama kita disini,” ucapku dan kami berlari kecil mengikuti jalanan ini dengan sesekali memberantas musuh yang tiba-tiba muncul.
Kami telah berjalan selama lebih dari dua jam, dan akhirnya kami sampai di ujung jalanan ini. Dihadapan kami adalah sebuah bangunan seperti pabrik yang terbengkalai yang dipenuhi dengan tumbuhan merambat.
“Baiklah, persiapkan diri kalian, setelah kita membuka pintu ini, adalah boss dari wilayah ini, sebuah monster yang dinilai sebagai Orc Champions ada didalamnya,” ucapku pada mereka sebelum kami memasuki tempat ini.
[Dungeon 1-4 Gorong-Gorong Bawah Tanah]
[Kalahkan Boss Musuh]
[Orc Champion - ???]
Tidak diperlihatkan nama Orc Champion didepan kami. Berbeda dengan Karlsruhe yang menjadi Wyvern Champion, boss musuh sebelumnya, disini dia tidak memiliki nama yang terpampang.
Di dalam, kami melihat satu Orc yang berada di tengah. Dia memakai zirah layaknya seorang Ksatria. Ditangan kanannya adalah sebuah pedang dan ditangan kirinya adalah sebuah perisai. Dia terlihat seperti seorang Kesatria daripada monster.
“Lebih dari lima puluh tahun aku menantikannya!” dia berbicara? Dia bisa berbicara?!
Ini mungkin hal yang lebih mengejutkan daripada keberadaan Kerajaan ini, sebuah monster yang dapat berbicara bahasa manusia.
“Kalian para manusia! Berikanlah aku kematian layaknya seorang Kesatria!” Teriaknya sebelum melesat menuju kami. Dia tiba-tiba sampai di depan kami dan mendorongkan perisainya pada Elano. Elano terlempar beberapa meter dan mendarat dibelakang sebelum melempar tombaknya ke dada monster tersebut.
Lukasz datang setelah tombak itu ditepis dengan mudah. Pedang Lukasz berkontak dengan perisainya, menyebabkan sebuah ledakan tekanan disekitar mereka.
“Dia kuat sekali!” ucap Lukasz tersenyum lebar.
Aku merasakan tubuhku makin ringan karena sihir Maria, ikut menyerang dengan pedangku. Sebuah tebasanku mampu memotong perisai itu dengan mudah seperti pisau panas di mentega. Orc tersebut melompat kebelakang saat tahu pedangku mampu menembus perisainya dengan mudah.
“Pedang berbahaya ditangan gadis sepertimu,” ucapnya sebelum melemparkan perisainya ke arahku. Elano maju dan menepis perisai tersebut. Dentuman keras terdengar dan dia terpental menuju kearahku.
“Kenapa lagi Elano?!” ucapku yang ikut jatuh terdorong Elano.
“Maaf Yang Mulia!” jawab Elano yang bersiap dengan perisainya kembali.
“Datanglah Kesatria!” Teriaknya sebelum Lukasz melesat maju. Duel pedang terjadi antara mereka berdua. Serangan bertubi-tubi antara dua Kesatria tidak terelakan, percikan api dari dua baja yang saling beradu dalam kecepatan sangat tinggi membuat kami terpana.
Secara perlahan, Lukasz dipaksa mundur dari posisi menyerangnya dan berganti menjadi pihak yang bertahan. Saat dia mengangkat pedangnya, akan melakukan serangan pamungkasnya, tembakan Alessandro menghentikannya. Tembakannya mengenai helm dan pedangnya hingga mundur kebelakang.
Namun, sebelum ia dapat melangkah maju menyerang, rentetan peluru Alesandro telah membabibuta posisinya. Tembakan demi tembakan membuatnya mundur dari posisi bertahannya.
Maria yang dari tadi diam bersiap dengan sihirnya, menembakkan bola api raksasa yang melahapnya dalam sekali serangan. Perpaduan serangan Alessandro dan Maria menyebabkannya terluka parah.
Saat dia mencoba bangkit kembali, Lukasz telah berada didepannya dan aku telah berada di belakangnya. Serangan kami berdua memenggalnya tanpa kesusahan. Pintu sisi lainnya terbuka saat kami berhasil mengalahkannya.
“Dia sangat kuat Yang Mulia,” ucap Lukasz yang mengadu pedangnya dengan perisai yang digunakannya.
“Dan dia memiliki teknik berpedang Kerajaan sama sepertiku,” ucapnya menambahkan.
“Iya, dan kemungkinan akan ada tiga dari dia untuk pertempuran selanjutnya,” ucapku padanya yang kuingat akan ada tiga boss dalam penyerangan selanjutnya jika mengikuti kebiasaan yang ada di game ini.
“Yang Mulia!” ucap Alessandro saat mengambil zirah yang dikenakan oleh boss tadi.
“Apakah anda tahu zirah ini berasal dari mana?” tanyanya padaku. Zirah ini memang memiliki bentuk yang khas, namun aku tidak dapat mengetahuinya. Aku menggelengkan kepalaku padanya.
“Ini adalah zirah Kerajaan Andalusia di zaman lalu,” ucapnya pada kami.
“Kalian anak muda tidak akan mengetahuinya karena mereka terakhir memakainya sekitar 30 tahun yang lalu.”
“Tapi saya yakin dengan sangat yakin bahwa ini adalah zirah pasukan Kerajaan Andalusia, lebih tepatnya untuk perwira pangkat Kapten dan Kolonel. Yang berarti...”
“Kerajaan Andalusia pernah mengirimkan pasukannya kemari...” lanjut Elano yang langsung menutup mulutnya.
“Tidak apa Elano, aku juga tidak diberitahu akan hal ini,” ucapku padanya. Putri dan Pangeran Kerajaan ini tidak mengerti yang terjadi di Kerajaan Amberwater dan segala pasukan yang pernah dikirim kemari hanya untuk berakhir sia-sia.
“Hal ini berarti monster yang kita lawan kali ini bukanlah murni monster, namun para pendahulu kita di Kerajaan Andalusia,” ucapku yang mengagetkan seluruh orang.
Aku mengambil kalung yang dipakai oleh monster ini. Terdapat informasi mengenai pasukan dan tahun berapa mereka pergi kemari.
“Kolonel Britten Von Schaft, kami tak akan melupakanmu. Terima kasih atas seluruh perjuanganmu disini.”
“Lukasz, Maria, Elano, Alessandro. Kita rahasiakan hal ini dari seluruh orang disana. Ayo kita kembali saja kesana. Tempat ini benar-benar memuakkan,” ucapku sebelum berjalan melewati pintu utama menuju wilayah ketiga. Aku bahkan tidak mengecek hadiah yang kudapatkan yang langsung kemasukkan saja kedalam penyimpanan.
Kami melihat tangga berputar yang sepertinya mengarah ke wilayah ketiga, Benteng Luar Amberwater. Sesuai dengan namanya, pasti berada di bagian teratas dan kami ada di bagian terbawah, yang artinya kami harus menaiki ini sampai keatas.
“Lukasz, aku memberimu sebuah perintah, gendong aku sampai keatas,” ucapanku mengagetkannya dan seluruh orang disini.
“Apa kalian berpikir Seorang Putri akan menaiki tangga ini, sekarang Lukasz gendong aku sampai keatas,” perintahku kembali ke Lukasz.
“Atau kau tidak mau, kalau begitu Elano, aku membe..”
“Saya akan melakukannya Yang Mulia!” ucapnya padaku.
Dia membawaku dengan gaya gendong ala seorang putri. Ini lebih memalukan daripada yang kuperkirakan, terutama saat ketiga orang lain melihatku dengan wajah yang sedikit memerah.
“Hmm enaknya menjadi anak muda lagi,” ucap Alessandro sambil tertawa.
Kami sampai diatas, butuh sekitar hampir 20 menit sebelum kami sampai diatas. Lukasz terlihat biasa saja, dia tidak terlihat kecapekan, sama seperti Elano yang cukup baik-baik saja, namun Alessandro dan Maria terlihat lebih capek dari biasanya.
“Aku harus..mengurangi..rokok ini!” ucapnya sambil menghisap rokok kembali.
“Aku mau..digendong..juga,” ucap Maria yang terengah-engah.
Baiklah kalian, itulah tujuan utama kita nanti, Kastil Kerajaan Amberwater,” ucapku sebelum menunjukkan Kerajaan raksasa ini dari jarak pandang mata. Kastil raksasa dengan warna kehitaman. Ditambah dengan nyala api dan lampu yang berwarna kehijauan menambah kesan mistis dari kerajaan itu.
Kerajaan tujuan kami selanjutnya, namun perjalanan itu bukanlah hari ini, masih ada banyak hal yang harus kami lakukan sebelum sampai disana, salah satunya adalah bertahan dari setiap gempuran monster yang dikirim oleh Raja Iblis pada kami.